06

41.2K 600 7
                                    

"Abang, bangun yuk udh siang"

Aretha sekarang sedang membangunkan ben yg sedang tidur. Kini usia ben sdh 2 tahun. Ia sdh memahami dan bisa berbicara sesikit sekarang. Aretha sekarang tengah hamil anak avaro yg kedua. Ia sdh memasuki bulan yg ke 8, dan sebentar lagi sdh mau memasuki bln yg ke 9.

"Abang, bangun yukk. Nanti kalau nggak bangun digigit dinosaurus lohh"

Seketika ben bangun. Ia meminta digendong oleh aretha. Aretha menggendong ben dan pergi keluar kamar mewah anaknya.

Aretha menggendong ben sampai ke lantai bawah. Ben yg melihat avaro tengah menonton tv meminta aretha menurunkannya dan berlari ke avaro.

"Papaaa..."
"Eh anak papa udh bangun, ben mau nonton apa?"
"Disney"

Avaro menggendong ben duduk di sampingnya. Ia menyetel film disney kesukaannya. Sedangkan aretha, ia memasak sarapan utk suami dan juga anaknya.

Semenjak ben hadir di tengah keluarga itu, avaro bersikap lembut pada anaknya. Ia sangat menyayangi ben dan juga anak yg aretha kandung sekarang.

Kebetulan avaro sedang libur hari ini. Selesai memasak, aretha memanggil avaro dan jg ben utk makan bersama di meja makan.

"Papa.. Ben.. Ayo makan keburu dingin"

Avaro menggendong ben di pelukannya ke meja makan dan menaruhnya ke kursi di sampingnya.

Saat mereka sedang makan, perut aretha nyeri. Kemudian ia meringis.

"Ugghh.."
"Bunda kenapa? Bunda sakit?"
"Ngga, bunda ngga kenapa2, cuman.. Hoekkk.. Hoekk.."

Aretha berlari menuju kamar mandi terdekat. Ia muntah di wc duduk toilet. Ia memuntahkan semua yg ia barusan makan. Avaro berlari menuju aretha. Ia memijat leher aretha yg sedang mual. Tubuh aretha bergetar, kemudian lemas.

"Kamu kenapa aretha? Kamu sakit?"
"Nggak, cuma masuk angin aja kayaknya. Lanjutin makannya aja mas, aku nggak apa2"
"Nggak apa2 gmana?! Kamu sampe lemes gini kok!"

Avaro pun menggendong aretha ke sofa depan tv. Ia membuatkan teh hangat dan meminta aretha utk meminum tehnya. Muka aretha pucat, tubuhnya lemas. Ia tdk bisa meminum teh tersebut. Avaro yg mengerti pun menyuapkan teh itu dengan sendok ke mulut aretha.

Ben yg daritadi hanya melihat pergi ke pelukan bundanya. Ia menangis tak mau melihat bundanya lemas.

"Hikss.. Hikss.. Bunda jangan sakit.. Hikss.. Ben janji nggak akan nakal lagi.."
"Ben, bunda nggak apa2 kok. Bunda cuman masuk angin aja, makanya kalau nggak mau kayak bunda, ben harus mau makan"

Aretha mengusap rambut ben yg daritadi menempel pada perutnya. Perutnya kembali mual. Ia berlari menuju kamar mandi dan memuntahkan teh yg baru saja diberi avaro. Avaro menaruh teh itu dan pergi menuju aretha. Avaro tak bisa melihat aretha yg sakit terus menerus, apalagi dengan muka pucatnya. Memang di kehamilan kedua aretha, ia sering sakit2 an.

Avaro menggendong aretha menuju kamar tidur mereka berdua. Sebelum menggendong aretha, ia menyetel film kesukaan ben dan meyakinkan ben bahwa bundanya tak sakit. Ben pun menurut dan asik melihat film nya. Avaro menaruh lembut tubuh aretha ke kasur. Selama ia menggendong aretha, ia kaget karena seperti tak menggendong apa2. Aretha tambah kurus, itu yg ia rasakan.

Kemudian ia memijat perut aretha lembut. Muka aretha perlahan memerah kembali. Muka pucat itu hilang. Avaro pun mengusap perut buncit aretha.

"Kamu kenapa aretha? Apa dedek bayinya yg sakit?"
"Nggak, aku nggak kenapa2 mas. Ini cuman masuk angin aja. Temenin ben aja mas, kasian dia nonton sendirian."

Avaro menatap tak suka pada aretha. Ia selalu saja begitu. Ia terlalu memerhatikan keadaan sekitarnya, seakan lupa bahwa ia juga sedang mengandung. Avaro pun turun ke bawah dan memasak bubur untuk aretha. Kemudian ia pergi ke atas kembali, ingin menyuapi aretha.

"M-mas, ngapain kesini mas? Nggak main sama ben? Aku nggak apa2 mas, tenang aja"

Avaro tak mempedulikan apa yg aretha ucapkan, ia mengambil sendok dan memberi isyarat aretha utk makan.

"Buka mulutmu"
"Mas taruh aja disini, ntar aku makan sendiri. Mas main sama ben aja"

Avaro sdh tak tahan lagi menahan emosinya. Ia memarahi aretha yg tsk mau makan terus.

"ARETHA! KALAU JADI ISTRI, YA NURUT SAMA SUAMI. APA KAMU LUPA, DISINI ADA BAYI?! BAYI INI DARAH DAGING SAYA ARETHA! SAYA TAK AKAN MEMBIARKAN ANAK2 SAYA DIPERLAKUKAN SEPERTI INI! TERMASUK KAMU! JADI MAKANLAH SESUATU! ANGGAPLAH SAYA MEMBERI MAKAN UTK ANAK INI!"

Aretha menundukkaan kepalanya. Dadanya sesak, matanya berkaca - kaca. Avaro kemudian menyuapi aretha yg kepalanya masih tertunduk. Kemudian ia merasakan ada air yg terjatuh ke tangannya, ia langsung tahu itu air mata aretha. Ia mengangkat dagu aretha yg memperlihatkan wajah basah aretha. Avaro menaruh bubur yg ada di tangannya dan mengusap air mata aretha.

"Maksud saya ngomong begitu, biar kamu makan. Kasihan dedek bayinya kalau nggak dikasi makan."

Avaro mengambil bubur itu lagi dan menyuap makanan itu pada aretha. Aretha memakan makanan itu dgn terpaksa, ia masih mual. Ketika makanan itu habis, aretha diberi teh oleh avaro dan avaro menyuruh ia beristirahat. Ia mengecup perut aretha dan pergi keluar.

Aretha kembali menangis. Mengambil bingkai foto ibunya dan berbicara seakan ibunya ada di sampingnya.

"Ma, aku nggak kuat ma. Aku mau sama mama aja. Kenapa mama tinggalin aku? Mama nggak sayang aku? Hikss.. Hikss.."

Aretha menaruh kembali bingkai foto itu dan tertidur.

Bersambung..
Vote ya!

Avaro & ArethaWhere stories live. Discover now