5. Kisah :: 15 Juli 2007

84 1 0
                                    

Jangan lupa tinggalkan vomments :))

Selamat membaca :))

Lamongan, 15 Juli 2007 pukul 06.45 WIB

Untuk pertama kalinya, aku mengenakan baju seragam olahraga berwarna hijau daun. Kedua tanganku menggandeng tangan Ayah dan Ibu yang saat itu memang sengaja mengantarkanku untuk kali pertama belajar di sekolah. Ya, saat ini usiaku sudah berumur empat tahun. Usia yang sempurna untuk masuk ke sekolah PAUD. Dulu, memang di kotaku belum ada pra-PAUD. Jadi sebelum masuk TK, hanya mendapat pendidikan PAUD saja. Itupun tidak semua sekolah ada PAUD-nya.

"Kamu jangan nakal ya, nak. Jangan nyusahin Bu guru. Jadi anak yang rajin dan penurut. Cari teman sebanyak-banyaknya," pesan Ayah. Dia menggenggam kedua tanganku erat. Dia sengaja berjongkok agar tingginya setara dengan tinggiku. Aku menatap Ibu yang berdiri di sisiku. Dia mengembangkan senyum yang sama seperti Ayah.

Aku tersenyum lalu mengangguk. "Iya, Yah," kataku.

Ayah membelai rambutku. "Kalo gitu Ayah pamit. Nurut sama Ibu, ya."

Ayah mendekapku erat. Aku hanya diam, sengaja tak membalas. Selain karena aku sadar tangan kecilku ini tak mampu merengkuhnya, aku juga tidak tahu harus berbuat apa. Maklum saja, aku masih anak balita. Yang kutahu saat itu, aku masih memiliki Ayah yang akan memberiku pelukan-pelukan hangat. Tanpa tahu mungkin di masa depan, aku akan merindukannya.

Dan benar saja, ketika aku menulis ini tanpa sadar air mataku jatuh tanpa memberitahukan peringatan sebelumnya.

"Ayah, aku rindu sosok Ayah," ucapku lirih pada keheningan malam yang menemani.

Tbc

P.s : Jaga selagi ada.

8 Juni 2020
Tertanda,

Erina Putri

Akan Kuceritakan Semua Tentangku [COMPLETED]Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum