part 14

2.5K 327 23
                                    

Budayakan Vote dan Comment.
Gomawong!

# Happy Reading #

🌸🌸🌸

Ceklek

"Seokjun-a..." panggil sang Ibu.

Panggilan yang terarah untuknya tak digubris oleh sang empu nama. Ia hanya sibuk dengan buku - buku yang tepat berada di hadapannya. Sengaja ia menulikan telinganya. Terlalu muak dengan segala perilaku Ibunya pada Adik kembarnya. Ingin rasanya ia kabur dari rumah dan mencari keberadaan Adik kembarnya itu.

Merasa tak ada respon dari Putra kesayangannya, Minyoung melangkah masuk menghampiri Putranya. Berdiri tepat di sampingnya dan merangkul bahu lebar milik Putranya.

"Kau sedang mengerjakan tugas kuliahmu, sayang?" tanyanya.

Tak ada jawaban lagi dari sang Anak. Ia benar - benar menulikan indera pendengarannya sekarang. Jijik sekali rasanya mendengar suara lembut Ibunya di saat seperti ini. Tapi tidak dengan Seokjin. Justru sikap dan perilaku Ibunya sangat berbeda pada kembarannya itu.

Minyoung berusaha tetap tersenyum di samping Putranya. "Istirahatlah sebentar, jangan memaksakan dirimu, sayang. Kau sudah meminum obatmu bukan?" ujarnya lembut.

Ia selalu berusaha mengajaknya mengobrol. Tapi Seokjun bersikap acuh padanya.

Wanita paruh baya di sampingnya ini menghela nafas berat. "Sayang, Eomma sedang berbicara. Tolong har--"

"Bisakah Eomma diam? Aku sedang berkonsentrasi untuk mengerjakan tugas kuliahku. Kalau Eomma hanya ingin menggangguku saja, lebih baik keluar dari kamarku." potong Seokjun dingin.

Ia menatap datar pada Ibunya yang mematung setelah mendengar perkataan dingin Putra kesayangannya ini.

Masih bergeming di tempat. Minyoung tergugu saat ingin mengeluarkan ucapannya. Tidak biasanya Seokjun berkata sedingin ini padanya. Apa ia tertular sikap dingin saudara kembarnya?

'Ah! Kenapa aku jadi memikirkan anak sialan itu? Berhenti memikirkannya, Park Minyoung bodoh!' batinnya.

Lagi, Minyoung berusaha melakukan yang terbaik demi Putranya. Kedua ujung bibirnya terangkat perlahan. Membentuk sebuah senyum lebar. Menunduk sedikit demi menatap Seokjun yang masih tetap di tempatnya.

Ia terkekeh kemudian. "Ayolah sayang. Jangan membantah perintah Eomma dan apa ini? Kau bersikap dingin pada Eomma? Belajar dari mana kau?" omelnya.

Seokjun mendengus. Mendongak menatap datar dan malas pada Ibunya. "Bukan urusan Eomma." ketusnya kembali memandang buku dan laptopnya.

Sang Ibu berdecih kesal. "Cih! Pasti anak sial itu yang mengajarimu. Memang anak tak ta---"

BRAK

"Cukup Eomma!!" bentak Seokjun.

Deru nafas Seokjun tak karuan. Kedua tangannya terkepal menahan emosinya agar tak meluap. Dan seketika suasana menjadi hening. Bibir sang Ibu terkatup dengan mata terbelalak.

Namun tak lama, "Sayang--"

"Aku bilang cukup!" pekik Seokjun. Ia spontan berdiri dan menghadap pada sang Ibu dengan tatapan intimidasinya. "Jangan sekali - kali Eomma mengatai Seokjin anak pembawa sial dan tak berguna. Selama ini Seokjin berusaha menjadi yang terbaik demi keluarga, tapi apa balasannya? Kalian membalasnya dengan merendahkan dan menyiksa fisiknya!" teriaknya di akhir.

The Twins ✓Where stories live. Discover now