CHAPTER 3

3.1K 358 6
                                    

Tujuh pemuda tampan itu tengah berada di rumah milik Jimin, mereka saling bercerita, sesekali mereka terkekeh jika mendengar lelucon yang dikeluarkan oleh salah satu dari mereka.

"Aku baru saja membeli PlayStation keluaran tebaru, ingin bermain?" tanya Jimin membuat para sahabatnya kegirangan, tentu saja mereka ingin, sudah lama tidak memegang stick.

"Baiklah! Aku akan menyiapkan beberapa minuman!" Namjoon beranjak berdiri. "Kau menyiapkan bir?" tanyanya, Jimin menggelengkan kepalanya mendengar Namjoon. Ia tidak ingin mabuk-mabukan bersama sahabatnya.

"Tidak, hanya terdapat Sprite dan juga Coca-Cola, aku tidak ingin minum bersama kalian jika kita meminumnya di rumahku. Aku trauma sejak terakhir kali kita minum bersama di rumahku." Namjoon hanya terkekeh mendengar keluhan Jimin. Saat itu, mereka meminum Bir di rumah Jimin hingga mabuk, dan keesokan harinya rumah pria itu seperti kapal pecah dan disaat itu pula kedua orang tua Jimin datang ke rumah pria itu.

Wah, kalian tahu apa yang terjadi? Jimin mendapatkan konser gratis dari sang Ibu.

"Aku sangat tertarik disaat kau terkena konser dari Ibumu."

"Terserah apa katamu, Hyung!"

I WANT CHILDREN

Geva berada di kamar bersama sang Putri, Keyra tidak bisa tidur tanpa sang Ibu dan berakhir Keyra dan Geva tidur bersama di kamar Jiyeon.

Wanita cantik itu tidak bisa tidur, matanya belum bisa terpejam. Ia hanya memeluk Keyra sembari menepuk-nepuk bokong Putrinya, ia sedang berpikir untuk mencari pekerjaan tambahan. Seharusnya Keyra sudah masuk sekolah tingkat Taman Kanak-Kanak, tetapi karena penghasilannya belum cukup, Keyra belum bisa merasakan bagaimana dia berada di sekolah bersama teman-temannya.

Tok Tok.

Terlihat Nyonya Park atau biasa yang disebut dengan nama Jennie kini masuk kedalam kamar sang Anak, dengan langkah perlahan dirinya beranjak ke ranjang sang Putri yang tengah ditempati oleh Geva dan Keyra.

Geva dengan perlahan melepaskan pelukannya kepada sang Anak dan berdiri untuk menghampiri Jennie.

"Ada apa, Kak? Apa Kakak membutuhkan sesuatu?"

"Aku ingin berbicara sebentar denganmu, bisa?" tanya Jennie yang hanya dijawab oleh anggukan kepala dari Geva, mereka keluar dari kamar dan menuju ke ruang keluarga.

"Apa yang ingin kau bicarakan, Kak?"

"Sebelumnya maafkan aku untuk bertanya hal seperti ini padamu.  Keyra sudah seharusnya masuk sekolah tingkat Taman Kanak-Kanak, kan?" Wanita bermarga Min itu mengangguk pelan. "Geva, aku sudah menganggapmu sebagai Adikku sendiri. Biarkan Keyra sekolah, aku akan membiayainya dan kau bisa menggantikan hal itu dengan cara membantuku."

"Kak.."

"Putrimu membutuhkan pendidikan. Aku akan membiayai sekolahnya." ujarnya membuat Geva sangat bahagia dan berterima kasih kepada Jennie.

"Terimakasih, Kak!"

"Ya, sama-sama, kembalilah ke kamar dan tidur, mungkin Keyra akan terbangun jika kau tidak berada di sampingnya."

I WANT CHILDREN

"AH, SIALAN!" Semua terkejut mendengar suara teriakan dari Jimin, sekarang sudah pukul sepuluh pagi dan Jimin baru saja terbangun dari tidurnya. Keadaan sungguh kacau. Mereka tidak tidur di kamar mereka, melainkan di ruang keluarga. Snack, sampah, minuman sudah berserakan di mana-mana. Pikiran Jimin kacau saat melihat kondisi ruangan keluarga.

Pria itu baru saja terbangun karena cahaya matahari mengenai wajahnya dan hal itu sangat menyilaukan sehingga membuat dirinya terbangun. Seharusnya ia melihat pemandangan yang membuat perasaannya menjadi baik, tetapi hari ini ia malah melihat pemandangan yang sungguh akan membuat dirinya ingin pingsan. Jimin berharap Ibunya tidak akan datang ke rumahnya secara tiba-tiba.

"Bangun kalian semua!" Jimin mengambil satu bantal yang berada di sofa lalu memukul wajah sahabatnya—yang tengah tertidur di lantai, kacau sekali.

Mereka begadang semalam—bermain PlayStation dan hal itu membuat mereka tertidur di ruang keluarga. Mereka sudah malas untuk berjalan ke kamar, sementara untuk beranjak ke kamar hanya membutuhkan lima langkah.

Semuanya pun terbangun disaat mereka merasakan jika wajah mereka terkena serangan benda yang cukup kuat di pagi hari.

"Bantu aku membersihkannya! Nanti Ibuku akan datang secara tiba-tiba dan dia akan menghukumku! Aku tidak mau itu terjadi kembali."

"Kenapa ruangan ini seperti tempat pembuangan sampah? Jorok dan menjijikkan sekali!" ujar Hoseok setelah menyadari jika ruangan yang ia tempati saat tidur seperti pembuangan sampah.

"Ini ulahmu bodoh!" ujar Namjoon lalu menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Hei! Kenapa hanya menyalahkanku?" tanya Hoseok, dia tidak terima jika hanya dirinya yang disalahkan.

"Berhentilah berdebat! Bantu aku membersihkan ruangan ini!" ujar Jimin kesal kepada Hoseok dan Namjoon, semuanya tengah membantu Jimin membersihkan ruangan, sementara Namjoon dan Hoseok masih sibuk berdebat.

Dasar pria.

Dasar pria

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.
I WANT BABY ✓ Donde viven las historias. Descúbrelo ahora