part 23

1.8K 261 7
                                    

Budayakan Vote dan Comment.
Gomawong!

# Happy Reading #

🌸🌸🌸

Suara tawa di Basecamp terdengar menggelegar sampai luar basecamp maupun kamar yang terdapat Soobin dan Seokjin di dalamnya. Beruntung Soobin tidak pernah merasa terusik dengan suara tawa maupun teriakan. Anak itu memang sangat sulit jika dibangunkan. Seperti Jungkook.

"Tae! Kau penghianat! Menghalangi rekannya sendiri untuk membantu lawan adalah tindakan penghianatan kau tahu!" teriak Jimin tidak terima.

Taehyung berdecak, "Aku tidak membantunya! Siapa yang membantu lawan?! Aku bukan penghianat, Jimin!"

Keduanya saat ini tengah bermain game online yang selalu mereka mainkan di ponsel jika ada waktu senggang. Berteriak tidak ada malunya ketika mereka kalah atau marah karena salah satu dari mereka bertindak curang. Tambah lagi jika ada Jungkook di antara mereka. Bisa - bisa telinga mereka auto 'budek' alias tuli. Bahkan teriakan mereka sampai masuk ke indera pendengaran sosok Yoongi yang tengah terlelap di sofa. Di belakang mereka yang duduk di karpet.

Yoongi yang terganggu pun mendengus kesal. "Yak! Berhenti berteriak! Kalian mengganggu tidur tenangku sialan!"

"Salahkan Taehyung yang mengkhianatiku!"

Tidak terima dikatai, Taehyung mengelak. "Apa kau bilang?! Aku tidak berkhianat, Jim! Salahkan pemain lain yang menggunakan karakter game mirip dengan milikku!"

"Tapi tetap saja kau membantunya! Kita kalah gara - gara kau, bodoh!" tunjuk Jimin yang sudah menghentikan gamenya.

Taehyung mendelik dan menatapnya tajam. "Sekali tidak ya tidak! User lain yang menggunakan karakter mirip dengan milikku! Kenapa kau jadi menyalahkanku?!"

"Kau ya kau! Penghianat tetap penghianat! Jangan mengelak!"

"Yak! Sudah aku bilang! Bukan ak--"

"CUKUP!!!"

Sebuah teriakan amarah seketika menghentikan perdebatan dan membungkam keduanya. Kepala Jimin dan Taehyung langsung tertunduk karena takut. Pintu kamar sudah terbuka sedari tadi dikala keduanya masih bertengkar, menampilkan sosok Seokjin yang menatap mereka tajam. Jengah melihat pertengkaran tak ada gunanya bagi dirinya.

Seokjin menghela nafas. Menetralkan degup jantungnya yang berdetak cepat karena amarah, lantas ia menatap Jimin malas. "Park Jimin," panggilnya dingin. Merasa terpanggil Jimin segera mendongak takut. "Y-ya Hyung?"

"Jangan lupa kau jemput Jungkook di sekolah." Titah Seokjin datar yang di sanggupi oleh Jimin. Lantas ia menatap keempat sahabat terbaiknya. "Kalian jaga Soobin dan jangan biarkan mereka ribut lagi karena game." Tatapnya tajam mengarah pada Taehyung dan Jimin yang tertunduk.

Kening Namjoon mengerut. "Memang kau mau ke mana, Hyung?"

"Bertemu dengan Jonghyun Hyung."

Namjoon dan yang lain hanya mengangguk tanpa menyadari kebohongan yang keluar dari mulut Seokjin. 'Maaf jika Hyung harus berbohong lagi pada kalian.' batin Seokjin.

"Kalau begitu Hyung pergi dulu." pamit Seokjin dingin, seraya keluar dari basecamp.

Namun Yoongi sepertinya menangkap gelagat aneh dari sahabat tertuanya ini. Alis bertautan menatap penuh selidik punggung Seokjin yang menjauh.

'Lagi - lagi Jin menyembunyikan sesuatu dari kami. Tapi apa?' batinnya.

 Tapi apa?' batinnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
The Twins ✓Where stories live. Discover now