24

20.9K 427 24
                                    

"Ahh! Ampunn mass.."

Aretha menangis sesenggukan. Namun tangisan aretha tidak membuat avaro berhenti, ia semakin geram dengan istrinya itu. Ia menarik tangan aretha dan menyeretnya menuju kamar mereka.

Avaro menghempaskan tubuh aretha kasar ke kasur. Aretha kesakitan, namun ia lebih memilih diam.

"Buka pakaian mu atau saya yang akan merobeknya"

Aretha meneguk salivanya. Ia tahu bahwa suaminya akan melakukan hal itu. Segera ia membuka semua pakaiannya. Aretha kembali menangis ketika avaro langsung menusukkan penisnya ke dalam vaginanya.

Avaro sengaja langsung melakukan itu. Ia tahu bahwa aretha pasti akan lebih tersiksa. Benar saja, tanpa sedikit pun pelumas dalam vaginanya, avaro langsung memasukkannya.

Walau ia sudah beberapa kali berbuat seks, namun ia berbeda. Vaginanya masih sempit sama seperti awal2 melakukannya.

Kini avaro sudah ingin sampai puncak. Aretha yang sudah orgasme beberapa kali kelelahan di timpa avaro.

Avaro mengeluarkan penisnya dan memasukkan sperma itu ke dalam mulut aretha paksa. Aretha sudah tak punya tenaga, ia pasrah.

Sepanjang malam itu sangat mengerikan. Avaro seperti binatang buas yang mengejar dan menerkam rusa. Avaro tak berhenti melakukannya, padahal aretha sudah kelelahan.

Kini sudah jam 3 subuh, avaro menarik penisnya dan tidur di samping aretha yang sudah tertidur duluan.

Paginya aretha bangun, namun ia masih dalam posisi tidurnya. Seluruh badannya sakit, bahkan untuk sekedar duduk saja tidak bisa.

Menangis adalah andalannya ketika ia mendapat kekasaran dari suaminya. Ketika tubuhnya sudah lumayan pulih, ia duduk lalu membersihkan badannya.

Ketika ia keluar dari kamar mandi, ia sudah tak mendapati avaro ada disana. Ia tak mempermasalahkan hal itu, hanya saja area bagian bawahnya nyeri sekali, sehingga ia harus melebarkan jarak kedua kakinya.

Ia pun bergegas turun untuk membuatkan sarapan, namun avaro sudah sarapan duluan dengan roti dan selai coklat. Aretha duduk di depan avaro sambil mengoles rotinya.

"Nanti papa mama mau kesini sama ben dan clara, kamu jangan keluarin ekspresi apapun nanti"

Aretha mengangguk. Ia tahu maksudnya. Ia tahu tujuan avaro mengatakan itu. Ia tak boleh mengeluarkan ekspresi kesakitan.

Hati aretha pedih, namun ia mengesampingkan hal kasar yang dibuat suaminya. Ia terlalu mencintai avaro, ia tak mau berpisah dengannya.

Avaro pergi setelah selesai memakan sarapannya. Ia pergi ke atas untuk mandi, meninggalkan aretha seorang diri.

Tok.. Tok.. Bunyi pintu terdengar disana. Segera aretha tahu siapa yang datang. Dan benar saja. Ketika ia membukakan pintu, papa mama avaro serta anak2 nya datang.

Aretha mempersilahkan arlen dan alma untuk duduk di sofa. Ben langsung berlari ke pangkuan bundanya. Aretha segera menggendong anaknya melepas rindu. Sedangkan clara yang sedang tidur masih berada di gendongan alma.

"Papa sama mama mau aku bikinin apa?"
"Nggak usah, ntar repotin"
"Nggak apa2 mah, nggak ngerepotin kok"
"Beneran nih? Yaudah, mama mau teh tawar hangat"
"Papa?"
"Mah, papa boleh nggak minum kopi?"
"Nggak"
"Tapi kan-"
"Kalau papa mau minum kopi tau kan akibatnya?"

Arlen meneguk salivanya. Sudah 5 hari ia belum minum kopi, namun tetap tak diperbolehkan oleh alma. Ia memang terkena penyakit diabetes, namun tak separah itu. Arlen menjauhkan pikirannya untuk meminum kopi, ia takut ia akan tidur di luar nanti malam.

Aretha hanya bisa tersenyum. Coba saja ia dan avaro bisa seperti papa mamanya, pernikahannya pasti akan jauh lebih indah. Aretha pergi ke dapur dan membuatkan dua teh tawar hangat untuk kedua mertuanya.

"Nih mah, pah, tehnya"
"Makasi ya sayang"
"Sama2"

Avaro turun dari kamarnya selesai mandi. Ia menyapa kedua orang tuanya, lalu duduk di samping aretha.

Sudah sekitar 1 jam mereka bercengkrama, arlen dan alma memutuskan pulang karena pekerjaan arlen.

Avaro yang juga harus berangkat kerja, harus terlambat karena percakapan itu. Aretha segera mengambil jas snelli avaro dan memakaikannya pada suami tampan nya itu.

"Hati2 ya mas di jalan"
"Hmm"

Avaro berangkat menuju rumah sakit, sedangkan aretha sibuk membersihkan rumah mumpung anak2 nya sedang tidur.

Selesai membersihkan rumah, aretha pergi ke kamar anak2 nya. Ia mengelus rambut dan pipi ben yang ada di sampingnya.

Ben sangat mirip dengan avaro. Rasanya ia seperti mengelus wajah avaro saja. Ia menggendong ben perlahan, lalu membaringkan dirinya di kasur luas ben. Sehingga ben sekarang sedang ada di pelukan aretha.

Tak terasa sudah 2 jam mereka tertidur. Aretha bangun dan menggendong clara. Jika dilihat - lihat, wajah clara sangat mirip dengan aretha, hanya saja bentuk hidungnya mirip dengan avaro.

"Kamu lapar ya nak? Maafin bunda ya, bunda masih lalai jagain clara. Tapi bunda janji bakal jadi bunda yang lebih baik buat clara sama bang ben"

Bersambung..
Vote ya!

Avaro & ArethaWhere stories live. Discover now