05

47.3K 635 15
                                    

"Aghh..."

Aretha tak bisa tidur. Jam sdh menunjukkan pukul 01.00 WIB. Perutnya sakit sekali. Kali ini lebih sakit. Ia tau bahwa itu kontraksi, tapi ia mengira itu kontraksi palsu. Kemudian ia mengecek celana dalamnya yg sedari kemarin keluar flek.

Celana dalam itu dipenuhi flek. Segera ia ke kamar mandi mengganti celana dalamnya. Tiba2 ia merasakan
kontraksi kedua kalinya. Tak tahan ia pun berteriak.

"Ahhhhhhh...."

Avaro terbangun karena teriakan aretha. Ia segera ke kamar mandi melihat keadaannya. Ia terkejut melihat almira yg sedang berjongkok siap mengejan.

Ia pun menggendong aretha ke tempat tidur dan mengecek pembukaannya.

"Aretha! Ini sdh pembukaan ke 8! Kenapa kamu tak membangunkan saya! Kalau terjadi apa2 gmana?!"
"Aahhh.. M-mas.. Maafshh.. Ahhh.."

Avaro sadar akan perbuatannya. Ia menyenderkan aretha di sandaran kasur dan membuka pahanya lebar.

"Ahh mas... Kontraksishhh... Agghhh.."
"Jangan mengejan aretha! Lihat sekarang! Vagina kamu bengkak! Kalau sdh seperti ini kamu hrs dijahit!"

Aretha menangis kembali. Tangannya meremas seprei kasurnya. Avaro merasa iba dan mencoba menenangkan aretha.

Byurr.. Ketuban aretha pecah. Segera setelah ketubannya pecah, ia mendapat kontraksi.

"Ahhh.. Kontraksi mas.. Aghhh... Huff..huff.. Aghhh.."

Bayi itu tak mau keluar. Kepalanya masih tetap di perut aretha.

"Dengarkan saya aretha, ketika ada kontraksi lagi, dorong sekuat tenaga kamu dan jangan putus!"
"Kontrasksihhhh.... Aaaaagggggghhhhhh..."

Aretha menghempaskan sisa tenaganya namun itu semua sia2. Bayi itu masuk ke dalam lagi setelah aretha berhenti mengejan.

"M-mas aku nggak kuat.. Hikss.. Sakitshh.."
"Ayo aretha, kamu kuat. Sebentar lagi kamu bakal jadi seorang ibu. Sebentar lagi aretha"

Avaro pergi ke sebelah aretha. Ia mencium kening istrinya. Aretha mengejan kembali ketika kontraksi datang, tapi tenaganya sdh habis dan ia membiarkan kontraksi itu lewat begitu saja.

"M-mas.. Bunuh aku mass... Aku capekk.. Hikss... Shhh... Hikss.."

Avaro tak tega melihat aretha kesakitan. Ia membuka celananya dan memasukkan penisnya ke dalam sana. Ia memaju mundurkan penisnya di vagina sempit aretha dan menghempaskan seluruh cairannya.
Aretha yg dari tadi kesakitan tambah kesakitan setelah penis besar suaminya masuk begitu saja. Ia pasrah, ia sdh tak kuat lagi.

Avaro mengeluarkan penisnya dalam satu hentakan, membuat aretha merasakan kontraksi lagi.

"Ahhh... Ghhhhh... M-masshhh... Aaaggghhhhh...."
"Aretha, tahan sebentar. Kumpul semua tenagamu dulu, jangan mengejan dulu"

Terlambat, avaro mengatakannya terlambat. Aretha sdh mengejan, bayinya tetap tak mau keluar. Aretha sdh tak kuat. Ia tak mau merasakan sakit lagi, ia mengambil tangan avaro dgn sekuat tenaganya dan meletakkannya di perutnya.

"M-mas, tak adahh... Gghhh... Cara lain, bunuh aku mashhh.."

Avaro tak mempedulilan omongan aretha. Ia sdh tak tahu lagi cara lain.

"Maafkan saya aretha"

Avaro menekan perut aretha. Aretha kesakitan bukan main. Air matanya keluar. Ia merasakan kontraksi lagi.

"Ayo aretha, kamu pasti kuat. Siapa yg mau merawat anak2 kita nanti kalau kamu tdk ada? Berjuanglah aretha, saya akan menekan perut ini dan kamu mengejanlah"

Segera setelah avaro memberitahu, aretha mengumpulkan tenaganya lagi dan mengejan kembali. Avaro segera menekan perut aretha.

Ploppp.. Kepala bayi itu keluar sempurna. Aretha mencoba melihat kepala bayinya, namun tak bisa.

"Ayo aretha, sedikit lagi. Sedikit lagi kita bisa bermain dengannya. Ayo semangat aretha"

Sekilas tangan aretha memegang kepala bayinya. Ia terharu dan mengejan kembali sambil perutnya ditekan oleh suaminya.

Oekk..oekk.. Bayi itu keluar sempurna. Avaro mengambilnya dan memberinya di dada aretha utk diberi asi.

"Hikss...hiks... Sayang.."

Avaro duduk di sebelah aretha. Ia mencium kening istrinya.

"M-mas, apa jenis kelaminnya?"
"Laki2, namanya Ben Alison Chandra. Panggilannya Ben"

Aretha senang sekarang ia bisa dipandang sebagai seorang ibu. Walau sekujur badannya terasa sakit, melihat Ben menjadi kekuatan baginya. Kemudian Avaro menggunting tali pusat ben dan menjahit vagina aretha.

Kemudian ia membersihkan kasurnya dari cairan dan darah. Setelah itu ia mengambil ben dari pelukan aretha yg tertidur. Ia juga memandikan anaknya dan memasangkan ben baju dan membawanya ke pelukan aretha. Sehabis itu ia tidur di samping bayinya dan aretha.

Bersambung..
Vote ya!

Avaro & ArethaWhere stories live. Discover now