part 31

1.9K 236 22
                                    

Budayakan Vote dan Comment.
Gomawong!

# Happy Reading #

🌸🌸🌸

08.00 KST

"Jaehwan-a, jam berapa kita akan ke Apartemen Junghwan?"

Pemuda bernama lengkap Han Jaehwan itu mengangkat tangan kirinya. Melihat jam yang ia kenakan di pergelangannya. Lantas ia mendongak kembali.

"Jam 9 tepat kita berangkat ke sana. Aku perlu membawa timku juga. Mereka masih harus mempersiapkan segala hal yang mungkin bisa terjadi nanti di sana." terang Jaehwan yang hanya di balas anggukan pahan dari Seokjin.

Saat ini kedua pemuda sebaya itu berada di Unit Apartemen Seokjin. Setelah semalaman suntuk beristirahat, Seokjin kembali beraktivitas seperti biasa. Tidak ada keluhan sama sekali yang keluar dari mulut Seokjin. Alias tidak merasakan sakit di bagian perut hari ini. Maka dari itu Seokjin meminta Jaehwan untuk datang ke Apartemennya untuk melaksanakan rencana keduanya. Rencana untuk menangkap Lee Junghwan secara resmi. Sebab dari Jaehwan sendiri telah membuat surat penangkapan untuk tersangka.

Tanpa sepengetahuan Jonghyun dan keenam sahabatnya. Mereka tidak tahu jikalau Seokjin ternyata merencanakan perihal ini bersama Jaehwan. Beruntung hari ini mereka tidak ada yang berniat untuk datang ke Apartemennya.

Pandangan Seokjin teralihkan ke arah sahabatnya ini. "Kau bawa surat itu bukan? Tanpa surat itu kita tidak bisa menangkap Junghwan," celetuknya memecah keheningan.

Jaehwan mengangguk. "Aman. Kau tak perlu khawatir," balasnya santai sembari menepuk punggung Seokjin pelan.

Kini Seokjin bisa sedikit bernapas lega. Sedikit cemas apabila Jaehwan tak membawa surat yang sangat penting bagi mereka.

Hening melanda ruang tengah Apartemen kembali. Seokjin dan Jaehwan sibuk dengan aktivitasnya masing - masing. Sehingga suasana Apartemen kentara sunyi sekali.

Ah! Jaehwan jadi teringat sesuatu. Lantas ia menoleh cepat ke arah Seokjin. "Kau sudah meminum obatmu bukan? Jangan sampai kau seperti kemarin karena tidak meminum obatmu," ujarnya.

Seokjin merotasikan matanya jengah. "Sudah. Kau tak perlu khawatir." jawabnya teramat malas.

Mendengar kata obat terlontar dari bibir Jaehwan membuat dirinya sangat muak. Selama 2 tahun ini Seokjin harus ketergantungan dengan obat. Yang membuat dirinya muak akan obat. Ingin rasanya membuat semua obatnya ke tong sampah. Namun segala pemikiran itu ia buang jauh - jauh. Ia tidak akan mampu menggagalkan rencana Nana jika ia tidak meminum obatnya secara teratur.

Awalnya Seokjin memang sudah menyembunyikan perihal ini dari semua orang. Namun semenjak ia pernah tertangkap basah oleh Jaehwan di Rumah sakit, mau tidak mau Seokjin mengatakan yang sebenarnya pada salah satu sahabatnya ini. Selain Jaehwan masih ada Song Yoona yang mengetahui perihal ini. Karena memang dia Dokter yang memeriksa dirinya. Mereka juga selalu memantau Seokjin dimanapun ia berada. Di rumah maupun di luar.

"Baguslah kalau begitu. Aku tidak mau kau terjadi apa - apa karena terlambat minum obat," omel Jaehwan lagi.

Namun tak digubris sang lawan bicara. Malah justru Seokjin hanya diam dan berkutat dengan ponselnya. Yang membuat Jaehwan berdecak kesal.

Drrrttt... Drrrtttt...

Sebuah getaran ponsel dirasakan oleh Jaehwan. Bergegas ia mengambil benda pipih berwarna hitam miliknya. Ternyata Pamannya Seokjin yang menghubungi dirinya. Dengan begitu ia segera menekan tombol icon 'call' untuk mengangkatnya.

The Twins ✓Where stories live. Discover now