32. Tentang Seungmin

281 89 11
                                    

Pukul sembilan malam, Han benar-benar datang ke kafe tempatku bekerja

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pukul sembilan malam, Han benar-benar datang ke kafe tempatku bekerja. Wajahnya terlihat kusut, begitu pula rambutnya.

Aku bisa melihat dengan jelas warna hitam di sekitar matanya. Tadi siang, aku tidak sempat memperhatikan itu, tapi sekarang semuanya terlihat jelas.

"Ini pesananmu." Aku menaruh americano yang sebelumnya dipesan Han untuk menemani dia menghabiskan waktu di kafe.

"Makasih, Ren." Han meneguk pelan americano dingin. Dia lalu melihatku. "Bagimana kalau mulai sekarang saja? Aku tidak bisa meninggalkan Seungmin di rumah sakit lama-lama."

"Huh?"

"Seungmin di rumah sakit sendirian, walaupun dia koma. Aku tidak bisa membiarkan dia sendiri."

Aku mengangguk mengerti. Setelah enam bulan mengenal Seungmin, aku memang belum pernah sekalipun tahu di mana sekiranya raga Seungmin berada. Walau sudah berkali-kali meminta Seungmin memberitahu, sosok itu tetap saja diam dan menghindar.

"Kalau boleh tahu, di rumah sakit mana Seungmin dirawat?" tanyaku penasaran.

"Rumah sakit milik keluargaku," jawab Han.

Aku hanya mengangguk sebagai respon. Kulirik keadaan kafe yang sedikit sepi malam ini, mungkin karena besok adalah hari senin.

Sebelum berbicara dengan Han, aku sudah minta izin pada Jaehyun hyung untuk meninggalkan pekerjaan sekitar setengah jam. Beruntung Jaehyun hyung sangat baik, jadi tidak ada masalah saat aku izin.

Jaehyun hyung bahkan bilang padaku untuk tidak terlalu bekerja keras karena sudah ada Jinyoung yang membantu pekerjaan di kafe.

Meski sejujurnya aku masih menjaga jarak dengan Jinyoung, namun aku harus tetap profesional dalam bekerja. Yeah, setidaknya pekerjaanku sedikit terbantu dengan adanya Jinyoung.

"Jadi, bagaimana kamu bisa kenal Seungmin?" Pertanyaan singkat itu membuka pembicaraanku dengan Han.

Aku menjawab semua pertanyaan yang dia berikan. Bagaimana aku bisa mengenal Seungmin, dan aku yang berusaha meyakinkannya bahwa apa yang aku bilang bukanlah sebuah hal gila.

Karena untuk menjawab pertanyaan Han, mau tak mau, aku harus memberitahunya kalau aku bisa melihat hal yang tak bisa orang lain lihat.

Han awalnya tak percaya padaku, tetapi begitu aku bercerita tentang Seungmin yang selalu membaca novel atau buku fiksi di toko tempatku bekerja dan menggambarkan ciri-ciri fisik Seungmin, Han akhirnya percaya padaku.

Bahkan kini, dia tengah menangis. Aku sendiri tak tahu kenapa dia menangis. Di sela tangisnya, dia terus menyebut nama Seungmin dan kata 'maaf'.

Aku bukannya ingin mengganggu dia yang sedang menangis, tapi aku tidak memiliki waktu banyak. Walau Jaehyun hyung bilang aku tak perlu khawatir saat meninggalkan pekerjaan, tetap saja aku merasa tak enak.

The 7th Sense | HRJ x You ✔Where stories live. Discover now