18. Janji?

212 48 10
                                    

"Tru, dalam beberapa hari ke depan akan masuk senjata ilegal dalam jumlah besar."

Ketika Mo mengatakan itu malam sudah tidak lagi muda dan mereka berdua tengah berjalan dalam hening ke tempat di mana Tru memarkirkan kendaraannya. Sekarang tiba-tiba ia melempar informasi yang entah untuk tujuan apa.

"Siapa yang memesannya? Untuk apa?" Tru menghentikan tungkai dan memutar tubuhnya menghadap Mo yang berjalan lambat di belakang.

"Semua dipesan oleh kelompok Kieza dari sisi Edzard, anak hasil hubungan terlarang Kieza Matteo dengan selingkuhannya," lanjutnya.

"Kieza Matteo, mafia besar yang baru saja meninggal seminggu yang lalu?" Tru mengkonfirmasinya. Walaupun pekerjaannya berkutat di dunia hitam, tetapi informasi yang ia punya sangatlah dasar karena sebagian besar data didapatkan dari Ao atau Bon.

Mo mengangguk. "Tuan Kieza mempunyai dua orang anak. Darth Kieza—anak sah—dan Edzard Kieza. Edzard yang terlebih dahulu hadir merasa kepemimpinan grup Kieza lebih pantas berada di tangannya. Apalagi semenjak remaja dia sudah dilibatkan untuk mengurus grup bersama dengan sang ayah. Dan semua ini diperburuk oleh beberapa grup yang ikut memanfaatkan situasi untuk menghancurkan Kieza."

"Biar kutebak, Zoembra salah satunya?"

Melihat perempuan di hadapannya memincingkan mata dan mencondongkan badannya ke depan, Mo tidak bisa menahan senyum dan mulai mengacak rambut yang masih tertata rapi di balik embusan angin. "Tidak, Zoembra tidak pernah mau ikut campur dengan mafia lain. Terlebih perseteruan keluarga."

"Hmm, baiklah. Lanjutkan kalau begitu." Mereka lanjut berjalan.

"Keluarga sah Kieza bersikukuh kalau Darth yang lebih pantas menduduki kursi kepemimpinan. Terlebih nama Edzard tidak muncul di dalam surat wasiat yang baru saja dibacakan dua hari yang lalu," lanjut Mo sambil memperhatikan wajah Tru yang mulai terlihat tidak antusias mendengar informasi yang baru saja dilontarkan.

"Kenapa kamu memberitahu aku tentang masalah ini?"

"Karena aku tahu kalian pasti dilibatkan. Pemerintah tidak mungkin diam melihat pertumpahan darah di rumah Kieza. Walau sekarang statusmu di grup silver, tapi perjumpaan kita beberapa kali menunjukkan kalau grup silver-mu tak lain hanya sebuah pajangan untuk menutupi semua misi yang sebetulnya tidak jauh berbahaya dengan misi gold." Ia menjeda untuk memperhatikan ekspresi Tru yang mulai terganggu dengan fakta yang diberikan.

"Oslo, pengawal Max yang berhasil kalian lumpuhkan. Dia adalah pemegang sabuk hitam taekwondo yang sudah memenangkan banyak kejuaraan. Dia pernah mengalahkan sepuluh orang bersenjata hanya dengan mengandalkan kepalan tangan. Menurutmu, apakah itu misi setingkat silver, Tru?" tanya Mo yang mengingatkan Tru akan misi mereka yang semakin ke sini semakin berbahaya, terlepas dari misi mars yang memang sekelas gold.

"Kenapa kamu membagi semua informasi ini denganku. Kamu ingin aku melakukan apa?" Tru kembali berhenti dan menatap wajah Mo yang rambut hitamnya yang menari-nari tertiup angin malam.

"Keluar dari organisasi dan hidup denganku. Aku akan menjagamu, memastikan tidak akan ada lagi luka menggores kulitmu," ucap Mo tulus yang terdengar seperti proposal di telinga Tru.

Tru bungkam. Ia tidak tahu harus menjawab apa. Jauh di lubuk hatinya ia bahagia perasaan Mo masih sama seperti sebelumnya. Namun, ia belum siap untuk memulai hubungan serius setelah sebelumnya hancur karena kehilangan separuh napasnya. Bagaimanapun juga malaikat maut masih terus mengikuti ke mana pun mereka pergi selama dendam belum menghilang dari masing-masing hati.

"Aku tidak butuh perlindungan siapa-siapa saat ini. Aku masih cukup kuat untuk melindungi diriku sendiri." Tru memberi alasan yang mudah-mudahan tidak menyakitinya dan lanjut mendekati mobil yang hanya tersisa lima langkah.

Silver - XWhere stories live. Discover now