part 19

2.1K 289 19
                                    

Budayakan Vote dan Comment!
Gomawong!

# Happy Reading #

🌸🌸🌸

Malam ini pukul 18.30 KST.

Minyoung masih terus berjaga di depan ICU di mana Putra kesayangan masih betah terpejam. Entah apa yang membuatnya betah dalam tidur lelapnya.

Beliau terus berdiri di depan kaca besar yang menghubung ke ICU. Mengelus kaca dengan pelan dan lembut seolah - olah di depannya ada sosok Putra yang begitu ia sayangi. Senyumnya begitu sedih dan pilu. Tak mampu melihat betapa rapuhnya Seokjun di dalam sana. Berbagai macam alat menempel di tubuhnya. Bunyi EKG yang begitu nyaring, sedikit menakuti sosok seorang Ibu yang saat ini berdiri di depan kaca besar ICU.

"Noona." panggil Adik ketiga Kim Changwook dari arah belakangnya.

Serasa dipanggil, ia berbalik dan mendapati sang Adik ipar telah berdiri di depannya. Lengkap dengan seragam kepolisian yang melekat di tubuhnya. Juga senyum tulus nan hangat tertuju padanya. "Apa kabar, Noona? Aku sungguh sangat terkejut mendengar Seokjun koma," tuturnya pelan.

Helaan nafas terdengar setelahnya. Raut wajah Nyonya Kim menekuk tiba - tiba dan itu terlalu kentara sekali. "Baik, Joongi-ya. Tapi tidak dengan Seokjun. Jantung Seokjun semakin memburuk dan harus segera di Operasi." lirihnya tertunduk.

Jarak keduanya berdiri diperkecil oleh Joongi dan langsung meraih kedua tangan Minyoung menggenggamnya perlahan. Senyuman teduhnya tak pernah luntur dari bibirnya.

"Jangan bersedih, Noona. Bukan ini yang Seokjun inginkan. Dia pasti akan sangat sedih jika Noona selemah ini. Kuatkan hati Noona demi Seokjin. Meskipun anak itu terlihat kuat dan tegar di luar, pasti akan rapuh di dalamnya. Tidak ada yang tahu apa yang sedang Seokjin pikirkan dan rasakan. Hanya dia dan Tuhan yang tahu."

Spontan mendongak ketika mendengar nama Seokjin di sebut. Pipinya sudah basah oleh air mata, Minyoung menangis. Ada rasa bersalah menjalar di relung hatinya dan bahkan ingin sekali rasanya memeluk anak satu itu. Namun sikap dingin dan acuh Seokjin membuat sang Ibu berpikir dua kali untuk memeluknya. Waktu beberapa hari yang lalu pertama kali memeluknya saja Seokjin masih terlihat ragu. Sangat kentara sekali.

Menghembuskan nafasnya yang tetiba sesak di dada. Cairan bening itu kembali mengalir di pipi mulus Nyonya Kim. "Noona merasa bersalah dengan Seokjin, Joongi-ya. Anak itu tidak salah apa - apa, tapi kami memperlakukannya semena - mena. Melukainya, menyakiti fisik maupun mental, semuanya telah kami lakukan padanya. Ingin rasanya Noona mengulang kembali masa - masa bahagia bersama kedua Putraku dan juga Putri sulungku yang cantik itu. Tapi sepertinya akan sulit untuk sekarang ini." sesalnya lirih.

"Bertahanlah sedikit lagi. Semuanya pasti akan baik - baik saja," ujar Joongi pelan. 'Maaf Noona. Aku harus merahasiakan masalah ini darimu' lanjutnya membatin. Genggaman itu semakin mengerat. "Tapi tolong, bersikaplah seperti biasa. Membenci dan melupakan Seokjin demi kebaikan." mohonnya.

Alis Monyoung saling bertautan heran. "Kenapa? Ada masalah apa di keluarga Kita, Joongi-ya? Apa ada yang sedang tidak aku ketahui selama ini?" tanyanya agak dingin.

Bukannya menjawa langsung, Joongi memberi senyum hangat pada sang Kakak Ipar. Lalu menjawab, "Noona tidak perlu tahu dan khawatir dengan masalah ini. Suatu saat Noona akan mengetahuinya." balasnya lembut.

The Twins ✓Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin