• 001 •

5.4K 701 69
                                    

A day for Sunshine
Be prepare.

Jangan lupa tinggalin vote dan komen yaa~
I'll be grateful for that!

Jangan lupa tinggalin vote dan komen yaa~I'll be grateful for that!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Wanita itu menatap handphone-nya untuk waktu yang cukup lama. Dia membaca lagi e-mail yang dikirimkan oleh Global inc. padanya sore tadi. Memastikan kembali namanya, jaga-jaga saja jangan sampai mereka salah kirim e-mail.

Dia tersenyum lebar. Yang tertera di sana benar adalah namanya. Dia juga langsung mendapatkan jadwal untuk interview yang mana adalah besok pukul 9 pagi.

"Aku harus segera pulang." Gumam wanita itu sambil mempercepat langkah kakinya.

Kenapa dia se-excited itu untuk interview. Karena sejujurnya Global Inc. adalah perusahaan advertising terbesar di kota Seoul. Perusahaan impiannya sejak dia masih duduk di bangku kuliah. Kecintaannya pada bidang periklanan menghantarnya untuk mengambil jurusan periklanan di Universitas Hanyang. Masih freshgraduated tapi wanita itu sudah berhasil lolos hingga ke tahap seleksi berkas. Tinggal interview dan dia sudah lebih dari siap untuk itu.

"Oh ya ampun! Maafkan saya! Saya tidak sengaja."

Karena tidak terlalu memperhatikan jalan, dia menabrak seseorang hingga terjatuh ke paving trotoar. Dia membantu nenek-nenek itu berdiri dan membersihkan pakaiannya. Si Nenek tersenyum melihat perlakuan manisnya.

"Anak muda, kalau boleh saya minta tolong diantarkan ke rumah saya. Jujur, penglihatan saya bermasalah terlebih saat malam hari. Saya takut tersesat lagi."

"Baik, halmeoni. Rumah halmeoni di mana? Biar saya antar."

Wanita itu menggandeng si Nenek lalu berjalan sesuai dengan arah yang ditunjukkan oleh wanita tua tersebut.

Mereka berhenti di lorong dengan mata dan mulut wanita itu terbuka lebar.

"Halmeoni tinggal di sana?"

Dia hanya terkejut melihat banyaknya anak tangga menuju rumah si Nenek yang letaknya di puncak.

"Iya, Nak. Rumahnya memang di puncak. Tapi saya masih kuat kok naik ke atas. Sampai di sini saja. Terima kasih yaa... saya bisa sendiri."

Dia mana tega melihat wanita tua itu menaiki tangga sendiri. Kalau dia terpeleset dan terguling ke bawah bagaimana? Dia bahkan tidak mau membayangkannya.

"Ayo halmeoni... saya antar sampai depan rumah."

Dia mengambil tangan si Nenek lalu membantu wanita tua itu menaiki anak tangga satu per satu. Dia tidak mengeluh, tidak juga merasa kesal. Dia ikhlas membantu si Nenek meski rencananya untuk persiapan interview terpotong banyak.

"Terima kasih banyak, Nak... kamu baik sekali. Karena kamu sudah di sini, bagaimana kalau masuk dulu?"

Menolak ajakan orang tua rasanya tidak sopan. Dia pun mengangguk sambil tersenyum.

SUNSHINE ☀ -NoHyuck-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang