• 016 •

2.2K 414 92
                                    

A day for Sunshine
Be prepare.

Jangan lupa tinggalin vote dan komen yaa~
I'll be grateful for that!!

"Jeohaaaaa~ ASTAGA!! KENAPA JEOHA BASAH KUYUP BEGINI?? KALAU SAKIT LAGI BAGAIMANA??"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Jeohaaaaa~ ASTAGA!! KENAPA JEOHA BASAH KUYUP BEGINI?? KALAU SAKIT LAGI BAGAIMANA??"

Haechan berusaha mati-matian untuk menahan tawanya melihat ekspresi Putera Mahkota. Dia menatap datar kasim Hwang. Yakin 100% kalau Putera Mahkota sudah memaki-maki dalam hatinya. Karena seandainya kasim Hwang tidak datang, Putera Mahkota dan Haechan pasti sudah melalukan yang lebih dari sekedar 'berciuman'.

"Mungkin lain kali aku akan mengikatnya di pohon yang ada di Dongungjeon agar dia tidak datang mengganggu lagi."

"Sabarlah, Jeoha... dia hanya menjalankan tugasnya dengan baik."

"Dengan sangat baik." Balas Putera Mahkota dengan penuh penekanan.

Putera Mahkota harus kembali ke istana karena dicari oleh Raja. Mungkin membahas soal penyelidikan terhadap Menteri Song.

Malamnya, Haechan jatuh sakit. Hidungnya berair, badannya juga panas. Semalaman Jinrak mengompres dahinya setelah menyuruhnya minum teh herbal.

Haechan menggerutu sepanjang malam karena di era Joseon tidak ada tisu. Alhasil dia hanya menggunakan sapu tangan untuk menampung semua cairan yang keluar dari hidungnya tersebut.

"Salah siapa?! Pokoknya harus minum sampai habis!"

"Jinrak~ tehnya terlalu pahit. Aku tidak mau. Tambah gula sedikit ya ya?"

"Tidak, Haechan. Obat yang manjur itu memang pahit rasanya. Cepat minum! Siapa suruh main hujan."

Haechan akui memang dia agak dramatis kemarin. Niatnya mau menangis di bawah hujan biar tidak ketahuan Putera Mahkota. Tapi justru malah kelihatan.

"Jinrakk~" Rengek Haechan. Suaranya bahkan sudah berubah karena sebelah hidungnya tersumbat.

Haechan berhenti merengek saat Jinrak memelototinya. Dengan mulutnya yang dikerucutkan, Haechan mengambil gelas yang berisikan teh herbal tersebut lalu meminumnya habis dalam satu tegukan.

"Huweeee, pahittt~"

"Salahmu. Aku mau ke pusat kota dulu membeli bahan untuk teh herbalmu juga baham makanan untuk kau makan nanti siang. Kau tidak apa-apa kan ku tinggal sendiri?"

"Jangan lama-lama~"

"Kau bahkan lebih parah dari Seja Jeoha kalau sedang sakit."

Jinrak pun keluar dari rumah, meninggalkan Haechan sendiri. Sedang sakit seperti ini Haechan justru teringat Papanya di rumah. Biasanya kalau dia flu atau pilek, Papanya akan ijin seharian untuk mengurus Haechan di rumah.

Karena Papanya itu tidak bisa memasak maka dia akan lari ke restoran terdekat untuk membeli bubur atau sup buat Haechan makan. Dan walau Haechan sudah minum obat pereda panas, pria itu akam tetap mengompres dahi Haechan dan memeriksa suhu tubuhnya tiap 1 jam. Malamnya dia akan berbaring di sebelah Haechan, berjaga sepanjang malam hingga panas puteri kesayangannya itu turun.

SUNSHINE ☀ -NoHyuck-Where stories live. Discover now