13. Antara Percaya atau Tidak

195 54 9
                                    

Aku membawa y/n ke UKS, dan dia pun sudah mendapat penanganan kecil

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aku membawa y/n ke UKS, dan dia pun sudah mendapat penanganan kecil. Luka memar di sikunya kini ditempel plester, aku yang menyuruh, beralasan agar tidak ada orang lain yang sadar luka memar itu. Kalau memakai plester kan bisa disembunyikan lebih baik.

Misalkan nanti ada yang bertanya tentang plester itu, y/n bisa menjawab ia tidak sengaja menyakiti diri sendiri ketika melakukan sesuatu. Setidaknya luka memar di siku y/n tidak akan diketahui orang lain.

"Renjun, makasih ya. Aku nggak tahu lagi mau berterima kasih dengan cara apa sama kamu." Y/n tersenyum lebar, dari senyum itu aku tahu kalau gadis ini pasti sudah merasa lebih baik, walau di dalam hatinya entah bagaimana.

Aku membalas senyum y/n dengan senyuman tipis. "Yah, itung-itung membantu Mark hyung menjagamu."

Y/n tertawa, suara tawanya terdengar lembut di telingaku dan aku baru sadar hal itu. Selain tawanya, cara berbicara y/n juga terdengar anggun, tidak ada nada tinggi keluar dari mulutnya walau dia dalam keadaan marah sekalipun.

Aku...

Sedikit mengagumi sifat y/n yang seperti ini.

Terlepas dari y/n yang seorang penguntit, mengikutiku kemana pun. Tetap saja, dia adalah seorang gadis cantik berpendidikan dan kaya.

"Renjun, siang nanti mau ikut denganku tidak?"

"Kemana?"

"Mengunjungi Mark oppa. Aku merindukannya."

Kedua alisku terangkat, agak tidak mengerti dengan pernyataan y/n.

Kalau memang dia merindukan Mark hyung, dia kan bisa meminta padaku untuk membiarkan Mark masuk ke dalam tubuhku, tidak perlu susah-susah pergi ke pemakaman.

"Kamu kan bisa berbicara dengannya lewat aku, kenapa masih ingin pergi ke sana?"

Y/n tersenyum tipis, raut wajahnya berubah murung secara mendadak. "Kamu tahu Ren? Kadang aku merasa aneh ketika harus berbicara dengan Mark oppa yang memasuki ragamu."

"Kenapa? Kenapa aneh?"

Y/n menatapku, matanya terlihat berembun, seperti sudah dilapisi cairan bening yang kapan saja siap tumpah. "Karena aku tidak melihat wujud aslinya, aku tidak bisa membuktikan keberadaannya, aku tidak bisa menatap mata bulatnya lagi, aku tidak bisa merasakan pelukan hangat yang selalu dia berikan untukku."

"Kadang, aku merasa tidak percaya dengan apa yang Mark oppa bilang saat ia berada di dalam ragamu. Aku selalu bertanya-tanya, apakah itu benar Mark oppa? Atau arwah lain yang menyamar jadi Mark oppa? Atau mungkin yang lebih buruk, itu adalah kamu sendiri Ren, berpura-pura menjadi Mark oppa untukku." Y/n mengalihkan pandangannya dariku ketika mengucapkan kalimat terakhir.

"Y/n ..."

"Maaf, maaf jika aku belum percaya sepenuhnya padamu. Aku ..."

"... aku hanya mau memastikan kebenaran bahwa Mark oppa memang masuk ke dalam tubuhmu."

The 7th Sense | HRJ x You ✔Where stories live. Discover now