BAB 8 | TAMAN DAN IMAJINASI

512 43 3
                                    

Selamat Membaca Kisah
Perjalanan Mereka

Now Playing : Titi DJ - Imajinasi

***

BAB 8 | TAMAN DAN IMAJINASI

Taman memiliki banyak cerita dan bisa di jadikan unsur dalam sebuah imajinasi karya seseorang yang begitu bermakna.

***

Waktu istirahat baru saja berbunyi semua orang berhamburan keluar dari kelas mungkin karena sudah kantuk dan suntuk mendengar pelajaran hari ini yang menguras tenaga dan juga otak. Maka dari itu untuk mengisi tenaga yang ada karena pelajaran belum sepenuhnya selesai. Maka dari itu mereka berlarian menuju kantin untuk memesan sebuah makanan yang ada disana.

Seperti biasa kantin selalu menjadi tempat yang penuh kalau sudah masuk waktu istirahat, tidak jarang juga sepanjang koridor sekolah juga di jadikan tempat semua orang bercanda gurau, bahkan ada sampai yang ngeghibah mendengar gosip yang ada viral hari ini di sekolahnya. Yaitu penyakit yang di alami Rara, bukan sebuah rahasia lagi karena memang berita itu sudah menyebar dan membuat Rara jadi bahan pembicaraan.

Merasa risih akan semua ini, akhirnya Rara bukan malah ke kantin untuk mengisi perutnya yang kosong karena tadi pagi ia tidak sarapan. Ternyata ia memilih menuju taman belakang sekolah yang jarang di kunjungi oleh siapapun, kalau Rara memilih ke kantin. Bukan ketenangan yang ia dapatkan melainkan pembicaraan yang membuat dirinya semakin tidak karuan.

Rara menangis, mengeluarkan semua air matanya. Seharusnya ia tidak seperti ini mudah menangis, dan mudah kesakitan. Akan tetapi gara gara penyakit ini membuat dirinya tidak seceria dulu dan memilih diam seribu bahasa bergelut dengan pikiran yang ada. Para sahabat Rara tahu bahwa Rara ada disini, namun mereka tidak menganggu Rara apalagi Selfi—kakaknya ia juga membiarkan Rara sendiri walaupun harus di pantau dari kejauhan agar tidak ceroboh dalam menjaga Rara, di sela sela tangisan Rara ia mendengar orang yang sedang berbicara. Seketika Rara menghapus air matanya menatap orang yang ada di belakangnya itu.

Rupanya itu adalah Hari, kayaknya Hari sedang berbicara sama seseorang tapi siapa ya? Sosok itu tidak terlihat begitu jelas seolah pedangan Rara kabur begitu saja, apa jangan-jangan penyakit nya telah menyerang matanya. Rara menenggelamkan wajahnya di kedua lututnya bahkan ia tidak mendengar lagi Hari berbicara lagi. Namun ternyata malah satu suara ini terdengar jelas di telinganya.

"Kamu kenapa?" tanya cowok itu.

Rara mendongkrak kepalanya menatap seseorang yang bertanya. Dan sosok itu adalah cowok murid baru yang bernama Gunawan itu. "Kamu kenapa?" tanya Gunawan sekali lagi.

"Bukan urusan kamu," jawab Rara ketus. Gunawan duduk di bangku taman sisi sebelah kanan. "Kata Hari hanya kamu yang sering kesini, dan katanya juga kamu sering menggambar tempat ini apakah benar itu?" tanya Gunawan penasaran.

"Hari! Awas kamu ya. Pulang nanti aku jitak kepala mu," bathin Rara kesal.

"Hallo, hallo," panggil Gunawan. "Eh, ada apa?" Kaget Rara karena sepertinya ia baru saja melamun.

"Aku boleh kenalan? Namaku Gunawan, nama kamu siapa?" tanya Gunawan mengulurkan tangannya. "Nama saya Rara," jawab Rara.

Entah kenapa hati Rara tampak senang dan nyaman dekat dengan Gunawan, padahal ia baru saja kenal. Akan tetapi Rara tidak ambil pusing mungkin karena dirinya selalu menerima dengan sepenuh hati orang ingin berteman dengannya. Gunawan menatap taman di sekelilingnya, dan beberapa kali ia menghirup udara disana walaupun memang terasa sesak di dada ini hingga ia memegang dadanya.

Rara melihat akan hal itu namun tidak mau bertanya akan apa yang terjadi kepada Gunawan. Hingga akhirnya Rara mengambil sesuatu di samping kirinya yaitu sebuah buku gambar dengan pensil kesayangan nya. Gunawan melihat kepada Rara dan membuat Gunawan sangat antusias sekali.

"Ra, kata Hari kamu suka menggambar ya?" tanya Gunawan penasaran. "Iya Gun. Bagi Rara menggambar itu adalah dunia nya Rara, Rara ingin menciptakan dunia Rara sendiri tanpa adanya masalah yang menimpa diri kita sendiri," jawab Rara dengan nada gemetar.

Gunawan tahu cewek mudah sekali rapuh tapi bagi sebagian orang, Rara itu tidak pernah se rapuh ini tapi apa yang terjadi sama Rara hingga membuatnya bisa seperti ini. Gunawan memang orang baru disini tapi pembicaraan orang orang di sekolah ini tidak menutup kemungkinan bahwa Rara tipikal orang yang ceria dan itu bisa di buktikan Gunawan sendiri kala Rara sibuk dengan dunianya sendiri.

"Oh ya Gun, apa yang membuatmu senang? tanya Rara begitu saja. "Kalau aku senang kala ada seseorang yang sedang asik menggambar bahkan sampai lupa sama orang yang di samping nya," sindir Gunawan yang membuat Rara mengehentikan aksinya.

"Maksud kamu?" tanya balik Gunawan.

"Iya, aku senang kala ada orang yang menggambarkan hingga lupa bahwa ada orang di samping nya," ulang Gunawan. "Kamu sindir aku," kesal Rara.

"Sindir kamu, hahahaha kenapa kamu berpikiran seperti itu." Gunawan tertawa melihat perubahan ekspresi Rara. "Kok kamu malah tertawa sih, sebel tahu," kesal Rara dengan tingkah Gunawan.

"Ternyata ini toh ekspresi Rara kala lagi ngambek," ucap Gunawan yang akhirnya tahu ekspresi ngambek Rara.

Rara angkat kaki dari tempat itu karena Gunawan telah mengganggu waktu nya. Gunawan yang sedikit merasa bersalah akhirnya mengejar Rara untuk meminta maaf, "Rara, Rara tunggu. Aku minta maaf," panggil Gunawan sambil berlari. Rara mempercepat berlarinya hingga membuat Gunawan tidak mampu lagi mengejar nya karena dada nya begitu sesak sekali.

Gunawan terjatuh sambil memegang dadanya. Sementara itu Rara yang tidak mendengar hentakan kaki Gunawan, Rara menoleh dan melihat Gunawan telah tersungkur di belakang nya. Melihat Gunawan tengah mengatur napas nya. Rara berlari mendekati Gunawan.

"Gun, kamu kenapa?" tanya Rara panik. "Aku gapapa..hanya saja.. dadaku sesak," jawab Gunawan terbata-bata sambil mengatur napas nya.

"Aku bawa kamu ke UKS ya," pinta Rara. "Gak..usah.. yang aku perlukan sekarang... adalah permintaan maaf mu.. maukan kau memaafkan ku," ucap Gunawan yang merasa bersalah.

Rara langsung memeluk Gunawan, "aku tadi hanya bercanda, seharusnya aku yang minta maaf sama kamu karena sudah membuat mu jadi seperti ini hiks.. maafkan aku Gun." Rara menangis karena memang dirinya yang bersalah dan membuat Gunawan jadi seperti ini.

"Sudahlah ini bukan salah kamu, mending kita kelas sebentar lagi waktu masuk akan segera di mulai," ajak Gunawan. "Ayo, aku bantu kamu ya." Rara membantu Gunawan berdiri dan memapah Gunawan menuju kelas mereka.

Sepanjang perjalanan Gunawan tidak melepas tatapannya dari Rara seolah rasa cinta telah bersarang di hatinya dan kala Rara menatap dirinya balik Gunawan langsung memalingkan ke arah lain. Begitu pun dengan Rara, walaupun Gunawan adalah orang baru akan tetapi baginya Gunawan bukan orang asing melainkan orang yang selama yang Rara cari, namun ia sungguh lupa dimana pertama kali ia bertemu dengan Gunawan.

Yang Rara tahu ia mempunyai masa kaku dimana ia menggambar dirinya dengan seorang anak laki-laki di sebuah taman bernama taman surga. Apakah anak laki laki itu adalah Gunawan?

***

Tbc.

Yeyeyeye akhirnya Lis bisa update lagi. Hari ini Lis bisa update selama beberapa hari karena Lis sangat antusias dengan karakter di cerita ini, dimana Gunawan adalah orang yang aku sukai di kompetisi dangdut kemarin dan sekarang lagi dekat sama Rara yang notabene senior sekaligus juniornya Gunawan.

Beberapa adegan mereka di buat baper dan kiyuut hingga Lis berpikir untuk menjadikan mereka sebuah objek dalam cerita Lis kali ini. Mudah mudahan kalian suka dan senang membaca karya Lis ini.

Jangan lupa vote and coment 👧
Tinggalkan Jejak 👣

Lis_author

(TERBIT) DLS [3] Goodbye And Go ✓  Where stories live. Discover now