Play?

6.3K 697 35
                                    

San tiba di basement, memarkirkan mobilnya--maksudku, mobil Wooyoung di parkiran sebelum menuju kamar apartement mereka.

Ah, San memang memutuskan tinggal disini sejak ada Jungso dan ia sebagai ayahnya. Biar lebih mudah katanya.

Tak ada yang berubah pada San sejak ia keluar dari bar tadi. Kemeja dengan tumpahan Wine, tubuh yang lengket karena keringat, dan jangan lupakan penampilannya yang benar-benar berantakan.

。・:*:・゚★,。・:*:・゚☆


Wooyoung membeku, malam ini handphonenya baru bisa hidup karena tadi kehabisan daya saat di tengah jalan. Sebuah notifikasi masuk, bahwa pengguna bernama san_ch telah memposting di sosial media.

Pertama, tidak ada yang salah. Sampai Wooyoung menyadari bahwa postur tubuh, pakaian, semua yang ada pada orang itu milik sekali dengan Choi San.

Wooyoung yakin sekali San memakai baju yang sama sebelum pergi tadi. Jadi selama ini—

tit tit tit ting~

Seseorang menekan sandi apart-nya membuat Wooyoung panik. Apa Choi San pulang secepat ini?

Dengan kecepatan super, Wooyoung langsung menaruh kembali handphonenya, membuka nakas lalu memakai neck-choker miliknya,  berbaring memejamkan mata tepat disebelah Jungso.

Benar saja, seseorang meneriaki 'aku pulang' dengan suara seperti Choi San. Dan tentu saja itu memang dia. Satu hal yang pertama kali Wooyoung tangkap, bau Wine saat San memasuki kamarnya sangat kuat. Astaga, apa orang ini mandi Wine?

Wooyoung tak berani mengintip. Padahal ia tak melakukan kejahatan apa-apa, kenapa dia takut begini?

"Sudah tidur, ya?" Suara itu terdengar dekat, Wooyoung bisa merasakan San berdiri di belakang punggungnya. "Padahal aku ingin bermain denganmu..."

Wooyoung bisa mendengar San terkekeh sebelum akhirnya berjalan ke sisi kasur yang satunya. Jangan tanya kenapa San tertawa, dia cuma gemas melihat Wooyoung benar-benar memakai neck-chokernya seperti perintah.

"Kalau begitu besok pagi saja, lah..." Tanpa pikir panjang, San langsung merebahkan dirinya di kasur dan segera-

"Disebelah mu ada Jungso tidak bisakah kau ganti baju dulu!?"

Ups...

"Haha, kukira kau sudah tidur..."

"Masih...belum," Dengan ragu-ragu ia kembali berbaring setelah tadi panik karena San yang bodoh tak mengganti baju dengan bau Wine yang kuat itu lalu tidur disamping Jungso. "Aku sedang berusaha..." Ia memejamkan mata.

"Kalau tidak bisa tidak usah dipaksa..."

"Uh?"

"Ayo main denganku," San tersenyum seolah yang barusan ia katakan bukanlah hal buruk, seolah bermain yang ia maksudkan adalah seperti membuat bangunan dari tumpukan balok dan sejenisnya.

"Ganti bajumu, Choi San." Wooyoung menghindari tatapan itu dengan kembali memejamkan mata dan memunggungi San.

Entah sejak kapan, Wooyoung baru sadar San malah turun dan mendekat kearahnya dari sisi yang satunya. "Mau apa?"

"Katamu aku harus ganti baju,"

"Iya tapi aku- ah, sudahlah."

"Siapa yang menyuruhmu untuk tutup mata?"

Oh ya Tuhan, apa si Choi San ini benar-benar seorang submissive daripada dominant? Sejak kapan roti sobek itu ada di perutnya?

"Apa? Kau suka ini?" San menggodanya dengan menunjuk perutnya. Ah Wooyoung, berhenti menatap otot itu.

"Ayolah... Bermain denganku, hmm?" Mata Wooyoung melotot. Maksud San adalah menggapai Jungso untuk dipindahkan ke ranjangnya yang tersendiri, namun siapa sangka gerakan itu membuat wajah Wooyoung berpapasan langsung dengan dada bidang San?

"Tidurlah, Choi San..." Wooyoung berbalik arah lagi membelakangi San. Sementara orang itu menggendong Jungso pada ranjang bayinya.

"Kau yakin? Mungkin kita bisa memberikan Jungso adik kecil nanti." San ikut berbaring memeluk Wooyoung dari belakang. "Tanggung, kau kan juga sudah memakai gelang lehermu..."

Tengkuk Wooyoung serasa merinding karena terpaan langsung napas San. Niatnya hanya berbalik dan meminta penjelasan, tapi-

Cup

"Hmm? Sebentar saja, ya?"

Wajah Wooyoung yang langsung dihadapkan dengan bagian atas tubuh San yang toples—langsung merah padam. Sebetulnya Wooyoung tak ingin berbalik, namun San menarik tubuhnya hingga ia harus kembali berpapasan dengan pahatan-pahatan tubuh sempurna itu.

"B-baiklah, hanya sebentar. Tak ada permainan intim, ya?"

"Setuju."

Cup

Wooyoung memejamkan matanya, ini entah ke berapakali bibir Wooyoung bersentuhan langsung dengan milik Choi San. Awalnya hanya saling menempel biasa, namun perlahan ciuman itu berubah jadi lumatan kecil.

Wooyoung benar-benar tak tau harus melakukan apa, ia mencoba mengimbangi permainan, namun tetap saja San selalu bisa unggul.

Suara kecipak mulai memenuhi ruangan, semoga Tuhan menutup telinga Jungso agar tak mendengar hal laknat yang sedang dilakukan kedua orang tuanya.

Entah sejak kapan, tapi kedua telapak tangan Wooyoung sudah berada diantara tubuhnya dan dada milik San. Ciuman itu lepas, napas Wooyoung terengah sambil penciumannya menangkap bau Wine yang kuat karena tubuh San benar-benar sangat dekat dengannya sekarang.

"Tidurlah, besok pagi aku akan membangunkanmu."

Masih dengan semburat kemerahan di pipinya, Wooyoung mencoba menutup matanya.

Ah, Choi San... Kalau boleh jujur, Wooyoung ingin lebih dari itu.

。・:*:・゚★,。・:*:・゚☆

[✔] Sanwoo: InstagramWhere stories live. Discover now