17. Meminta Bantuan

182 54 3
                                    

Jam istirahat sekolah, aku meminta Ryujin menemuiku di perpustakaan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jam istirahat sekolah, aku meminta Ryujin menemuiku di perpustakaan. Ada yang ingin aku bicarakan dengannya.

Apalagi kalau bukan masalah Irene nuna? Aku ingin meminta pendapat Ryujin atas apa yang akan aku lakukan selanjutnya.

Oh iya, hari ini aku tidak melihat y/n di sekolah. Gadis itu tidak masuk sekolah tanpa keterangan lebih lanjut.

Entah kenapa, aku jadi khawatir sesuatu terjadi pada y/n. Apalagi saat tahu hubungan y/n dan Jinsung
-saudara tirinya- sangat tidak baik. Aku takut terjadi apa-apa pada y/n

Setelah menyadari aku memiliki perasaan lebih padanya, aku jadi ingin menghindari y/n untuk mengubur dalam-dalam perasaan itu. Selain tidak ingin mengecewakan Mark, aku juga merasa tidak pantas menyukai anak orang kaya seperti y/n. Y/n terlalu baik bagiku, sungguh.

Hah, sudahlah Renjun. Jangan terus memikirkan y/n seperti ini jika kamu ingin melupakan perasaan suka itu.

Kamu harus bisa mengendalikan diri sendiri agar tidak melangkah lebih jauh. Ingat Renjun, y/n itu tunangan Mark. Mark meminta bantuanmu untuk menemukan kebahagiaan buat y/n, bukan menggantikan tempat Mark.

Aku tersenyum miris. Terkadang perasaan suka terhadap orang lain bisa sangat menyiksa. Apalagi saat kita sendiri sadar, kalau kita tidak akan pernah bisa mengambil hatinya.

Dan aku cukup tahu diri. Y/n bukanlah gadis sembarangan. Dia juga sangat mencintai Mark yang tampan, kaya, pintar. Mark memiliki segalanya selagi hidup, sedangkan aku, aku hanya anak dari seorang Ayah pengangguran yang hobi mabuk. Aku miskin, tidak tampan dan pintar.

Ah, memikirkan semua itu membuatku semakin merasa terpuruk saja.

Baiklah, aku tidak akan memikirkan y/n dulu saat ini. Yang lebih penting sekarang adalah bagaimana membuat Irene nuna mempercayai ucapanku nantinya.

"Renjun, maaf lama."

Aku melihat Ryujin datang dan duduk di hadapanku. Mataku terus memperhatikan wajah Ryujin. Ada beberapa bulir keringat di pelipisnya.

Kurogoh saku celana, mengeluarkan sebuah sapu tangan. "Ini." Aku mengulurkan sapu tangan ke Ryujin.

Ryujin menatapku tak mengerti. "Kenapa?"

Aku menunjuk keringat di pelipisnya. "Lap dulu."

Ryujin memegang pelipisnya yang berkeringat, ia mengetahui maksudku. "Aah, makasih Ren." Ryujin mengambil sapu tangan dariku, mengelap pelipisnya.

"Kamu lari ke sini? Sampe keringetan gitu."

Ryujin tertawa, menaruh sapu tangan di atas meja. "Aku takut kamu menunggu lama, tadi soalnya aku ke kantin dulu buat beli susu kotak."

"Udah diminum susunya?"

Ryujin mengangguk. "Habis di jalan."

"Kamu minum sambil jalan?"

The 7th Sense | HRJ x You ✔Where stories live. Discover now