Jangan lupa vomments
Selamat membaca
Lamongan, 10 Januari 2011, pukul 06.38 WIB
Seusai kejadian di mana Ibu dan aku meninggalkan rumah dan pindah ke rumah orang tua Ibu, Ayah sama sekali tidak pernah menemui kami berdua. Mungkin, membangun komunikasi juga tidak. Aku tahu, aku tidak bisa berharap lebih pada seorang Ayah yang pernah aku banggakan itu.
Pernah suatu hari Kakek dan Nenekku dari Ayah, datang menemui kami berdua. Ketika itu aku seperti biasa, belajar di kamar. Aku hanya sekedar bersalaman dan menyapa Mbah Uti dan Mbah Kung, panggilanku pada orang tua Ayah lalu kembali menyendiri. Sayup-sayup aku mendengar Ibu yang ditemani dengan Emak Bapak berdiskusi cukup alot dengan Mbah Uti dan Mbah Kung. Pada akhirnya Ibu masih kekeuh tak mau kembali. Aku juga tidak memaksa. Entah kenapa aku malah lega dengan keputusan Ibu.
Pagi ini aku kembali bersekolah. Ya, Ibu memutuskan untuk memindahkanku untuk bersekolah di tempat tinggal orang tua Ibu. Aku tidak tahu kapan Ibu mengurus kepindahanku, yang jelas, mulai semester ini sampai entah kapan aku akan menuntut ilmu di sini.
Kupikir pindah sekolah menjadi solusi dari sikapku yang selalu tidak nyaman berada di tengah-tengah banyak orang. Apalagi mendengar spekulasi penilaian mereka padaku. Malah, menurutku mereka lebih parah dibanding teman kelasku sebelumnya.
Masuk pertama di kelas, aku mendengar sebutan, "Anak yang dibuang."
Tbc
13 Juli 2020
Tertanda,Erina Putri
KAMU SEDANG MEMBACA
Akan Kuceritakan Semua Tentangku [COMPLETED]
ChickLitAku menulis ini karena aku sadar, setiap orang punya permasalahan sendiri. Tapi nggak semua orang bisa keluar dari permasalahan itu. Ada yang menghindar, bersembunyi dibalik kalimat baik-baik saja, bahkan ada yang menetap. Aku dilahirkan ke bumi seb...