9. Perjalanan mencari masa lalu

320 62 14
                                    

"Itu justru yang mau aku tanyakan. Ada apa denganmu? Siapa yang berhasil membuat anak buahku tumbang selama dua hari? Siapa yang kamu lawan di dalam sana, Tru?" tanya Ao.

Wajar ia bertanya demikian, karena sepanjang karir Tru di organisasi—baik ketika di kelompok gold atau silver—ini kali kedua perempuan tangguh itu terbaring di klinik dalam keadaan tidak sadarkan diri. Yang pertama, tentu saja kejadian lama yang menyebabkan seluruh kelompoknya meninggal dalam satu misi.

Tru menurunkan pandangannya, terlihat bingung memberi jawaban. Tidak mungkin dia mengatakan kalau dia melawan hantu dari temannya sendiri, itu juga kalau benar dia hantu.

"Tru?" Sang pemimpin kembali memanggil lembut, membuat si pemilik nama kembali menatap pria yang kini mengikat rambutnya di pertengahan panjang.

"Aku tidak tahu. Aku melawannya di lorong minim cahaya. Yang aku tahu dia hebat dalam bela diri. Zan yang seharusnya melawan dia, bukan aku."

"Hmm ...." Ao melepas tangannya dari rambut Tru dan menatap penuh selidik ke arahnya.

Jari tangan Ao tidak berhenti mengusap dagu berpura-pura memahami ekspresi anak buahnya yang sangat mudah dibaca. Siapa pun akan tahu kalau Tru tengah berbohong, walau dia mengeluarkan kalimat dengan lancar, tetapi bola matanya selalu lari ketika Ao berusaha menangkap pandangan matanya.

"Baiklah, beri tahu aku kalau kamu ingat sesuatu." Ao tersenyum tidak lagi memaksa Tru untuk bercerita. Mungkin ia akan mencobanya beberapa hari lagi.

"Ao, ada apa denganku? Apa benar yang Zan katakan tadi?" Tru menunjuk luka yang ada di bahu kirinya.

"Betul, peluru yang menembus bahumu mengenai pembuluh darah besar. Datang dalam keadaan tidak sadar dengan tekanan darah sangat rendah. Dokter Raga akhirnya memutuskan untuk mengoperasimu bersamaan dengan transfusi darah. Operasi yang sangat riskan, tetapi aku tidak pernah salah memilih orang dan dia berhasil membawamu kembali."

Mendengar penjelasannya, Tru hanya bisa tertunduk melihat infus di lengan kanan dengan sisa darah menggumpal di ujung selang. Bola matanya kemudian bergulir ke telapak tangan yang terlilit kassa tipis, menyembunyian warna kemerahan akibat luka bakar memegang lampu.

"Pimpinan dan kelompok gold, mengucapkan banyak terima kasih kepadamu."

"Tidak perlu, semua itu aku lakukan untuk keberhasilan misi. Lalu bagaimana dengan Zoembra dan yang lainnya?" Ia kembali memandang Ao.

"Zoembra berhasil lolos, sedangkan yang lainnya berhasil kita tangkap."

Tru menutup kedua mata dan mendengkus berat, "Aku tahu dia tidak mungkin tertangkap semudah itu."

"Bagaimana dengan orang yang menyusup ke kelompok Zoembra?" tanya Tru yang dijawab dengan gelengan.

"Aku mau istirahat." Mendengar begitu banyak berita buruk membuat kepalanya berdenyut kencang.

"Istirahatlah, setelah ini kalau kamu mau mandi Yin akan membantumu. Dia meminta untuk menyampaikannya kepadamu," ucap Ao sambil membantu Tru merebahkan tubuhnya.

"Bilang padanya sore ini aku butuh bantuannya."

Tru berbaring dengan kedua mata yang tak lama menutup, entah betul tidur atau hanya sekedar ingin mengistirahatkan mata dan pikirannya. Namun, apa pun itu Ao menghargai keinginannya dan meninggalkan Tru sendirian di dalam klinik.

Silver - XTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang