part 15

2.4K 307 27
                                    

Budayakan Vote dan Comment.
Gomawong!

# Happy Reading #

🌸🌸🌸

Pukul 03.19 KST

"Hah hahh.."

Deru nafas yang cukup kencang terdengar begitu dominan di keheningan dini hari kediaman Kim. Nafasnya terengah - engah dan mengerang tertahan. Entah apa yang terjadi padanya saat ini.

Pemuda ini duduk di atas ranjang dengan peluh yang banyak. Kepalanya mendongak mencoba meraup oksigen sebanyak - banyaknya. Kedua mata pemuda tersebut belum juga terpejam sejak pukul 11 malam tadi. Ditambah Ibunya membuat masalah dan menbuat dirinya berakhir seperti ini. Beruntung dirinya bisa menutupi rasa sakitnya dari sang Ibu. Bahkan kaos Seokjun sudah basah kuyub karena penyakitnya kambuh. Sebab ia tak biasa tidak tidur dan melupakan obatnya. Malam ini ia tidak meminum obatnya dan berakhir seperti ini. Tidak hanya malam ini saja, tapi Seokjun sudah beberapa kali selalu melupakan obatnya. Terlalu sering malah. Apalagi sebagian obatnya ada yang ia buang di closet. Seokjun hanya ingin tidak menjadi lelaki manja yang bergantung sama obat dan bisa sekuat kembarannya.

Tangannya terangkat mengusak surai rambutnya kesal. "Kenapa aku.... jadi kepikiran dengan anak nakal itu? Sampai aku tak bisa tidur malam ini" gumamnya terbata.

Tangannya berpindah tempat ke dadanya. Menahan dada kirinya yang berdenyut sangat sakit. Ia mengerang kembali. "Errghh... Da-d-dadaku... S-sa-sakithh... Akh!" rintihnya pelan.

Reflek tangannya terangkat mencengkram kaos bagian dada dan memukul - mukul dadanya. Ingin sekali menghilangkan rasa sakit yang begitu menyakitkan baginya saat ini.

Baru kali ini Seokjun kambuh. Sebelum - sebelumnya anak itu tak kambuh hingga separah ini. Wajahnya sudah memucat pasi. Seperti mayat yang baru saja meninggal. Bahkan pucatnya wajah Seokjun mengalahkan pucatnya Yoongi sahabat kembarannya. Kedua bibirnya terbuka. Meraup oksigen sebanyak - banyaknya dengan serakah. Matanya sudah setengah menutup. Kepalanya bersandar di headboard ranjang dan menatap sayu langit - langit kamarnya.

'Jangan sekarang, ku mohon...' mohonnya dalam hati.

Perlahan tapi pasti tubuh Seokjun tumbang di atas ranjangnya. Sampai akhirnya tubuh Seokjun terjatuh sempurna di ranjang. Meringkuk dan mengerang kesakitan. Ia tak bisa menahan rasa sakitnya kali ini.

Matanya memerah menahan tangis dan rasa sakit bersamaan. Ia tak boleh selemah ini. Setidaknya dirinya harus kuat demi bertemu dengan saudara kembarnya sebelum ia sepenuhnya pergi dari dunia ini.

"Seokjin-aahhh...  Akhh..." erangnya.

Seokjun sudah tak perduli lagi dengan orang - orang di luar sana. Ini sungguh menyakitkan baginya. Sungguh tak mampu menahannya lagi. Tapi demi Seokjin, ia harus bertahan sampai dirinya bertemu dengan Seokjin. Untuk--

--terakhir kalinya.

"S-saengiehh.." lirih Seokjun.

Matanya sudah hampir sepenuhnya terpejam. Pandangannya memburam. Dadanya naik turun dengan nafas yang tak beraturan. Tak ada lagi kesempatan dirinya untuk bertemu dengan saudara kembarnya. Namun mata Seokjun keduanya sudah setengah terpejam dan memburam.

"SEOKJUN-AAA!!"

Dan hanya terdengar sekilas suara panggilan yang memanggil namanya sebelum kegelapan merenggut kesadarannya.

Dan hanya terdengar sekilas suara panggilan yang memanggil namanya sebelum kegelapan merenggut kesadarannya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
The Twins ✓Where stories live. Discover now