14

29K 474 19
                                    

Jam sudah menunjukkan pukul jam 11 pagi. Aretha bangun dari tidurnya. Avaro sdh tdk ada di sampingnya sekarang. Ia kira avaro masih marah padanya.

Kriett.. Suara pintu terbuka. Avaro masuk dengan bubur yg masih hangat berada di tangannya. Ia segera duduk di samping aretha menyuapi istrinya itu.

"M-mas?"
"Hmm.."
"M-mas beneran kan udh nggak marah lagi sama aku?"
"Iya.."
"M-mas, apa mas boleh ceritain soal perempuan itu mas? K-kalau mas nggak mau ceritain nggak apa2 kok"
"Dia ya? Baik, saya akan menceritakannya. Waktu saya masih SMP, dia cewek paling terkenal di sekolah. Sedangkan saya waktu itu belum banyak punya teman karena sifat saya dan juga karena saya sering lompat kelas. Pada saat itu, perempuan itu membantu saya berbaur pada teman2 yg lain. Saya sangat berterima kasih sama dia, karena dia saya punya teman waktu itu. Makin kesini, dia mulai mendekati saya. Makin kesini juga, saya memiliki perasaan padanya, akhirnya saya tembak dia dan dia jadi pacar saya waktu itu."

Degg.. Hati aretha sakit, namun ia tetap menyimak cerita avaro.

"Dia cinta pertama saya, saya sangat sayang sama dia. Tapi ternyata dia mengkhianati saya. Ia pergi bersama laki2 lain daripada sama saya. Ia hanya memanfaatkan kekayaan keluarga saya saja. Saya sangat sedih waktu itu, sampai2 saya berpikir untuk tidak menikah. Tapi ternyata pikiran itu harus terhapus karena papa dan mama menjodohkan saya dengan kamu aretha"
"T-terus perempuan itu kemana mas?"
"Saya nggak tahu, tapi ternyata rasa sayang pada cinta pertama tidak pernah terhapus meskipun itu sdh lama terjadi. Maka dari itu saya masih menyimpan album itu"

Aretha sakit hati. Sebegitu cintakah avaro pada perempuan itu sampai2 ia masih menyimpan foto2 itu?

"M-mas, ben mana ya? Kok belum kelihatan dari tadi?"
"Oh iya saya lupa. Tadi papa sama mama katanya kangen ben, jadi mereka mau ben nginap di rumah mereka, kamu nggak apa2 kan aretha?"
"Yah nggak apa2 mas, mereka kan papa sama mama aku juga"
"Hmm.. Saya keluar dulu"

Avaro meninggalkan aretha sendirian di kamar. Aretha sekarang tak tahan menahan air matanya. Tiba2 ia merasakan kontraksi pada perutnya. Aretha meringis minta tolong.

"Mass!"

Avaro segera masuk ke dalam. Ia terkejut melihat aretha yang memeluk perutnya kesakitan.

"Kamu kenapa?"
"P-perutthh.. Ak-aku sakit mashh.. Aghh.."

Avaro segera membuka celana dalam aretha untuk memeriksa apakah aretha sudah pembukaan. Aretha menutup mata sambil menahan sakit.

"Kamu belum pembukaan aretha"
"T-tapi perut aku sakit mashh.."

Avaro berbaring di sebelah aretha lalu memangkunya. Ia memijat perut aretha dengan kedua tangannya. Wajah aretha basah dipenuhi keringat dengan rambut panjangnya yg menempel.

Perlahan rasa sakit itu hilang. Aretha yg sdh kehabisan tenaga, sudah tertidur dari tadi. Avaro masih tetap memijat perut buncit aretha sambil sesekali mencium bibir aretha.

Aretha begitu cantik sekarang. Matanya yg tertutup, wajah cantiknya yg dipenuhi keringat dengan rambut panjang, serta tubuh aretha yang masih terbilang seksi padahal ia sedang hamil besar.

Avaro semakin nafsu melihat aretha seperti itu. Perlahan ia menyampingkan tubuhnya juga tubuh aretha sehingga mereka berhadapan. Ia mengambil kaki kanan aretha dan menempatkannya di pinggangnya.

Avaro mengelus kaki putih itu sensual. Tak tahan, ia pun membuka celananya dan memasukkan penis besarnya itu. Jlebb.. Penis itu masuk sempurna.

"Ugghh.."

Aretha meringis merasakan ada yang masuk dalam dirinya, namun ia kembali tertidur kehabisan tenaga. Avaro merasakan ada kepala bayi di dalam. Ia segera mengeluarkan penisnya dalam satu hentakan, takut bayinya kenapa - napa.

Ia menutup kembali celananya dan kembali ke samping aretha. Ia mencium keningnya sebentar lalu pergi keluar.

Bersambung..
Maaf ya aku up sedikit dulu, jangan lupa vote terus ya!

Avaro & ArethaWhere stories live. Discover now