33. Kisah Mereka

344 89 17
                                    

Kupikir aku bisa mulai melupakan y/n karena dia tak datang padaku sejak kejadian di mana Jisung memasuki tubuhku dan bertindak perhatian pada Ryujin

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kupikir aku bisa mulai melupakan y/n karena dia tak datang padaku sejak kejadian di mana Jisung memasuki tubuhku dan bertindak perhatian pada Ryujin. Tapi aku salah, nyatanya aku malah terus mengingat dia. Bahkan pagi ini, ketika aku sedang berjalan menuju kelas, pikiranku hanya tertuju pada y/n.

Ketika sampai di kelas, betapa terkejutnya aku saat mendapati y/n sudah ada di sana. Duduk di kursi pojok dengan keadaan mengenaskan.

Aku bisa melihat dengan jelas kantung mata dan lingkaran berwarna hitam di sekitar matanya. Wajah y/n pun sedikit tirus serta bibir pucat yang turut menambah kesan penampilan mengenaskannya.

Sebelum menghampiri y/n, aku melihat jam di dinding kelaz, memastikan kalau sekarang masih terlalu pagi untuk y/n berada di kelas. Dan tentu saja, ini memang masih terlalu pagi karena jam datangku ke kelas seperti penjaga sekolah yang bertugas membuka pintu gerbang.

Setelah memastikan jam, aku perlahan menghampiri y/n. Tidak ada respon darinya bahkan ketika aku duduk di kursi di depannya.

Tatapan mata y/n kosong, dia seperti orang yang tidak memiliki semangat hidup di dunia.

"Y/n?" Kuberanikan diri memanggil namanya. Aku hanya ingin dia menyadari kehadiranku dan tidak melamun seperti itu.

Dia tidak melihatku, tatapannya masih kosong.

"Hei, apa yang terjadi? Kamu kenapa?" tanyaku. Aku terus melontarkan kalimat-kalimat yang bisa memancing y/n bercerita.

Jujur, aku lebih baik melihat y/n banyak berbicara dibanding mendapatinya diam seperti sekarang ini.

"Y/n?"

Dia tetap tidak merespon.

Menghela napas pelan, kuputuskan untuk berdiri, lalu berjalan ke sebelahnya, kupegang bahu y/n.

Berhasil. Dia tersentak dan perlahan menoleh ke arahku.

Kulihat dia sedikit terperanjat sebelum tersenyum tipis.

"Eoh? Renjun? Kamu sudah datang?"

Aku tidak menjawab pertanyaannya. Yang kulakukan justru balik bertanya.

"Kamu kenapa? Ada masalah? Kenapa kamu terlihat seperti ini? Kalau sakit tidak usah sekolah."

Y/n menatapku, dia tersenyum lagi. "Kenapa kamu bertanya begitu? Kamu mengkhawatirkanku?"

Aku berkedip beberapa kali, tersadar dengan pertanyaanku yang terlihat seperti mengkhawatirkan y/n.

Ahh, Huang Renjun bodoh! Kenapa kamu bersikap seperti itu? Tidakkah kamu tahu kalau seharusnya y/n tak usah mendapat perhatian dari orang sepertimu.

"Renjun? Kamu khawatir padaku?" tanya
y/n sekali lagi. Kali ini ada binar harapan di matanya. Binar yang membuatku tersadar bahwa gadis itu ingin sekali diperhatikan.

The 7th Sense | HRJ x You ✔Where stories live. Discover now