Part 19 - Mimpi

1.2K 95 15
                                    

Bel jam terakhir berbunyi nyaring

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.

Bel jam terakhir berbunyi nyaring. Para siswa-siswi pun dengan senangnya bersorak gembira. Waktu yang ditunggu-tunggu sejak tadi kini telah datang. Pak Yeye pun mengucapkan salam untuk mengakhiri pelajaran.

"Selamat siang anak-anak, jangan lupa tugasnya disiapkan untuk penilaian minggu depan ya" kata pak Yeye lalu melambaikan tangannya tertawa ramah

"Siang pak, Terimakasih" seru siswa dengan lantangnya seraya ada juga yang tertawa karna melihat tingkah pak yeye

Semua siswa pun berhamburan keluar kelas, tak terkecuali Dara dan Gita yang sedang duduk dibangkunya.

"Dara" panggil Gita

"Ya kenapa Git?" Tanya Dara lalu menoleh kearahnya

"Gue duluan ya" ucap Gita tersenyum singkat lalu bangkit berdiri

"Hah? oh ya" angguk Dara

Ada apa dengan Gita? Kenapa dia sedikit cuek? ~ Batin Dara saat melihat Gita pergi berlalu saja tanpa menanyakan dirinya seperti biasa.

Dara hanya mengedihkan bahunya, mungkin saja Gita ada urusan dengan keluarganya.

Tiba-tiba lamunannya terbuyarkan ketika Dylan masuk kedalam kelasnya dan menghampirinya. Membuat jantung Dara tiba-tiba berdetak dengan tidak normal

"Kak Dylan!" sapa Dara lalu tersenyum singkat

Dylan pun tersenyum dan menghampiri Dara. Ia duduk dibangku depan cewek berkulit putih itu. Senyum Dara tak berhenti bermekar saat Dylan duduk didepannya, membuat cowok itu seketika merasakan diabetes karna melihat senyuman Dara yang manis.

"Mau sekarang?"

Dara menyerngit kan kedua alisnya "Kemana?"

"Ke Hati gue mau?" Celetuk Dylan tiba-tiba tanpa ekspresi , namun ia bisa menahan Tawanya ketika melihat Pipi Dara yang tiba-tiba berubah merah merona seperti Kepiting rebus

Dara terkejut dadanya tiba-tiba berdetak kencang. Dara menetralkan raut wajahnya yang nampak biasa saja, dia tidak mau baper sendirian bahkan sampai terlihat salah tingkah.

"Kenapa?" Tanya Dylan lagi

"Aku mau pulang kak" ucap Dara ia tidak mau terlalu berlama-lama disini. Apalagi dengan Dylan yang semakin hari semakin mendekatinya membuatnya jantungnya selalu berdetak kencang. Namun Dara tidak Baper - dia masih sadar diri

"Yaudah ayok" ajak Dylan sumringah lalu menggandeng tangan Dara

"Kak" Gumam Dara membuat Dylan meliriknya

"Kenapa?"

"Tangannya?"

Dylan tersenyum, ia malah semakin mengeratkan genggaman tangan Dara. Membuat Gadis itu melotot

"Gapapa" ujarnya tersenyum

Mereka pun menuju ke parkiran , Dylan pun membukakan pintu mobil untuk Dara.
Dan mulai melajukan mobilnya

Dara Story [END]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz