21

21.3K 413 9
                                    

Avaro mencium helaian rambut aretha sambil membelainya. Jarang sekali aretha merasakan adanya damai di hatinya. Apa ini yang dimaksud dengan cinta suami istri? Ah sudahlah..

Tak terasa sekarang jam sudah menunjukkan pukul 10. Aretha yang dari tadi bercucuran keringat, mengikat cepol rambutnya keatas.

Avaro melihat leher jenjang aretha yg sdh tdk ditutupi apa2. Keringat aretha yang membasahi seluruh tubuhnya juga lehernya membuat avaro menelan salivanya.

"Buka baju saja aretha jika kepanasan"
"Eh enggak kok mas, nggak apa2"
"Nggak apa2, lagian anak2 udh tidur. Tinggal kamu sama saya aja"

Aretha mengangguk, lalu membuka baju nya. Tersisa bh berwarna merah pekat yg menempel di tubuh langsing nan sexy itu. Dibalik bh itu, terlihat sudah dua buah gundukan karena bh yg sdh sangat kesempitan.

Avaro menelan salivanya kembali. Ia sudah tak tahan, ingin sekali ia meremas gundukan itu.

Ia menghadapkan wajah aretha, lalu mencium bibirnya. Lama2 ia melumat bibirnya sambil bermain dengan lidah aretha.

Aretha yg sdh terlanjut menikmati, malah membalas lumatan avaro tanpa berpikir panjang, ia lupa kalau avaro bisa ganas saat bermain di ranjang nanti.

Posisi aretha sekarang ada di pangkuan avaro. Sambil menggalungkan tangannya, ia masih lanjut berciuman dengan avaro.

Avaro menggendong aretha sampai ke kamarnya dan menaruh aretha di kasurnya. Avaro segera menindih aretha tanpa aretha tahu. Badan aretha sakit seketika karena avaro menindih tubuhnya.

"Mas.. Sakitt.."

Avaro langsung membuka celananya jg celana aretha. Terpampang jelas sekarang penis besarnya yg sdh menengang. Aretha takut kejadian di kolam berenang itu terjadi lagi.

Ia segera menghempaskan tubuh avaro sekuat tenaga, lalu beranjak dari tempat tidur. Sayangnya tangan itu dirampas oleh avaro. Sekarang tubuhnya sudah dihempaskan di senderan ranjang.

Aretha ketakutan melihat muka nafsu suaminya. Memang wajah suaminya sekarang itu sexy, namun menurutnya wajah itu sudah kelewatan sexy nya.

"M-mas.. Jangan mas.."

Terlambat, penis besar avaro sudah masuk sepenuhnya di vagina aretha. Badan aretha terangkat kembali seperti waktu itu.

Perlakuan avaro sama saat di kolam berenang waktu itu. Aretha mengeluarkan air matanya, namun tak bersuara. Ia sudah tak ada tenaga untuk bersuara, bahkan untuk sekedar menggerakkan jarinya saja tidak bisa.

-------
Paginya aretha bangun. Ia tidak bisa menggerakkan badannya. Ia tak bisa duduk, ia hanya bisa menangis sambil terlentang. Seluruh badannya seperti dipukul oleh batu bata.

Segera setelah ia sudah mendingan, ia beranjak dari kasurnya dan pergi ke cermin besarnya.

Segera setelah ia sudah mendingan, ia beranjak dari kasurnya dan pergi ke cermin besarnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

( Cerminnya aja ya yg di bayangin, jangan yg lainnya 😂)

Badannya sekarang dipenuhi oleh bekas2 gigitan ciuman avaro yg memerah, juga bekas2 cupang suaminya. Sungguh ia sering merasa dirinya kotor, padahal ia sudah memiliki suami.

Ia segera pergi ke kamar mandi. Bekas wangi avaro masih menempel lekat di tubuh aretha, walau ia sudah beberapa kali menyabun badannya.

Setelah mandi dan berpakaian, ia pergi membangunkan avaro. Avaro yang masih telanjang sedang tertidur pulas.

"Mas, bangun mas"
"Hmm"

Avaro segera bangun, aretha bingung dengan avaro. Biasanya ia susah dibangunkan, tapi sekarang? Ah sudahlah. Avaro duduk di sofa kamarnya sambil masih bertelanjang.

"Mas, mas ganti baju dulu"
"Nanti, ambilkan pakaian saya saja"

Aretha mengambil sepasang pakaian avaro, lalu memberinya pada avaro. Ia sudah sering melihat avaro telanjang, namun ia masih malu melihat avaro.

Avaro yg melihat aretha menutup matanya sambil menyodorkan pakaiannya tersenyum smirk. Ia segera mengambil tangan aretha dan sekarang posisi aretha sedang duduk di pangkuannya berhadapan.

"Aretha"
"Hmm"
"Buka matamu"
"T-tapi mas masih-"
"Kita sudah suami istri aretha, sekarang buka matamu"

Aretha perlahan membuka matanya. Matanya tertuju dengan wajah tampan avaro. Avaro tersenyum smirk, lalu memulai aksinya.

"Pakein"
"Apa?"
"Pakein baju sama celana saya"
"A-apa?!"

Wajah aretha berwarna merah padam sekarang. Sungguh, ingin sekali ia berlari keluar dari kamar ini.

"M-mas aja-"
"Atau kamu mau saya terkam kamu baru mau?"

Aretha menggeleng cepat, lalu segera mengambil baju avaro. Ia memasukkan baju itu sambil membayangkan bahwa itu ben, agar ia tak merasa malu lagi.

Kini saatnya ia memakaikan celana dalam avaro. Ia segera memasukkan celana dalam itu dengan sangat hati2 agar tak terkena penis avaro, namun avaro menggerakkan penisnya ke tangan aretha.

Aretha tambah malu dengan apa yg ia rasakan dan lanjut memakaikan celana dalam avaro juga celana panjangnya.

"S-sudah"
"Hmm"
"Mau bercumbu sebentar?"
"T-tidak, payudara ku sedang sakit"

Avaro baru ingat kalau bh yg dipakai aretha kesempitan. Jadi hal ini yg membuat beberapa hari ini aretha sering meringis? Pikirnya.

"Kenapa kamu nggak ganti aja?"
"A-apa mas?"
"Kenapa tidak ganti bh?"
"Ng-nggak apa2 mas, ini udh dipasin kok sama 2 minggu yg lalu"

Avaro terkejut dengan perkataan aretha. Baru 2 minggu dan bh aretha sudah sangat kesempitan?

"Ya sudah nanti kita ke butik khusus mu saja"
"T-tapi mas, ukuran bh ini sdh dipasin 2 minggu yg lalu. Jadi harus nunggu 2 bln lagi baru bisa ganti"
"Jadi kamu selama ini nggak ganti bh walau sdh kesempitan? Kenapa kamu tak bilang sama orang butiknya? Apa orang butik itu masih melayani org lain? Apa saya harus mengganti butik itu seperti butik perancis?"
"B-bukan begitu mas, aku takut"
"Takut kenapa?"
"Aku takut uang yg dikeluarkan terlalu banyak. Mending uang itu digunakan untuk hal2 yg berguna seperti menabung"
Bersambung..
Vote ya!

Avaro & ArethaWhere stories live. Discover now