7. Hantu di Toko Bunga

280 64 4
                                    

Hari minggu pagi yang cerah, aku mengawali hari dengan berangkat ke tempat kerja untuk mengumpulkan uang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hari minggu pagi yang cerah, aku mengawali hari dengan berangkat ke tempat kerja untuk mengumpulkan uang. Sesuai jadwal, pagi hari aku harus bekerja di toko bunga yang mempekerjakanku di hari libur, melayani beberapa pelanggan atau pembeli baru di toko.

Terkadang aku juga harus mengantarkan bunga ke tempat para pelanggan yang menggunakan jasa antar. Untuk hari ini, aku hanya berjaga di toko bunga, karena tak ada pesanan yang harus diantar.

Ting.

Aku membuka pintu toko bunga, bel berbunyi ketika pintu dibuka.

"Halo Renjun, tumben datang tepat waktu, biasanya sudah ada lebih dulu di sini."

Pemilik toko buka menyapaku ketika masuk ke dalam. Aku menggaruk kepala yang tidak gatal, terkekeh kecil. "Ada masalah di rumah."

"Hm? Masalah apa?"

"Ya begitulah nuna, Appa baru pulang dan aku harus menyiapkan makan untuknya lebih dulu."

Pemilik toko tersenyum padaku seraya merapikan bunga yang sedikit berantakan. "Hidupmu berat sekali, Ren. Aku selalu berdoa kamu akan mendapatkan kebahagiaan suatu hari nanti."

"Terima kasih Irene nuna. Nuna selalu peduli padaku."

Irene nuna menggeleng, tertawa kecil. "Kamu itu seperti adikku, Ren. Jadi aku merasa kepedulianku adalah kewajiban."

Aku tersenyum mendengar celotehan Irene nuna, dia memang selalu bisa membuat hari mingguku menjadi cerah.

"Oh iya Ren, hari ini bisa jaga toko sendiri dulu? Aku mau pergi, ada urusan soalnya." Irene nuna berhenti merapikan bunga, mengelap kedua tangan ke celemek yang ia pakai.

"Urusan? Nuna sedang mengurus pernikahan ya?"

Irene nuna tersenyum malu. "Kamu ini Ren, bisa aja bikin aku malu gini."

Aku tertawa melihat tingkah Irene nuna yang seperti anak kecil. Sungguh, Irene nuna itu sangat cantik walau umurnya hampir mencapai angka 30, aku saja pertama kali bekerja di sini mengira kalau Irene nuna itu masih sekolah menengah atas kelas 12. Tapi ternyata aku salah besar, ia sudah lama sekali lulus sekola, bahkan sudah memiliki tunangan dan ingin menikah.

"Bisa kan Ren?"

Aku mengangguk mantap. "Tentu saja bisa, nun. Nuna urus saja pernikahan nuna dengan baik, soal toko, biar aku yang jaga."

Irene nuna melepas celemek, menggantung di tempat yang tersedia di toko. Ia berjalan ke arahku setelah itu, menepuk pundakku pelan. "Semangat, Renjun! Fighting!"

"Fighting!"

Setelah itu, Irene nuna pergi ke dalam ruangan di toko bunga, sedang mempersiapkam diri menunggu calonnya menjemput mungkin.

Aku sendiri memilih untuk merapikan sedikit bunga-bunga di toko, mencium wangi bunga setiap minggu membuatku merasa tenang dan damai. Sedang asik-asik merapikan, pintu toko terbuka. Bel berdenting nyaring.

The 7th Sense | HRJ x You ✔Where stories live. Discover now