part 29

1.9K 237 15
                                    

Budayakan Vote dan Comment.
Gomawong!

# Happy Reading #

🌸🌸🌸

Tiga hari telah berlalu. Si kembar dari keluarga Kim masih berada di rumah sakit. Beberapa hari yang lalu ia harus melaksanakan tranplantasi Jantung demi kesembuhannya.

Waktu sudah menunjukkan pukul 11 siang. Kini di kamar rawat si kembar di selimuti oleh keheningan. Di sana ada Ibu si kembar yang sedang menemani Seokjun. Duduk di kursi yang tersedia di sisi kirinya. Tangan tergerak untuk mengupas buah apel kesukaan Putra tersayangnya. Sambil menyuap apel itu ke mulut Seokjun. Sedangkan Seokjun hanya menatap sang Ibu mengupas apel sambil mengunyah.

"Eomma.." panggil Seokjun.

"Hm?" sahutnya tanpa menatap sang Putra.

Seokjun terdiam sejenak. Lalu berdehem. "Apa Eomma tahu di mana Jinie berada? Dia belum juga menjengukku. Tak tahu saja jika aku sangat merindukan anak nakal itu," dengusnya.

Nyonya Kim terkekeh. "Bersabarlah, sayang. Bukankah dia harus kuliah? Seokjin pasti sibuk karena beberapa hari ini dia tidak berangkat kuliah," jawabnya seraya kembali mengupas apel itu kecil - kecil. Agar bisa di makan oleh sang Anak.

Mengangguk - angguk mengerti. Apel di comot olehnya dan kembali mengunyah buah itu. "Tapi sudah tiga hari Jinie tak memberi kabar padaku. Apa dia sudah tak lagi menyayangiku?" tanyanya merengut.

Minyoung menghela nafas jengah. Setelah ia di nyatakan sembuh dari penyakitnya, sikap Seokjun malah semanja ini. Ia mendongak dan menatap malas Putranya.

"Kau ini. Kenapa jadi semanja ini, eoh? Dewasalah sedikit. Tunjukkan jika kau sudah dewasa, Seokjun-a." ujar Minyoung malas.

Namun Seokjun semakin cemberut dengan perkataan Ibunya. "Ish! Kenapa Eomma jadi meledekku?! Aku sudah dewasa!" sentaknya.

Minyoung sedikit berjengit kala yang lebih muda mengejutkannya. "Sudah dewasa kau bilang? Lihatlah sekarang. Baru saja kau berteriak kesal di depan Eomma sambil manyun seperti itu," tunjuknya pada bibir Seokjun.

"Eomma!"

Terbahak sudah melihat Putranya merajuk seperti saat ini. Apalagi raut wajahnya benar - benar seperti anak kecil umur 5 tahun yang tidak mendapatkan apa yang diinginkan.

"Dasar manja!" ketus seseorang dari ambang pintu.

Sang Ibu menoleh kebelakang dan Seokjun hanya perlu mendongak. Tepat di ambang pintu, berdirilah sesosok pemuda yang sedari tadi Seokjun tunggu. Berdiri sambil bersandar di dinding dengan menatap dingin Kakak kembarnya. Malas sekali melihat raut wajah manja Kakaknya itu.

Ia adalah Kim Seokjin.

Adik kembar dari Kim Seokjun. Namun kedatangan Seokjin kemari, bukannya menyelamati kesembuhan Seokjun malah mengatainya. Membuat pemuda itu semakin kesal dan bertambah merajuk.

Tatapan tajam mengarah pada Seokjin. Anak itu belum sekalipun melangkah mendekatinya. Masih berdiri di dekat pintu. "Yaa, kau tidak ingin memelukku? Hyungmu ini sudah sembuh, Jinie." omelnya.

Seokjin memutar matanya malas. "Berhenti memanggilku Jinie! Sudah berapa kali aku mengatakannya padamu? Aku ini bukan Adik kecilmu yang manja seperti dulu!" bentaknya.

Kedua mata Seokjun berkaca - kaca. "Jinie masih tetap Adik kecil Hyung yang sangat Hyung sayangi. Selalu menjadi Jinienya Hyung yang manja," ujarnya serak. Suaranya serak karena menahan isakannya.

The Twins ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang