Joy

3.3K 521 146
                                    

"San, dimana?"

"Ah, dalam perjalanan. Dengan Subin, ke kantornya, kenapa?"

"Aku senggang hari ini. Jungso dititip pada temanmu, ya? Apa tidak merepotkan?"

San terkekeh sambil menyetir, "tidak. Kak Seonghwa juga lagipula suka anak-anak. Dia juga tengah hamil sekarang."

"Karena itu! Dia hamil, seharusnya tak boleh banyak bekerja, kan? Bisa kirim alamatnya? Aku akan menjemput Jungso sekarang."

"Kau yakin?"

"Hmm."

"Baiklah," bertepatan dengan lampu merah, San menggapai handphonenya, menutup telepon dengan menekan salah satu tombol di layar mobilnya, lalu mengirimkan alamat Seonghwa pada Wooyoung.

"Hyung, lampu hijau."

"Ah, iya."

Mobil San kembali melaju.

。・:*:・゚★,。・:*:・゚☆

Wooyoung keluar dari ruangannya, Yeonjun memberi salam sambil merapikan beberapa data. Pemuda Choi itu tersenyum setelah dapat kata-kata semangat dari Wooyoung.

Kadang, sekretaris punya lebih banyak pekerjaan daripada sang atasan.

Wooyoung banyak di sapa saat dalam perjalanan menuju basement, ia hanya menjawab dengan tersenyum ramah.

"Jja, dimana letaknya tempat itu..."

Tanpa menunggu lebih lama lagi, Wooyoung mengendarai mobil mahalnya, memecah jalanan Korea Selatan di pagi itu.

Karena jalanan tengah lenggang, tak butuh waktu lama bagi Wooyoung untuk sampai di tujuan. Sebelum itu, ia berhenti di sebuah toko buah terlebih dahulu. Hitung-hitung sebagai tanda terimakasih dan embel-embel buah tangan.

"Alpukat dan jeruknya ada?" Setahu Wooyoung, buah-buah itu sangat baik dikonsumsi untuk yang sedang mengandung. "Juga mangganya kalau boleh."

Wooyoung mengeluarkan dompetnya, membeli banyak buah tak akan membuat perusahaannya bangkrut, kan?

"Jung... Wooyoung. Sudah lama ya? Akhir-akhir ini kau kemana?"

Wooyoung tentu tahu betul suara itu, jadi dia mengabaikannya, mengulurkan beberapa lembar uang untuk membayar belanjaannya.

Mingi.

Dia terkekeh tak percaya Wooyoung benar-benar mengabaikannya kali ini. Kebetulan, layar ponsel Wooyoung tiba-tiba menyala—menampilkan sebuah notifikasi dari pesan yang dikirim Choi San.

"Aku sudah bilang pada Kak Seonghwa kalau kau akan datang menjemput Jungso. Berhati-hatilah saat berkendara, ya!"

Mingi seketika menyungging.

"Jungso, ya?"

Padahal Wooyoung sudah hendak pergi, tapi perkataan Mingi barusan menghentikan langkahnya. Ia berbalik badan, memberi tatapan mengancam pada Mingi seolah bilang 'jangan main-main dengan Jungso-ku.'

"Darimana kau tahu?"

"Hahah!"

Wooyoung tak suka Mingi tertawa seperti itu. "Kau tidak tahu?" Demi apapun, Wooyoung benar-benar terlihat bodoh sekarang.

"San itu teman dekatku! Dan tempat dimana kau menjemput bayi itu—"






"—itu rumahku."

。・:*:・゚★,。・:*:・゚☆

San tengah duduk di salah satu sofa empuk disana. Tak pernah San duduk se-sopan ini sebelumnya. Ini perusahaan Kang, dan sialnya ia terjebak disini. Tempat orang bernama Kang Yeosang yang berhasil membuat San cemburu waktu itu menjabat pangkat tertinggi di perusahaan.

"Seperti yang kau lihat, kami bergerak di bidang—ya...pakaian."

San tak menyadari betapa terhormatnya dia didatangi langsung oleh Yeosang untuk bicara soal ini.

"Kau tahu, dengan visualisasimu yang seperti ini, aku yakin kau akan dapat keuntungan besar kalau kita menggunakannya dengan baik."

San menghela napas, padahal dia sebenarnya masih kesal pada si Kang ini.

"Bukan model pakaian dalam atau apa. Ini cuma baju-baju formal seperti jas dan lain-lain saja. Lagipula, ini perusahaan yang besar, kami sanggup membayarmu 10.000.000 won perbulan."

Kalau di rupiah kan, jumlahnya sampai 130.000.000 lebih.

Tentu dengan bayaran yang tak main-main, San sangat tergoda.

"Lalu, setelah wajahmu terpampang disini, aku yakin kau akan banyak dapat tawaran lain setelahnya yang bahkan mungkin bisa menawarkan bayaran yang lebih besar dari sekarang."

Sumpah, San tidak tahu jadi model pakaian akan semenggiurkan ini. Kalau tahu, kenapa tak dari dulu dia masuk kesini saja, ya?

"Bagaimana? Berkenan?"

。・:*:・゚★,。・:*:・゚☆

Senyum lebar terbit di wajah San. Secarik kertas dalam sebuah amplop berwarna coklat ia pegang erat, bukti bahwa ia telah di kontrak menjadi model perusahaan Kang, wajah baru dari perusahaan tersebut.

Ia berlari menuju basement, mencari mobilnya di antara mobil-mobil lain sambil berlari kecil.

San sangat tak sabar untuk memberitahu ini pada Wooyoung. Mungkin mereka akan pergi ke restoran mahal bersama Jungso, lalu liburan, berwisata, bermain wahana—mengajak Jungso berkeliling, lalu melakukan hal yang mereka suka.

Juga—San akan menikahi Wooyoung nanti, dalam waktu dekat—pasti, dengan uangnya sendiri.

"Halo Bu?" Kebetulan sekali, San baru saja akan menelfon Jimin. San langsung menjawabnya dengan riang.

Setelah ini, San pastikan, ia akan jadi menantu, suami, dan ayah paling baik di-

"S-san..."

































Senyum di wajah San hilang.






























"Wooyoung kecelakaan..."

。・:*:・゚★,。・:*:・゚☆

。・:*:・゚★,。・:*:・゚☆

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.



BANJIR MOMEN WOOSANNNNNN
Btw, apa tidak ada yang ingin mutualan twt? :)

[✔] Sanwoo: InstagramWhere stories live. Discover now