The Different

5.4K 695 83
                                    

Wooyoung mengerjapkan matanya untuk menyesuaikan mata dengan sinar matahari yang masuk lewat sela-sela jendela. Penciumannya menangkap bau sup rumput laut dari pintu yang terbuka.

Tak lama, samar-samar Wooyoung melihat San datang, berjalan ke arahnya dan mengelus rambutnya lembut.

Cup

"Selamat pagi, sayang..."

Biasanya Wooyoung akan marah saat orang mengecup keningnya. Namun karena kondisi Wooyoung yang masih setengah terbangun, kali ini ia memilih untuk membiarkan saja.

"Jungso ada di meja makannya, aku juga sudah membuat sarapan. Mandi dan bersiaplah, ku tunggu di ruang makan ya..."

"Hmm..."

Setelah pintu kembali tertutup, salah satu manik Wooyoung terbuka lebar, otaknya baru mencerna apa yang barusan terjadi. Ia mengusap wajahnya, mengumpulkan nyawa sebelum beranjak ke kamar mandi.

Jika orang bilang wanita menghabiskan banyak waktu untuk bersiap, maka orang itu pasti belum tau betapa lamanya Wooyoung bersiap untuk berangkat kerja.

Bahkan hanya untuk mandi pagi, Wooyoung berendam untuk membuat tubuhnya wangi, sekitar hampir setengah jam kemudian ia baru akan membilas tubuh. Lalu mungkin lima belas menit hanya untuk memilih pakaian, dan merias diri dua puluh menit sebelum sarapan.

Hari ini Wooyoung kembali menggunakan baju turtleneck hitam, dipadukan dengan kemeja putih dengan dua kancing teratas sengaja dibiarkan terbuka. Setengah bagian kemeja yang didepan ia masukkan kedalam jeansnya, sementara yang dibelakang ia biarkan menjuntai. Kali ini, Wooyoung memilih hanya  memakai pelembab bibir dan mungkin sedikit perona bibir yang tak mencolok.

"Sudah siap?"

Cup

"Hey jangan sembarangan mengecup kening ku! Nanti make up ku rusak ʕಠ_ಠʔ"

"Baiklah, baiklah. Maaf..." San merapikan rambut Jung sambil tersenyum lembut. Wooyoung berdecak kesal lalu berjalan ke meja makan menghampiri Jungso.

"Hai sayang, sudah makan?" Senyum lebar terlukis di wajah Wooyoung kala si bayi ikut bergerak antusias dengan kebahagiaan terpancar di wajahnya. "Umm, Jungso sudah makan? Iya? Pintarnya~"

Bayi berumur sekitar 4 bulan itu kini sudah bisa berguling dari telengkup dan telentang, ia juga banyak tersenyum akhir-akhir ini. Jungso juga mulai mengoceh satu patah dua patah kata saat makan ataupun saat terjaga dan bermain. Kaki kecilnya sering bergerak lucu saat duduk di meja khususnya makan, lalu ia suka menggenggam mainan di tangannya itu—contohnya mainan gantungan kunci Shiber yang San belikan.

"Kau membuat dia memanggilmu apa?"

"Umm,, ma..ma?" jawab Wooyoung ragu. San menyajikan sarapan yang telah ia buat di depan Wooyoung, ternyata orang ini cukup handal memasak.

"Kau aneh hari ini," ucap Wooyoung disela-sela makannya.

"Aneh bagaimana?"

"Tidak tahu. Seperti—aneh saja. Tiba-tiba aku meresa kau berubah, jadi lebih—kau tau—lebih perhatian dan lembut padaku."

"Lalu mau mu apa? Kuperlakukan seperti anjing?"

Wooyoung melotot, "Language, San! Ada Jungso di sampingmu."

San terkekeh, ia beralih menatap Jungso yang menggigit Shiber karena mungkin penasaran akan benda yang ada di tangannya itu. Sesekali Shiber terpental agak jauh karena Jungso tak sengaja melemparnya membuat San atau Wooyoung harus kembali mengulurkan boneka itu padanya.

"Kulihat dia sudah membaik, kau akan membawanya ke panti asuhan?"

Kalimat itu berhasil membuat Wooyoung berhenti memotong rotinya, "Kenapa harus bawa dia ke panti? Dia kan sudah punya orang tua," ujarnya ketus. San akhirnya paham, Wooyoung sepertinya sensitif jika menyangkut ini.

San yang menyadari perubahan aura Wooyoung langsung beranjak memutari meja, memeluk Wooyoung dari belakang dengan tiba-tiba membuat orang itu sedikit kaget.

"Ish menyingkirlah, aku akan tersedak." Katanya 'menyingkir' tapi tangan yang Wooyoung gunakan untuk melepas pelukan itu seperti tak ada niatan melonggarkan pelukannya.

"Aku pergi, ya..." Wooyoung menyelesaikan makannya, menggapai tas kerjanya lalu mulai beranjak ke pintu keluar.

"Babaii mama, jangan pulang terlambat karena papa Choi akan lebih merindukan mama daripada Jungso," San menyahut sambil melambaikan tangan Jungso seolah anak itu yang tengah berbicara.

Cup

"Jumpa lagi, sayang~" ia melambai setelah mengecup kening Jungso.

"Mana untukku?" San menunjuk dirinya, menagih kecupan yang sama dari seorang Jung.

Wooyoung kembali beberapa langkah, menghampir San dan-

Cup

-mengecup singkat bibir San lalu pergi dengan wajah datar.

"Terimakasih atas kecupannya, Ny. Choi!"

。・:*:・゚★,。・:*:・゚☆

。・:*:・゚★,。・:*:・゚☆

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


aku.gemas.ngga mau.tau.
gemes banget :((

-salpok hoho

[✔] Sanwoo: InstagramWhere stories live. Discover now