CHAPTER 7

2.5K 342 10
                                    

"Di sini?" tanya Jimin kepada Keyra, gadis kecil itu mengangguk lucu. Jimin menatap rumah yang berada di hadapannya, apa benar ini rumah Keyra? Jimin turut kasihan dengan keluarga Keyra. Pastinya Geva mati-matian bekerja untuk menghidupi keluarga kecilnya.

Jika di mata Jimin, rumah ini tampak sangat kecil, bahkan rumah kecil ini seperti kamar asisten yang berada di rumah kedua orang tuanya. Pria itu menghela napasnya lalu melangkahkan kedua kakinya menuju ke arah pintu utama.

I WANT CHILDREN

"Geva? Kau masih bekerja?" tanya Jennie membuat Geva yang tadi sibuk mencuci peralatan dapur kini menoleh ke arah Jennie, wanita cantik itu mengangguk.

"Tidak menjemput Keyra?" tanya Jennie membuat Geva terdiam seketika, sial! Dia lupa. Wanita itu melirik ke arah jam dan jarum pendek menunjukkan pukul dua belas, dia telat satu jam untuk menjemput Keyra, dia benar-benar fokus hingga melupakan waktu.

"Astaga!" Geva membersihkan semuanya lalu meminta izin kepada Jennie dengan tergesa-gesa. Jennie menggeleng-gelengkan kepalanya sekaligus khawatir melihat Geva.

Sebelum pergi menuju ke sekolah Keyra, wanita itu menyempatkan diri untuk kembali ke rumah, mengambil beberapa uang untuk mengajak Keyra ke rumah makan yang sederhana. Pastinya gadis kecilnya kelaparan.

Dengan tergesa-gesa ia masuk ke dalam rumahnya, dan ia terdiam disaat masuk kedalam rumahnya. Wanita itu menemukan seorang pria yang tengah menyuapi makanan untuk Keyra, rahang Geva hampir terjatuh melihat pandangan tersebut. Kenapa ada pria itu lagi?

"Mama?" Pria yang tadi sibuk menyuapi Keyra kini mengikuti arah pandang gadis kecil itu, tersenyum simpul melihat Geva yang terdiam di belakang pintu. Tunggu sebentar, Geva merasa ada sesuatu yang aneh. Kenapa gadis kecilnya memanggilnya dengan sebutan Mama? Biasanya gadis kecil itu memanggilnya dengan sebutan Ibu, ini pasti kerjaan pria pendek itu.

"Mama? Kenapa diam saja? Kemari, Papa memasak makanan untuk kita." Geva berjalan pelan ke arah dua orang yang berada di hadapannya, matanya terus-menerus menatap Jimin dengan tatapan tajam—seolah-olah ia akan membunuh Jimin.

Geva bahkan tidak mengerti dengan Keyra, mengapa gadis kecilnya sangat akrab dengan Jimin? Sebenarnya, Keyra adalah gadis kecil yang sulit akrab dengan seseorang.

"Ma, Papa memasak beberapa makanan untuk kita." ujar Keyra, Geva hanya menganggapinya dengan senyuman tipis. Wanita itu membawa Keyra ke pangkuannya.

"Sayang, maaf ya, Ibu—ah bukan, Mama telat menjemputmu," ujarnya kepada Keyra, gadis kecil itu hanya mengangguk lalu membuka lebar mulutnya seakan-akan meminta Jimin untuk menyuapinya kembali.

Jimin tertawa kecil melihat Keyra, ia menyodorkan sendok yang berisi makanan tersebut ke hadapan mulut Keyra, gadis kecil itu pun menerima suapan dari Jimin.

Setelah beberapa menit Jimin menyuapi Keyra, gadis kecil itu sudah mengantuk dan ingin tidur. Geva sedari tadi hanya diam memperhatikan mereka, dan kini ia harus menidurkan Keyra.

"Mimpi indah, Sayang." Geva mengecup kening Putrinya dan segera keluar dari kamar secara perlahan. Sekarang wanita itu ingin meminta penjelasan kepada Jimin, mengapa pria itu berada di rumahnya?

Geva melihat Jimin yang tengah membersihkan bekas makanan. "Tuan," Mendengar Geva memanggil dirinya, Jimin berhenti melakukan aktivitasnya dan menatap Geva.

"Ada apa?"

"Kenapa Anda berada di rumah saya?" tanya Geva dengan nada dinginnya, Jimin hanya tersenyum tipis.

"Nyonya Min Geva, aku mengantar Keyra ke rumah ini karena kau telat menjemputnya. Apa kau ingin gadis kecilmu diculik hanya karena kecerobohanmu? Lupa dengan waktu, melupakan Putrimu yang tengah menunggumu di sekolah? Dan juga.. aku sudah mendapatkan izin dari Keyra untuk masuk ke dalam rumah ini." Geva terdiam sejenak, mengapa pria itu mengetahui namanya?

"Aku mengetahui namamu sebab aku bertanya pada Keyra. Lagi pula, aku dan kau sudah saling mengenal sejak kemarin, Keyra nyaman dengan diriku. Biarkan aku memberikan kasih sayang kepadanya, apa kau tidak merasa kasihan terhadap Putrimu yang membutuhkan seorang Ayah dalam hidupnya?"

Geva terdiam mendengarnya, wajahnya memerah—menahan emosi akibat dari perkataan Jimin.

"Aku dengan senang hati memberikan hal itu kepada Keyra, lagi pula aku menyukai anak-anak. Biarkan Keyra merasakan kasih sayang dari seorang Ayah—"

"Tuan Park, ini adalah urusan keluarga saya, mengapa Anda sangat lancang kepada saya? Menyuruh anak saya memanggil Anda dengan sebutan Papa? Wow, bukankah itu sudah melewati batas? Bahkan kau dengan seenaknya masuk ke dalam rumah saya tanpa seizin saya."

"Keyra masih kecil, dia tidak tahu yang mana yang baik dan tidak untuk dirinya, dia akan menjawab apa pun yang kau tanyakan kepada dirinya, gadis kecilku akan menjawabnya dengan jujur."

"Rumah ini milik saya dan juga Keyra, namun Keyra masih kecil, ia tidak tahu apa pun tentang hal seperti ini. Kau mendapatkan izin dari gadis kecilku bukan berarti kau diperbolehkan untuk masuk. Ingat, hampir seluruh anak kecil akan menjawab dengan jujur pertanyaan orang dewasa yang ada di luar sana."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
I WANT BABY ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang