CHAPTER 21

2.4K 312 10
                                    

Semenjak Geva hamil, Jimin semakin protektif dan juga ketat untuk menjaga wanita itu. Geva tidak lagi mengurus pekerjaan rumah, Jimin sudah menyewa seorang asisten yang berasal dari rumah kedua orang tuanya untuk mengurus pekerjaan rumah yang biasa dilakukan oleh Geva. Kedua orang tua Jimin sudah mengetahui jika Geva hamil, mereka sangat senang mendapatkan kabar tersebut.

"Kau sudah makan, sayang?" tanya Jimin yang baru saja masuk ke dalam kamar, pria itu baru saja mengantar Keyra pulang dari sekolah. Ya, setiap hari ia akan menjemput Keyra lalu menyempatkan diri untuk bertemu Geva dan akan kembali ke kantor.

Geva mengangguk. "Kau sendiri sudah makan?" Jimin menggeleng pelan.

"Ayo, makan siang dulu bersama Keyra."

Jimin hanya mengangguk pelan. "Kau sudah meminum vitamin?" Geva kembali mengangguk, wanita itu sedang mengambil pakaian untuk Keyra.

"Iya, sudah, kau cerewet sekali."

"Untuk kebaikanmu sayang." ujar Jimin lalu melangkahkan kakinya menuju ke arah Geva, menarik tangan wanita itu untuk masuk kedalan dekapannya. Geva terkejut disaat Jimin yang tiba-tiba memeluknya.

"Sebentar saja."

Geva hanya diam tidak menjawab, ia membiarkan Jimin memeluknya, tak lama ia juga membalas pelukan suaminya dengan erat. Jujur saja, selama ia hamil, ia juga mulai mencintai Jimin.

"Boleh aku menyentuh perutmu?" tanya Jimin yang hanya diangguki oleh Geva, perlahan, pria itu mulai membawa tangannya ke perut Geva, mengelusnya selembut mungkin. Kini dirinya berjongkok, memposisikan kepalanya tepat di hadapan perut Geva kemudian memajukan kepalanya untuk mencium perut Geva yang masih terlihat datar.

"Keyra baik-baik saja saat dia bersamamu?"

"Tentu saja, dia sering memperhatikanku dan juga mengingatkanku untuk meminum susu dan juga vitamin. Dia benar-benar tidak sabar untuk menunggu kehadiran Adiknya, ia sering mengelusnya dan juga mengajaknya berbicara. Lucu sekali jika kau melihatnya." ujarnya seraya terkekeh pelan, Jimin juga diam-diam tersenyum mendengarnya.

"Aku mencintaimu." ujar Jimin lalu bangkit dari posisi jongkoknya, dia mengelus rahang Geva, tangan kanannya memegang dan menarik pinggang Geva hingga tidak menimbulkan jarak antara keduanya.

Geva terdiam mendengar ucapan Jimin.

"Aku juga.. mencintaimu." Jimin membulatkan matanya mendengar Geva, sungguh wanita itu mencintai dirinya? "Aku juga mencintaimu." Jimin menaikkan kedua sudut bibirnya membentuk senyuman tipis yang indah. Dirinya bahagia.

"Terima kasih," Jimin menarik dagu Geva lalu mempertemukan bibir mereka, Geva memejamkan matanya untuk menikmati perlakuan Jimin kepada dirinya, hingga keduanya terkejut disaat ada suara yang membuat mereka harus berhenti melakukan aktivitas tersebut.

"Mama, Papa! Aku lapar!" Dia adalah Keyra, oh tidak, mata kedua anak mereka sudah tidak suci atas perbuatan mereka.

I WANT CHILDREN

"Wah! Benarkah?" tanya Taehyung kegirangan setelah mendengar cerita Jimin, ya, pria itu akan selalu berbagi cerita kepada para sahabatnya.

"Ya, aku sangat bahagia mendengarnya."

"Aku juga ikut bahagia mendengarnya, kau harus mentraktir kami sebagai hari cintamu yang terbalaskan dan juga kehamilan Geva." ujar Jungkook yang membuat Jimin menghela napasnya.

"Harus ada perayaan seperti itu?"

"Tentu saja, kau harus merayakannya."

"Sebagai hari perayaan atau hanya keinginan kalian?"

Semuanya terkekeh mendengarnya.

"Tahu saja keinginan kami, ayo! Traktir kami, anggap saja ini sebagai hari perayaan jika cintamu terbalaskan." Hoseok juga mendukung perkataan Jungkook, wah, sepertinya mereka hobi sekali membuat Jimin kesal.

"Tidak ada hari perayaan seperti itu!"

"Ada!"

"Tahu dari mana?"

"Dari otak cerdas kami, haha!"

"Sialan!"

I WANT CHILDREN

Geva hanya tersenyum malu lalu terkekeh pelan disaat ia mengingat di mana ia menyatakan cintanya kepada Jimin, entah kenapa ia merasa sangat senang dan juga bahagia setelah menyatakan perasaannya.

Wanita itu melangkahkan kakinya untuk melangkah ke kamar Keyra, ingin melihat apa yang dilakukan oleh Keyra.

Perlahan, ia membuka kamar Keyra, wanita itu mengerutkan keningnya melihat Keyra yang sibuk dengan lembaran kertas serta dengan alat gambar.

"Keyra? Kenapa belum tidur?"

Keyra terkejut lalu terkekeh pelan. "Aku sedang menggambar Mama, lagi pula esok adalah hari Minggu jadi aku bisa bangun kapanpun." Geva mendekat ke arah Keyra untuk melihat gambar yang dibuat oleh anaknya.

"Aku sedang menggambar keluarga kita, ini adalah Mama, ini Papa, dan ini aku!" ujarnya sambil menunjuk gambarnya, Geva hanya tersenyum.

"Wah, anak Mama hebat." Puji Geva membuat Keyra tersenyum. "Sayang, tidur ya? Ini sudah pukul sebelas malam, tidak baik jika tidur larut malam." Keyra hanya mengangguk lalu mengemaskan semua alat gambarnya.

"Ingin Mama temani?"

"Tidak perlu, Ma, aku sudah bisa tidur sendiri." ujar Keyra lalu membaringkan tubuhnya. "Baiklah jika begitu, selamat malam sayang." Wanita itu mencium kening anaknya terlebih dahulu kemudian keluar dari kamar Keyra. Tepat saat ia keluar dari kamar anaknya, dia mendengar suara mobil, pastinya itu Jimin.

Geva dengan semangat membuka pintu utama dan ya, benar, itu adalah suaminya. Ia mempersilahkan Jimin masuk dan menyuruhnya untuk membersihkan diri.

I WANT CHILDREN

"Sayang? Belum tidur?" Geva menoleh dan mendapatkan Jimin yang tengah membasuh rambutnya, pria itu menaruh handuknya ke dalam lemari lalu beranjak ke atas ranjang.

"Belum, aku menunggumu." Jimin hanya terkekeh lalu membawa istrinya ke dalam pelukannya.

"Kau wangi sekali, aku menyukainya." ucap Jimin sembari mencium kepala istrinya, dia menaruh dagunya di atas kepala wanita itu. 

Keduanya terkekeh lalu terdiam sebentar. Jimin tampak berpikir sebentar. "Sayang? Apa kau ingin Honeymoon? Anggap saja Honeymoon ini seperti malam pertama kita, malam yang telah kita lewatkan pada hari pertama pernikahan kita. Apa kau ingin?"

 Apa kau ingin?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
I WANT BABY ✓ Where stories live. Discover now