14. Istighfar

12.3K 2.5K 525
                                    

"Istighfar gak mesti lo lakuin kalo lo inget baru berbuat dosa aja. Istighfar itu boleh setiap detik. Karena dosa kita gak bisa kita bayangin sebanyak apa. Udah sepatutnya kita selalu minta ampunan sama Allah."
-Husein-

~HASEIN~
Adelia Nurahma



"Husein, mau ya, jadi pacar aku?"

Husein meringis tak enak karena ia harus mengulang kalimat yang sering ia ucapkan kepada gadis-gadis seperti ini. "Maaf, aku gak pacaran."

"Kalau gitu kita ta'aruf aja."

Plak

Humaira menepuk keningnya sampai muncul suara itu. Husein melirik Humaira—yang sepertinya mengantarkan gadis ini untuk mengutarakan isi hatinya, kemudian lelaki itu terkekeh. Humaira mungkin tak habis pikir dengan ucapan sahabatnya barusan.

"Va, emang kamu ngerti ta'aruf itu apa?" tanya Husein.

"Gak pacaran, tapi boleh deketan. Boleh chattan. Boleh ketemuan asal jangan di tempat sepi. Iya, kan?"

Kali ini Husein lihat Humaira bukan hanya menepuk keningnya, tapi juga menutup wajahnya dengan kedua tangan. Mungkin sudah kepalang malu dengan tingkah sahabatnya. Husein pun terkekeh kembali.

"Kamu kok ketawa terus sih? Aku serius, tau."

"Iya iya," kata Husein, bersabar. Padahal yang membuatnya tertawa adalah tingkah Humaira di belakang sana. Lucu sekali.

"Jadi iya?"

"Eh, enggak. Maksudnya bukan itu."

Valen, gadis itu cemberut. Awal tadi wajahnya merah, mungkin karena malu dan gugup berhadapan dengan seseorang yang selama ini ia sukai diam-diam. Tapi lama-lama parasnya kembali normal. Putih dengan rona yang hanya di pipi.

"Coba kamu tanya dulu ke Humaira ta'aruf itu apa. Kalo udah ngerti kamu pikirin lagi harus gimana. Aku mau ke kantin dulu."

"Yaaa, Husein," pekiknya kecewa.

Husein berbalik setelah memberinya senyuman ramah. Humaira turut tersenyum dan memandangi kepergian lelaki itu.

"Ra, emang ta'aruf itu apa?"

Barulah kini Humaira menghela napasnya, menuntun Valen untuk duduk di kursi taman itu dan menjelaskan padanya apa itu ta'aruf.

"Ta'aruf yang kamu maksud tadi bukan ta'aruf. Tapi lebih ke pacaran syar'i yang diada-adain sama manusia zaman sekarang."

Alis Valen bertaut. "Pacaran syar'i? Emang bisa gitu yah?"

"Ya gak bisa lah. Aku bilang, itu cuma diada-adain. Bukan perkara baik. Gak sesuai sama tuntunan Al-Qur'an dan ajaran Rasulullah."

"Jadi ta'aruf itu apa?" tanya Valen, tak sabar. Ia ingin cepat mengerti dan mengajak Husein ta'aruf.

"Ta'aruf itu artinya saling mengenal. Saling mengenal sebelum khitbah atau lamaran. Jadi emang proses yang serius dan gak buang banyak waktu. Dan tujuannya adalah pernikahan."

"Terus gak boleh berduaan. Kalau ketemu harus ditemenin, itu pun pertemuannya harus membahas hal yang penting, yang tujuannya untuk mengenal satu sama lain. Bisa minta tolong didampingi keluarga, sahabat atau ustadz. Yang paling bagus, lebih baik tukeran biografi diri kita secara tertulis, jadi gak perlu saling ketemu."

"Gak ada chattan sampe larut malem. Gak ada gombal-gombalan sebelum akad. Gak ada janji-janji manis. Prosesnya ta'aruf, nadzar. Kalo saling cocok, khitbah. Abis itu menikah."

Hasein [SELESAI]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon