[ EPILOG ]

3.3K 275 20
                                    

Setelah keluar dari rumah sakit, Jimin sangat menjaga Geva. Ia sangat protektif terhadap wanita itu.

Tidak terasa, Geva sudah memasuki bulan kesembilan hari ke sepuluh. Mereka hanya menunggu waktunya, dan selama sepuluh hari tersebut, Jimin juga tidak bekerja.

Saat ini, Geva tengah berada di dapur, wanita itu tengah membuat susu hamil. Ia juga meminum vitamin agar bayi yang berada di kandungannya tetap sehat. Setiap bulan mereka mengecek kesehatan Geva dan juga calon anak mereka.

Mereka tidak ingin mengetahui kelamin calon anak mereka, mereka ingin tahu disaat Geva melahirkannya—agar bisa menjadi kejutan untuk keduanya.

"Sayang? Kau sedang apa?" tanya Jimin lalu merangkul tubuh Geva, pria itu datang secara tiba-tiba membuat Geva terkejut.

"Aku sedang membuat susu."

"Kenapa tidak meminta Bibi Song untuk membuatnya? Aku tidak ingin kau kelelahan." ucap Jimin khawatir. Bibi Song merupakan asisten rumah mereka. Kini, keduanya sibuk di dapur, meninggalkan Keyra yang tengah tertidur pulas di kamar mereka. Ya, Keyra meminta kepada Jimin dan Geva agar dirinya bisa tidur dengan kedua orang tuanya tersebut, dan tentu saja keduanya mengabulkan permintaan Keyra.

"Aku bisa sen—akh." Wanita itu memegang perutnya, ia kesakitan membuat Jimin benar-benar khawatir.

"Geva?"

"P-Perutku," keluhnya, dan disaat itu pula Jimin menggendong tubuh Geva untuk masuk ke dalam mobilnya. Ia yakin, jika istrinya akan melahirkan.

I WANT CHILDREN

Jimin berada di dalam ruangan persalinan untuk menemani Geva yang terus-menerus mengeluh mengatakan jika perutnya sakit. Saat di perjalanan, Jimin menghubungi Taehyung untuk membawa Keyra ke rumah sakit—rumah sakit di mana saat dulu Geva dirawat akibat kecerobohannya.

Geva menggenggam tangan Jimin erat, sedangkan Jimin terus mengelap keringat Geva yang bercucuran di wajahnya.

"Kau bisa, aku yakin!"

Jimin memberi dukungan kepada Geva, dan sekarang persalinan pun dimulai.

"Cakar bahuku jika kau merasa kesakitan, biarkan aku juga merasakan apa yang kau rasakan saat ini, agar kita impas!" Mendengar ucapan Jimin, Geva dengan cepat melakukan hal tersebut. Jimin tidak merasakan rasa sakit yang diberikan oleh Geva—cakaran yang wanita itu berikan.

"Sedikit lagi, Nyonya! Kepalanya sudah terlihat."

Geva memejamkan matanya, berusaha sekuat mungkin untuk mengeluarkan bayinya.

Dan kini, wanita itu bernapas lega setelah mendengar suara tangisan seorang bayi. Ia hanya tersenyum kemudian menangis mendengar suara tangisan itu, suara tangisan tersebut membuatnya menangis bahagia.

"Selamat Nyonya, Tuan, anak Anda sangat cantik seperti Ibunya, ia sehat." Dokter kini memberikan bayi tersebut kepada perawat agar tubuh bayi Geva dan Jimin dibersihkan terlebih dahulu.

Jimin dan Geva sama-sama tersenyum senang, bahkan Jimin mengeluarkan air matanya.

"Kau berhasil, sayang," Jimin mengusap wajah Geva lalu memeluk tubuh Geva. "Terima kasih, terima kasih sudah memberiku malaikat kedua setelah Keyra." Jimin benar-benar bahagia.

Jimin melepaskan pelukannya disaat dokter memberikan anak perempuannya kepada dirinya. Ia menatap anaknya dengan tatapan terharu. Wajah, dan pipi anak perempuannya mengikuti dirinya. Mata, bibir dan juga bentuk rambut mirip dengan Geva.

I WANT BABY ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang