BAB 11 | ANTAR DAN RAPAT

475 42 6
                                    

Selamat Membaca Kisah
Perjalanan Mereka

Now Playing : HIVI - Bahagia

***

BAB 11 | ANTAR DAN RAPAT

Kasih sayang sepanjang masa walaupun harus terputus akan tetapi masih ada sambungan yang akan membuat kasih sayang itu erat

***

Pagi kembali menyapa dan semua anggota keluarga telah berada di meja makan raut wajah kebahagiaan mereka rasakan dan mereka merasakan bahwa kehidupan ini mulai dari awal lagi setelah 12 tahun yang lalu kita harus mendengarkan kemarahan dan juga tangisan hingga membuat mereka harus memilih di antara kedua orang itu. Tapi sekarang suasana itu tidak ada lagi mereka mulai dengan tawa kebahagiaan yang di tunjukkan Rara, kebetulan tadi pagi mereka di kejutkan dengan suara teriakan Rara.

Mereka berhamburan menuju kamar Rara, mereka khawatir terjadi apa-apa sama Rara. Tapi ternyata mereka kena prank, rupanya Rara sedang menonton acara kartun di televisi sebelum berangkat ke sekolah, otomatis semua orang disana kesal dan ingin segera memberi pelajaran kepada Rara karena sudah membuat mereka khawatir. Sementara Rara sibuk sendiri tanpa melihat ketiga kakaknya dan juga ayahnya yang kesal kepada nya.

"Pagi semua, Rara datang." Rara turun dengan polosnya. Semua menatap Rara dengan jengkel dan membuat Rara merasa heran dengan mereka semua. "Kalian ini kenapa? Kenapa menatap Rara seperti itu?" tanya Rara yang mulai tidak nyaman.

"Kamu tahu gak apa salah kamu sayang," jawab Ramzi kalem. Rara menggelengkan kepalanya "perasaan Rara gak salah, emang ada apa sih?" tanya Rara penasaran.

"Pagi pagi, kamu sudah bikin orang jantungan tahu. Kirain kamu kesakitan atau apa eh tahu tahu nya sedang nonton kartun ternyata," jawab Ramzi sambil mengacak rambut Rara. "Ikh, ayah jangan gitu, Rara capek-capek bikin ini. Ayah malah merusak nya!" kesal Rara.

"Iya iya, tumben-tumben kamu rapih begitu biasa gak secantik ini?" tanya Ridwan yang melihat perubahan ekspresi Rara. "Iya deh, Ayah maafin Rara. Bang Uwan, Kak Lesti dan Kak Selfi maafin Rara juga udah bikin kalian khawatir," ucap Rara yang tidak menggubris pertanyaan Ridwan. "Iya de, lain kali jangan gitu lagi ya," saran Lesti.

"Sayang, tumben rapih mau kemana?" tanya Ramzi mewakili pertanyaan Ridwan yang belum di jawab Rara. "Gini yah, di sekolah akan ada rapat bersama kepala sekolah. Dan tadi aku baru di kasih tahu sama Faul," jawab Rara. "Rapat apa? Kok kakak gak tahu?" tanya Selfi yang baru tahu.

"Entahlah kak." Rara menaikkan bahu nya sambil menyantap sarapan nya. "Oh oke kalau gitu, karena ayah lagi ada luang waktu. Bagaimana kalau berangkat sekolah hari ini ayah antar kalian," ucap Ramzi.

"Yang bener yah," teriak Rara heboh. "Iya, cepat habiskan makanan kalian ayah udah selesai nih, ayah tunggu di mobil ya," ucap Ramzi meninggalkan semua anaknya di meja makan. Raut wajahnya kesenangan mulai terpancar di wajah Rara. Membuat hati Ridwan, Lesti dan Selfi senang, mudah mudahan seperti ini terus bukan hanya hari ini tapi selamanya.

***

Akhirnya mereka berangkat menuju sekolah di antar oleh Ramzi. Sepanjang perjalanan Rara terlihat senang dan terus bercerita sepanjang jalan mencurahkan semua pengalaman Rara kepada ayahnya. Iya memang selama ini Rara sering mencurahkan semua nya kepada ketiga kakaknya tapi sekarang ia bisa melakukan semua itu. Dan membuat Rara semakin senang dan bahagia.

Sampai tidak terasa mereka sampai di sekolah dan tidak lupa berpamitan dengan Ramzi. Rara dan Selfi bergandengan tangan sepanjang langkah kaki mereka menuju kelas. Selfi sekali pun tidak merasa keberatan kepada Rara, namun yang ia khawatir sekarang adalah kondisi Rara. Mudah mudahan penyakit Rara ini tidak membuat senyuman Rara luntur.

"Rara!" panggil seseorang.

"Eh Faul, ada apa?" tanya Rara. "Syukurlah kamu datang lebih awal, ada yang mau aku bicarain sebelum rapat," ucap Faul.

"Apa?" tanya Rara lagi. "Tapi tidak disini, ikut aku," ajak Faul yang langsung menarik tangan Rara menjauh dari Selfi.

"Selfi! Aku pinjam Rara sebentar," teriak Faul kepada Selfi, Selfi hanya terkekeh melihat melihat aksi Faul dan Rara. Faul itu adalah teman nya Rara walaupun tidak sekelas seperti dirinya dan Rara namun gara gara masuk ekskul seni mereka sering bertemu dan akhirnya berteman baik.

Faul terus menarik Rara sampai menuju satu ruangan, yaitu ruangan OSIS. Akhirnya Faul berhenti berlari dan langsung masuk ke ruangan itu, "Faul kenapa sih? Sakit tahu," ucap Rara kesakitan di pergelangan tangannya. "Sorry, aku gak sengaja. Aku minta waktu sama kamu sebentar aja," pinta Faul.

"Mau bicara apa?" tanya Rara. "Ini soal Nia," jawab Faul.

"Nia? Nia yang mana?" tanya Rara bingung. "Masa lo lupa sih, itu Nia Adik sepupu gue," jawab Faul geregetan.

"Iya, terus apa hubungannya sama aku." Rara semakin bingung dengan apa yang di maksudkan Faul. "Lebih kamu hati hati sama Nia ya, jangan lagi kamu deketin dokter Irwan," ucap Faul memperingati Rara.

Setelah itu Faul merapihkan tempat itu dan meninggalkan Rara dengan pikirannya sendiri, sampai akhirnya ia tidak sadar beberapa langkah kaki mulai mendekati tempat ini. Dan Rara terkejut bersamaan dengan terbukanya pintu ruangan itu, terlihat beberapa teman temannya di kelas seni ikut andil dalam rapat kali ini. Tidak terkecuali Selfi.

Mereka semua mulai duduk dan membahas rapat pada kali ini. Semua berdiskusi menentukan acara untuk memperindah hari ULTAH sekolah yang ke 25 tahun mereka ingin sesuatu yang berbeda, "jadi gini. Tahun lalu pas Ultah sekolah ke 24 kita cuma ngadain konser dan mengundang artis. Tapi tahun ini kita bikin berbeda, gimana?" tanya Faul meminta pendapat orang lain.

"Gimana kalau kita bikin pesta," saran Randa. "Apa ada saran lainnya?" tanya Faul lagi.

Semua diam tiada ada yang bersuara. Kayaknya mereka semua setuju akan saran yang di perlukan Randa. "Ya sudah, kalau tidak ada yang mau memberikan saran, aku anggap kalian setuju. Kalau tema nya mau apa?"

"Rara ada saran!" teriak Rara antusias

"Saran apa Ra?" Faul mempersilahkan Rara berbicara "bagaimana kalau tema nya ala ala India jadi nanti kita tampil nyanyi sambil nari, gimana?" ucap Rara.

Faul sedikit berpikir "kalau boleh tahu alasan kamu mau tema ini apa?"

"Alasannya aku ingin lihat kak Selfi nari sambil nyanyi," ucap Rara dengan polosnya yang membuat semua mata kini tertuju kepada Selfi.

Selfi tersipu malu karena mendengar perkataan adiknya. Rasa-rasanya ia ingin menjahili bocah itu tapi ini bukan saatnya. Selfi harus beraksi di rumah untuk membalas perlakuan Rara. Wajah Selfi yang masih memerah membuat Selfi harus izin ke toilet sebentar karena saking malunya.

Setelah Selfi di toilet, ia tidak sengaja melihat seorang pria memakai pakaian dokter berjalan di koridor sekolah ini, Selfi pernah melihat orang itu tapi dimana? Selfi terus mengingat ngingat orang itu dan akhirnya ia mengingat nya orang itu adalah orang yang bersama sahabat baru nya Rara—Gun. Karena penasaran Selfi mengikuti pria itu sampai akhirnya ia masuk ke ruangan UKS dan berjumpa dokter Irwan disana.

Terlihat pria itu memberi surat kepada Irwan dan terdengar pembicaraan yang menuju ke arah serius dan membuat Selfi menutup mulut karena saking kagetnya.

***

Tbc.

Yeyeyeye akhirnya Lis bisa update lagi. Bagaimana dengan bab ini? Apakah kalian tahu.  Sepanjang malam Lis memikirkan alur ini apakah mau bikin dramatis atau mengalir begitu saja, tapi ternyata biarkan cerita ini mengalir seperti air di sungai.

Serta biarkan air itu menemukan tempat berhenti yang membuat air itu tenang. Begitu pun dengan cerita ini biarkan cerita ini berhenti dengan akhir yang begitu indah dan tenang.

Jangan lupa vote and coment 👧
Tinggalkan Jejak 👣

Lis_author

(TERBIT) DLS [3] Goodbye And Go ✓  Where stories live. Discover now