BAB 15 | BANTU DAN TITIP

432 39 8
                                    

Selamat Membaca Kisah
Perjalanan Mereka

Now Playing : Wali Band - Cinta Itu Amanah

***

BAB 15 |  BANTU DAN TITIP

Amanat sangat penting bagi semua orang karena kita bisa mempercayakan semua kepada orang yang kita percayai agar bisa menilai bahwa orang ini baik atau tidak

***

Akhirnya setelah latihan di rumah Rara selesai, besoknya adalah latihan di rumahnya Gunawan. Kebetulan Irsya ada di rumah jadi Gunawan tidak kesepian di rumah karena ada abangnya yang selaku pemilik rumah. Gunawan baru saja selesai mandi, hingga ia berhenti sejenak kala mencium bau aroma masakan yang di buat Irsya tercium sampai ke kamar Gunawan.

Karena menggoda selera akhirnya Gunawan keluar kamar dan menyapa abangnya yang sedang asik memasak, "bang boleh Gun bantu?" tawar Gunawan.

"Emang Gun bisa masak?" tanya Irsya jahil. "Bisa dong bang, gini gini Gun bisa masak," jawab Gunawan percaya diri.

"Iya iya abang percaya. Kalau gitu kamu aduk jangan sampai gosong ya, abang mau ke kamar mandi dulu," ucap Irsya yang langsung meninggalkan dapur.

Gunawan mengambil alih masakan yang di masak Irsya. Baru beberapa menit akhirnya masakan itu matang dan langsung di taruh ke piring namun anehnya bersamaan dengan hal itu saat Gunawan menaruh makanan di piring tiba tiba kakinya yang ingin berpindah harus terpeleset akibat minyak dari hasil penggorengan tadi.

Gubrak!

Prang!!

Akhirnya Gunawan terjatuh bersamaan dengan hidangan yang tadi sudah siap harus berserakan di lantai bersamaan dengan pecahan kaca itu. Gunawan langsung merasakan detak jantungnya berdetak kencang karena saking kagetnya.

Irsya yang mendengar suara itu langsung berlari menuju dapur. Dan benar Gunawan telah ada di lantai sampai menegang dada nya yang sepertinya memberikan efek kejut yang membuat detakan nya tidak stabil. "Gun, kamu gapapa?" tanya Irsya khawatir.

"Enggak, Gun gapapa. Hanya saja detak jantungnya berdetak begitu cepat, apakah ini tidak apa-apa bang?" tanya balik Gunawan. "Sebenarnya sih gapapa tapi tetap di kontrol karena takut nya detak kencang itu berlanjut atau kembali normal," jawab Irsya.

Gunawan mengangguk dan akhirnya di bantu Irsya di papah masuk ke kamar agar Gunawan bisa istirahat, setelah itu Irsya membereskan pecahan piring tadi dan juga menyiapkan makanan untuk Gunawan. "Maafin Gun ya bang, gara gara Gun mau bantuin abang, malah nambah repot abang," ucap Gunawan sesal.

"Udah gapapa, yang penting kamu sehat dulu. Kalau sudah sehat kamu bisa melakukan apapun sesuka hati mu," hibur Irsya. "Emang Gun bisa sembuh, bang?"

Pertanyaan Gunawan membuat Irsya tersentak kaget itu semua. Irsya membuang muka bukan tidak suka, melainkan ia tidak mau dirinya menangis di depan Gunawan. "Bang? Bang Irsya?" panggil Gunawan.

"Eh, iya Gun." Irsya menatap Gunawan kembali sambil menghapus air matanya.

"Kan bang Irsya mau nyiapin aku, kok malah bengong sih," canda Gunawan.

(TERBIT) DLS [3] Goodbye And Go ✓  Where stories live. Discover now