Part 30 - Berdamai

3.2K 122 8
                                    

Dara membuka matanya perlahan, dan yang ia lihat pertama kali saat sadar seorang cowok tengah duduk didepannya sembari memandangnya dengan senyuman singkatnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Dara membuka matanya perlahan, dan yang ia lihat pertama kali saat sadar seorang cowok tengah duduk didepannya sembari memandangnya dengan senyuman singkatnya

"Feno," Beo Dara dengan nada serak khas bangun tidur

"Dimana ini?" Perlahan ia mengangkat badannya untuk duduk. Dan Dara bisa melihat jika sekarang dirinya tidur disebuah apartemen mewah

"Gue bawa elo kesini tadi malam karena tiba-tiba aja lo pingsan" ujarnya santai lalu bangkit berdiri

"Elo bisa mandi dulu, gue mau siapin makanan buat sarapan" lanjutnya lagi tersenyum tipis

Seketika Dara merasa kaku. Yang benar saja jantungnya terus berdetak kencang. Tangannya memegang kepala bagian kiri, terbesit ingatan ketika gadis itu berusaha untuk mengakhiri hidup di jembatan tadi malam namun Feno langsung datang dan menolongnya

Dara membulatkan matanya lebar. Rasanya ia habis bermimpi buruk. Bagaimana tidak, ia bahkan tidak bisa membayangkan jika kejadian semalam membuat dirinya bisa tidur di apartemen cowok itu.

Setelah melihat punggung Feno yang sudah keluar dari kamar, Dara segera berdiri dan berjalan ke kamar mandi. Ia juga sudah melihat seragam sekolah lengkap di meja. Feno, cowok itu memesankan seragam untuknya. Dara tidak tahu mengapa Feno mau menolongnya, yang pasti gadis itu hanya bisa menerima kenyataan selanjutnya. Entah ini sebuah anugerah atau akan jadi bencana

Feno sudah rapi dengan seragam sekolahnya, kini cowok itu hanya menunggu Dara untuk keluar dari kamar untuk sarapan pagi dengannya.
Jantungnya sedari tadi tidak bisa diatur, berdesir hebat sejak Feno menolong Dara semalam, apalagi ketika cowok itu mengingat bahwa ia mencium Dara. Aish, Feno menggerutuki perilakunya yang senonoh. Sebenarnya Cowok itu paham jika Dara ingin mengakhiri hidupnya, karena sejak dia mengantarkan Dara pulang, ia melihat gadis itu dimarahi oleh mamanya. Dan Feno hanya bisa menunggunya diluar. Entah mengapa, Feno berpikir bahwa dirinya adalah cowok pengecut

Tak lama kemudian Pintu terbuka, Dara keluar dengan seragamnya yang sudah melekat rapi ditubuhnya. Ia tersenyum kikuk dan menghampiri Feno

Hening. Sarapan pagi mereka hanya disambut oleh suara sendok dan garpu. Seketika Dara terkejut dan mengalihkan pandangannya kedepan memandang Feno, karena cowok itu tiba-tiba saja meletakkan sendok di meja keras

"Gue cuma gamau elo nglakuin hal bodoh lagi kaya tadi malam" ucapnya datar

Dara mengangguk lalu tersenyum simpul
"Iya Feno, makasih kamu udah nolong aku"

Feno pun manggut-manggut
"Dan- maafin gue tadi malam cium elo" ucapnya cepat membuat Dara menatapnya lekat

Pipi Dara tiba-tiba menjadi merah merona. Gadis itu lalu teringat dengan kejadian tadi malam. Ya Feno menciumnya, dan yang lebih parah cowok itu merebut cium pertamanya. Sungguh memalukan baginya, tapi Dara hanya menganggapnya ketidak sengajaan. Ia tahu, Feno tidak akan mungkin benar-benar mencintainya. Cowok itu hanya ingin meredakan tangisannya, tak lebih

Dara Story [END]Where stories live. Discover now