part 25

1.9K 248 25
                                    

Budayakan Vote dan Comment.
Gomawong!

# Happy Reading #

🌸🌸🌸

Makan malam, 20.48 KST.

Sudah waktunya warga Korea untuk makan malam. Tidak banyak dari warga Korea yang teratur untuk makan malam. Ada yang melebihi dan ada juga yang tepat waktu.

Seperti sosok pemuda dingin yang saat ini tengah duduk sendirian di ruang tengah basecamp Bangtan. Ah tidak. Ia tidak sendirian. Melainkan bersama saudara sahabat tertuanya. Namun anak itu sedang istirahat di kamar dan seharusnya mereka makan malam saat ini. Hanya saja kondisi saudara bongsor sahabat tertuanya dalam keadaan tidak fit. Demamnya cukup tinggi dan sepertinya harus di bawa ke rumah sakit untuk di periksa. Jika tidak menurun juga.

Untungnya Yoongi sudah memesan makanan untuk dirinya makan malam. Mengingat keadaan Soobin yang kurang baik. Ia memesan juga bubur untuk remaja jangkung itu. Yoongi terlambat memesan makanan akibat ia dipanggil oleh Kakak kandung Seokjin untuk bertemu yang ternyata tujuannya adalah Rumah sakit. Sudah tidak terkejut lagi jika mendengar alasan Kim Jieun ingin menemuinya.

Lagipula, setelah Seokjin dan ketiga sahabatnya pergi, Yoongi segera mencari tahu apa yang terjadi pada Jimin dan Jungkook. Juga ia kembali harus melakukan kegiatan ilegal lagi. Tanpa sepengetahuan Kepala Kepolisian Kim tentunya. Kemudian memberitahukan kabar dan informasi yang ia dapat pada Jieun. Tapi berakhir dirinya berada di Rumah sakit tempat Jungkook di periksa.

Ia hanya berharap Jungkook akan baik - baik saja di dalam sana.

Ceklek

Yoongi membuka pintu kamar perlahan, dengan membawa nampan di tangan kanan. Bisa ia lihat bila Soobin masih terpejam dengan wajah sedikit memerah. Demamnya cukup tinggi tapi beruntung Soobin tak sampai kejang. Berbahaya jika Soobin sampai kejang, hanya karena demamnya yang terlalu tinggi.

Perlahan Yoongi melangkah mendekat ke sisi ranjang. Duduk di sana dan meletakkan nampan itu di paha Yoongi. Tangan terulur mengusap lembut lengan kanan Soobin yang berada di luar selimut.

"Soobin-a, bangunlah. Kau harus makan malam." ujar Yoongi lembut.

Tidak biasanya Yoongi selembut ini pada orang lain? Padahal hubungan Soobin dan Yoongi belum juga dekat. Apalagi sifat dinginnya Yoongi sampai membuat Soobin takut dan gugup jika berdekatan dengannya. Baru beberapa detik bertemu tatap saja Soobin sudah menunduk takut.

Tak ada respon yang berarti sama sekali dari Soobin. Matanya masih tertutup rapat. Menggerakkan tangan saja tidak. Apalagi merespon.

Yoongi menghela nafas kemudian. Tangan yang tadi mengusap lengan Soobin, kini beralih pada surai hitam remaja jangkung yang terlelap. Baju bagian dadanya sudah basah dibanjiri oleh keringat. Seseorang yang sedang terserang demam pasti akan berkeringat dingin seperti ini.

"Binie-ya... Hei, bangun. Ini sudah waktunya makan malam."

Sedetik kemudian kerutan - kerutan muncul di dahi Soobin. Tak lama kelopak mata itu perlahan terbuka. Soobin sedikit mengernyit. Awalnya penglihatan Soobin sedikit buram. Kemudian pandangan kembali normal. Dalam diam mata itu melirik tepat pada kanan tubuhnya. Tiba - tiba matanya membola dan terlonjak kaget hingga spontan terduduk.

"Akh," ringis Soobin tiba - tiba.

Tangan Soobin reflek meremas dahi kanannya. Meringis tertahan menahan sakit kepalanya. Yoongi yang melihatnya saja sampai terkejut dan sedikit panik.

The Twins ✓Where stories live. Discover now