8. Sikap Yang Tak Bisa Ditebak

229 59 1
                                    

Siang hari setelah menjaga toko bunga, aku langsung bergegas menuju toko buku untuk bersiap menjalankan pekerjaanku di tempat berikutnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Siang hari setelah menjaga toko bunga, aku langsung bergegas menuju toko buku untuk bersiap menjalankan pekerjaanku di tempat berikutnya.

Dan di sinilah aku sekarang, berdiri di antara rak buku yang berjejer rapi, membereskan beberapa buku, lalu mengecek ketersediaan stok. Sebenarnya pekerjaan ini tidak terlalu berat bagiku, tapi karena aku sebelumnya bekerja di toko bunga, aku merasa stamina tubuhku menurun.

Apalagi saat dengan tidak sengaja ada arwah yang menabrakan diri dengan tubuhku, membuat seluruh energi positif di tubuhku perlahan terkuras.

"Huhh." Aku mengelap keringat yang bercucuran di dahi. Aneh sekali rasanya, toko buku ini sangat dingin dengan bantuan AC yang cukup, tapi kenapa aku malah merasa sangat panas?

"Renjun?"

Aku tersentak kaget, tepukan di bahu dan panggilan dari seseorang membuatku refleks menoleh ke belakang. "Loh?
Y/n?" Lagi, untuk yang kedua kalinya di tempat berbeda, aku kembali bertemu dengan tunangan Mark.

Entah apa maksud y/n, tapi aku merasa dia seperti mengikutiku ke setiap tempat, apalagi perkataan Mark tadi pagi, membuatku merasa y/n benar-benar niat sekali mencari tahu tentangku.

Y/n memperhatikanku dari kepala sampai kaki, lalu melihat ke sekeliling. "Kamu bekerja di sini juga, Ren?"

Aku menggaruk tengkuk, bingung harus menjawab apa. Padahal aku yakin seratus persen y/n pasti sudah tahu aku bekerja di sini sebelum ia datang dan berpura-pura tidak tahu apapun tentangku.

Aku jadi merasa aneh dengan sikap y/n yang seperti ini.

"Kamu tidak membalas pesanku, Ren." Y/n kini berkeliling mengitari rak buku, dia dengan mudahnya mengalihkan topik pembicaraan.

"Y/n..."

Duh, aku bingung sendiri ingin berbicara apa dengan
y/n.

"Setelah dari sini, kamu bekerja dimana lagi, Ren? Boleh aku tahu?"

Helaan nafas keluar dari mulutku. Aku merasa malas meladeni y/n, tapi apa boleh buat. Aku sudah terlanjur mengenalnya dan berniat membantu Mark untuk berkomunikasi dengannya.
"Y/n, maaf kalau aku lancang. Tapi, apa kamu ada urusan denganku sekarang? Kenapa mengikutiku terus?"

Y/n berbalik menghadapku. "Aku tidak mengikutimu, kita hanya kebetulan bertemu di sini kok."

"Tapi tidak ada yang namanya kebetulan sampai dua kali terjadi."

"Renjun, kamu kenapa sih? Aku kan datang ke sini baik-baik. Aku ingin mengenalmu lebih dekat, aku ingin kita berteman karena ke depannya, aku pasti membutuhkanmu untuk bisa berkomunikasi dengan Mark oppa."

Entah kenapa, aku merasa kesal dengan ucapan y/n barusan. "Jadi kamu datang ke sini untuk berkomunikasi dengan Mark hyung? Bilang saja dari awal, aku bisa meminjamkan tubuhku untuknya. Tapi tidak sekarang, aku sedang bekerja saat ini. Datanglah nanti, ketika aku ada waktu." Aku memilih pergi meninggalkan
y/n yang menatapku tak mengerti.

The 7th Sense | HRJ x You ✔Where stories live. Discover now