26

24K 457 28
                                    

"Ke-kenapa pak?"

Avaro mengarahkan telpon nya pada manager itu. Pemilik perusahaan langsung memberitahu bahwa sekarang avaro lah yang menjadi pemilik saham terbesar nya.

"Kamu sudah dengar kan apa yang dia bilang? Saya pemilik saham terbesar disini, jadi tolong pecat dia!"

Avaro menunjuk pramuniaga yang menggosipkan istrinya itu. Pramuniaga itu terkejut bukan main mendengar penjelasan manager itu.

Ia pun menangis pada mereka, meminta supaya ia tidak di pecat. Ia pun berlutut di kaki aretha, berharap aretha akan memaafkannya.

"Bu maafin saya bu, hikss.. Saya punya keluarga.. Hikss.. Yang hrs saya hidupi bu.. Hikss.."

Aretha tentu saja merasa kasihan. Ia menggenggam tangan pramuniaga itu supaya tak berlutut di kakinya lagi.

"Iya, saya maafin kok. Mas, udahlah gausah pecat2 orang"
"Tapi-"
"Udahlah mas, aku nggak apa2 kok. Masa di ulang tahun clara mas mau kayak gini sih. Yuk pulang, kasian mereka nunggu di rumah"

Avaro membuang nafasnya. Mereka segera pergi ke mobil untuk ke rumahnya. Selama di perjalanan, aretha melamun. Membuat avaro tak nyaman melihatnya.

"Kamu kenapa sih? Masih mikirin kejadian tadi?"
"Nggak kok mas, cuman agak sakit hati aja"
"Dilupain aja, lagian kan hari ini ulang tahun clara"
"Hmm, iya mas"

Mereka sampai di rumah mereka. Dengan cepat mereka mendekor rumah itu agar bernuansa ulang tahun.

Kini saatnya mereka merayakan ulang tahun clara yang pertama. Sebelum meniup lilin, mereka berdoa terlebih dahulu dipimpin oleh avaro, lalu clara meniup lilinnya dibantu ben.

Kini acara telah selesai. Mereka membereskan kekacauan itu, lalu papa mama avaro pamit pulang begitu juga dengan keluarga kecil agatha, kembarannya.

Sekarang clara, ben, dan aretha sedang duduk di tempat bermain mereka. Clara membuka kado dari saudara2 nya dibantu dengan ben, sedangkan aretha menyuapi mereka buah sambil menemani anak2 nya.

Dibukanya sebuah telepon mainan hadiah dari aretha.

Senyum terpancar dari wajah clara. Ia langsung membuka box itu dibantu dengan ben. Ia mengambil telpon itu, lalu bercakap - cakap seperti orang lain menelpon.

"Clara happy nggak?"
"Happy"
"Horee"

Senyum dari tiga anggota keluarganya membuat hati avaro terasa damai. Ia yang dari tadi hanya memperhatikan mereka, tak mau kalah dengan senyum yg diberikan untuk aretha.

"Papa punya hadiah buat clara sama abang"
"Yeayy hadiah"
"Hadiahnya apa pah?"

Avaro tersenyum, lalu menoleh ke arah aretha. Aretha mengangguk, kemudian ia menggendong clara sedangkan avaro menggendong ben.

Mereka pergi menuju halaman rumah dan jreng.. Playground impian ben dan clara terwujud.

Ben dan clara langsung meminta turun dari papa dan bundanya, lalu mencoba bermain di playground itu.

Sungguh inilah yang aretha mau. Anak2 nya yg tersenyum cerah sambil bermain bersama. Hal sederhana, namun sangat berarti baginya.

Avaro menggenggam tangan aretha. Aretha menoleh, memperlihatkan senyum bahagia avaro.

"Duduk yuk"
"Hmm"
"Mas mau aku bikinin lemon tea nggak?"
"Boleh"

Aretha beranjak dari kursinya, lalu pergi ke dapur untuk membuat lemon tea.

"Ini mas, udah jadi"
"Makasih"

Mereka menikmati keseharian mereka seperti keluarga pada umumnya. Tak terasa sekarang sudah menunjukkan pukul enam sore.

Aretha mandi bersama ben dan clara, lalu memasak makan malam. Avaro memeluk aretha yang sedang memasak dari belakang.

"Mas?"
"Hmm"
"Aku lagi masak mas"
"Memangnya kenapa? Kamu ingat perjanjian kita kan?"

Seketika wajah aretha merah padam. Bisa - bisanya ia baru ingat sekarang. Avaro menjilat leher aretha dari belakang. Namun avaro memberhentikan kelakuannya karena ben memanggil.

"Bunda, udah blm masaknya? Ben laper"
"I-iya sayang udh selesai kok"

Aretha mendorong avaro ke belakang lalu menyiapkan makan malam untuk mereka. Setelah itu avaro dan aretha menemani ben dan clara bermain, lali menidurkan mereka.

Ketika aretha sedang membuka kuncirannya, avaro menjilati daun telinganya.

"Ahh.."

Desahan aretha keluar. Ia belum siap menambah anak lagi, namun perjanjian itu masih diingat oleh avaro.

Avaro segera menggendong aretha ala bridal style, lalu menaruh aretha pada kasurnya.

Ia melumat bibirnya, lalu menjilati setiap inchi tubuhnya sambil meremas kedua payudara aretha.

"Ahh.. Shh.."

Sampailah lidah avaro di vagina aretha. Ia menjilati setiap bagian vagina aretha.

"Ahhh.. Shhh.. Keluarshhh.. Ahhh.."

Aretha orgasme untuk yg pertama kalinya. Avaro menusukkan penisnya ke dalam vagina aretha, lalu mengeluarkan sperma nya di dalam perut aretha.

Aretha sudah kelelahan, ia pun tertidur. Avaro yg masih belum puas pun melanjutkan kegiatannya. Akhirnya ia sudah mencapai klimaks nya. Ia pun tertidur di samping aretha dengan penisnya yg masih ditancapkan di vagina aretha.

Bersambung..
Vote ya!

Avaro & ArethaWhere stories live. Discover now