11

30.5K 496 12
                                    

Avaro pun memarkir mobil mewahnya. Aretha pun turun dari mobil dan membuka pintu belakang mengambil ben di jok bayinya. Kemudian mereka pergi ke tempat yg sdh dipesan orang tua avaro.

Aretha menggendong ben, sedangkan avaro berjalan di sampingnya. Kriett.. Bunyi pintu yg dibuka. Disana sdh ada papa mama avaro, jg kembarannya yg bisa dibilang lebih tua dia 10 mnt.
.................................
• Papa avaro : Arlen Chandra
• Mama avaro : Alma Pratiwi
• Kembaran avaro : Agatha Amelia
Chandra
• Suami Agatha/sahabat lama avaro : Alvin Reynard Praditya
• Anak Agatha & Alvin : Aland Barnard Praditya
.................................
"Halo avaro dan aretha, selamat datang. Eh cucu ganteng oma udh datang"
"Halo ma, mama apa kabar?"

Alma pergi ke aretha yg sedang menggendong ben, sedangkan avaro meninggalkan mereka dan duduk di meja makan.

"Baik, eh ayo duduk2"
"Iya ma"

Aretha duduk di samping avaro, sampingnya lagi ben yg duduk di kursi bayi.

"Aretha, ini sdh bulan ke berapa semenjak kamu hamil anak kedua?"
"Sekarang udh bulan ke 9 ma"
"Kamu nggak apa2 ikut?"
"Apaansih sok banget nanyain gw, biasanya lo bodo amat"

Agatha bermaksud utk menanyakan aretha, tapi avaro kira ia yg ditanya.

"Apaansih, gw nggak nanya lu. Gw nanya ke adek ipar gw, bukan lo"
"Ehh, kalian ini ya udh gede masih aja berantem. Malu sama anak kalian yg main sama2 terus"

Alma pun mengajak mereka makan bersama. Selesai makan, avaro dengan alvin pergi keluar membicarakan masa lalu sambil membicarakan tentang perusahaan. Arlen dan alma sedang bermain dengan cucu2 mereka, sedangkan agatha dan aretha mengobrol.

Tak terasa sekarang sudah jam 7 malam. Avaro & aretha memutuskan untuk pulang. Sebelum pergi, mereka berpamitan.

"Pah, mah, aku sama aretha pergi dulu ya"
"Kak agatha, mas alvin, kami pergi ya"
"Aland, ben pergi ya. Nanti kita main sama2 lagi"

Aland mengangguk dan melambaikan tangan pada mereka. Mereka pun pergi ke tempat parkir dan memasuki mobil. Saat di perjalanan, ben sdh tertidur lelap. Mungkin ia kelelahan karena bermain dengan aland.

Padahal sekarang sdh jam 7 malam lebih. Mereka belum makan malam, hanya makan siang tadi. Perut aretha tambah sakit setelah berjalan dengan high heels apalagi belum makan.

Aretha daritadi mengelus perutnya sambil mengatur nafas. Tiba2 perut aretha berbunyi. Avaro menoleh melihat aretha yg ternyata kelaparan.

"Mau makan apa?"
"Hmm?"
"Kamu mau makan apa?"
"Boleh mas?"

Aretha tersenyum cerah. Ia sangat lapar dan mengidam makan nasi padang daritadi.

"Aku mau makan nasi padang mas"
"Hmm..."

Avaro mampir di rumah makan sederhana. Sebelum turun, ia tak mengizinkan aretha turun, dan membeli apa yg aretha ingin makan.

"Rendangnya 2 sama kuahnya, ayam gulainya 3, terus sayur singkong, kikil 3, sama perkedelnya 2 ya mas"

Avaro terkejut dengan permintaan aretha yg sebegitu banyak. Ia membeli makanan yg aretha pesan dan pergi ke rumah.

Sesampainya mereka di rumah, avaro menggendong ben, sedangkan aretha memeluk perutnya kesakitan. Saat avaro menoleh ke belakang, betapa terkejutnya ia melihat aretha seperti mandi keringat. Rambut halus nya menempel di wajahnya terkena keringat.

Avaro mengambil kresek makanan yg di bawa aretha dan menidurkan ben di sofa.

"Kamu kenapa aretha? Mau kerumah sakit sekarang?"
"Nggak, nggak usah mas. Aku cuma kelaperan daritadi nggak makan"
"Ya sudah makan dulu, saya mau menidurkan ben di kamarnya"
"Ok, makasi mas"

Avaro berjalan melewati tangga sambil menggendong ben. Aretha berjalan membawa makanan itu, menaruhnya di meja makan, dan duduk.

Perut aretha semakin sakit. Ia meringis pelan. Jam sekarang sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Aretha menaruh makanannya di piringnya juga piring avaro.

Ia menaruh 1 rendang, 2 ayam gulai, setengah sayur singkong, 1 kikil, dan 1 perkedel di piringnya, sisanya ia taruh di piring suaminya. Ia belum makan, menunggu suaminya. Ketika avaro turun dan mendekati meja makan, ia mengerutkan alisnya karena aretha blm makan.

"Aretha, kok kamu belum makan sih?! Ntar dedek bayinya kelaperan! Kamu kenapa sih suka banget nyiksa anak kamu sendiri?!"
"A-aku nungguin mas makan sama aku. M-mas juga blm makan kan? Sini, duduk di sebelah aku"

Avaro pun memutar bola matanya dan duduk di samping aretha. Ia pun memakan makanan itu. Ketika disuapan keduanya, avaro melihat aretha yg belum juga makan.

"Kamu kenapa lagi sih?! Ini udh malem! Masa dedeknya nggak makan apa2?!"
"D-dedeknya mau disuapin mas"
"Halah alesan kamu! Cepet makan! Sendiri aja!"
"Ta-tapi mas, ini beneran dedeknya yg mau"

Avaro menghempaskan nafasnya. Ia mendorong piring itu dan pergi dari sana. Aretha menahan tangisnya. Avaro sdh keterlaluan. Selama ini ia mati - matian menahan ngidamnya, atau kalau sdh tak tahan ia akan beli sendiri. Tapi sekarang, avaro malah marah2.

Aretha menatap suaminya yg sedang menaiki tangga dan membuka pintu kamarnya. Ketika avaro sdh masuk dan terdengar suara pintu tertutup, aretha menangis.

Ia mengambil sesuap nasi itu sambil menangis tanpa mengeluarkan suara.

"Yang sabar ya dek, papa cuma capek aja itu. Papa sayang kok sama adek, adek cepet keluar ya biar bisa main papa"

Aretha sangat mencintai avaro. Bahkan ia sekarang berbicara positif tentang avaro di depan anaknya. Segera ia selesai makan, membersihkan meja, dan mencuci tangan, ia pergi ke kamarnya untuk berganti baju rumahnya.

Di dalam, avaro sedang memainkan hp nya di sofa. Aretha menatap avaro sebentar, lalu bergegas mandi. Ia pun selesai mandi. Ia berjalan keluar memakai daster, lalu memakai skincare dan bodycarenya.

Setelah selesai, ia pergi ke kasurnya. Avaro sdh tertidur disana. Aretha pun tidur di sebelah avaro.

Bersambung..
Vote ya!

Avaro & ArethaOnde histórias criam vida. Descubra agora