32. Pertolongan tak terduga

162 34 20
                                    

"Angkat tangan kalian dan menjauh dari situ!" Ancaman terdengar jelas di bawah todongan pistol.

Seorang pria yang besarnya gabungan tubuh Zan dan El, kepala yang tanpa rambut, dan gurat kasar di wajah yang meningkatkan dua kali lipat ekspresi gaharnya, menutup pintu sampai tidak lagi ada celah untuk mereka lalui. 

"Gorilla! Apa yang kamu lakukan di sini, Dude." El mencoba ramah dengan pria yang fisiknya cocok dengan nama panggilannya.

Ia mendekat dengan tangan terbuka lebar, tetapi pria itu menembakkan satu peluru ke bawah—di antara kedua kaki—yang menghentikan gerak tungkainya.

"Jangan mendekat, Gosha. Selama ini ... kamu .... Aku benar-benar terkecoh denganmu." Berbicara terbata. Kekecewaan tergambar jelas di raut wajahnya, seakan mereka berdua adalah sepasang kekasih dan ia ketahuan selingkuh.

"Kamu salah sangka, Dude."

"Siapa dia?" Mata besarnya melirik ke arah Tru, tidak memedulikan perkataan yang keluar dari mulut pria yang beda tinggi satu jengkal dengannya.

"Hei, Dude. Kamu tahu aku, bukan? Dia cuma salah satu perempuan simpananku. Kamu lupa dengannya?" El berusaha meyakinkan pria yang sepertinya tidak terlampau pintar. Karena hanya dengan mendengar kalimat itu perlahan dia mulai menurunkan senjatanya.

"Turunkan senjatanya. Kita, kan, teman." Ia tidak berhenti meyakinkannya.

"Tidak! Tuan Guy memintaku untuk membunuhmu. Lagi pula apa yang kamu lakukan dengannya di sini?" Pria besar itu berubah pikiran dan kembali menaikkan senjatanya.

"Mengambil persenjataan. Ada banyak musuh di bawah. Bagaimana aku bisa melawan mereka semua hanya dengan dua ammo saja?" Ia terus memberi alasan. Sementara itu Tru menggeser sedikit demi sedikit tubuhnya mendekat ke kotak terdekat yang berisi barisan pisau.

"Perempuan itu hanya membantuku menghabisi mereka," tambahnya.

"Siapa dia? Melihat dia bisa menjatuhkan musuh hanya dengan tangan kosong, dia jelas bukan perempuan sembarangan!" teriak Gorilla dengan air liur membasahi sekitar mulutnya.

Tru mematung saat mendengar pria besar itu menyinggung dirinya dengan intonasi penuh kebencian.

"Selama ini aku tidak pernah sembarang memilih perempuan untuk menemani malamku. Bukannya yang terakhir mahir melempar dart dengan tepat?" El membantu pria besar itu untuk mengingat.

Eh, maksudnya Nia?

Hah! Ternyata itu caramu untuk melapor ke markas utama. Dasar pria mesum!

Tru tidak berhenti menatap sebal temannya saat mendengar salah satu anggota gold digunakan sebagai media komunikasi dengan cara kotor ala El. Walau ini bukan saat yang tepat untuk menebar kebencian, tetapi ia tidak bisa menahannya.

"Apa pun alasannya, Tuan Guy sudah memberi perintah untuk membunuh kalian berdua dan aku tidak mau melanggarnya." Pria itu membidik El dan menarik pelatuknya.

Tidak lagi peduli dengan suara yang ditimbulkan. Tru bergerak cepat ke arah kotak tanpa penutup. Mengambil asal salah satu benda tajam dan melemparnya ke tangan gempal milik Gorilla.

Peluru meleset, tetapi pisau menemukan targetnya dengan tepat. Darah mengalir lambat dari bagian tajam pisau yang tenggelam sebagian di tubuh gempalnya. Suara erang terdengar rendah sebelum akhirnya berubah menjadi pekik kesakitan saat ia menarik paksa pisau dari lengan kirinya dan cairan merah mengalir deras.

Melihat kesempatan ini, El menendang keras tubuh gempalnya dan mendapati pria besar itu hanya mundur beberapa langkah. Matanya memerah menatap marah ke arah pria yang dulu dianggapnya teman dan mulai memberi bogem mentah ke beberapa bagian tubuhnya.

Silver - XTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang