Breakfast-Hinata Aoi

1.4K 136 1
                                    

“[Name]-san, selamat pagi. Maaf ini mendadak tapi apakah kau melihat aniki? Dia pergi tanpa memberitahu apa-apa kepadaku pagi ini.” Yuta menyapamu di lorong dan tampak sedikit kesusahan, lagi-lagi karena saudara kembarnya itu.
“Hinata-kun? Tidak sih, memangnya kenapa? Mau kucariin?” Tawarmu, kebetulan kau ada waktu kosong untuk mengelilingi yumenosaki yang luas ini.
Yuta menggaruk belakang lehernya, agak enggan merepotkanmu tetapi akhirnya memutuskan untuk menceritakannya padamu.

“Aniki belum memakan sarapannya pagi ini, jadinya aku membungkuskannya ke dia daripada dia kenapa-napa nantinya. Saat aku ke kelasnya, teman-temannya bilang dia belum sampai, di chat juga tidak ada. Entah hilang kemana saja dia itu haaah...” Yuta menghela nafasnya sesaat lalu melanjutkan perkataannya.
“Sebentar lagi aku harus masuk kelas untuk suatu urusan, [Name]-san, aku minta tolong untuk menyerahkan bekal ini ke aniki ya. Sebentar lagi jam makan siang selesai, jadi kalau bisa tolong cepat.” Sebuah kotak bekal diserahkan kepadamu, setelah mengucapkan tolong dan terima kasih sekali lagi kepadamu, Yuta berjalan pergi kembali ke kelasnya.
Kau memulai perjalananmu, tidak ada di atap, tidak ada di ruang kelasnya, tidak ada di kantin juga. Kemana hilangnya anak itu? Kau melihat ke ruang light music club, tidak ada juga.

“Jou-chan, ada apa?” Kau melihat peti mati yang terbuka, Rei tampaknya menyadari kau kesusahan. Mengingat Rei menghafal yumenosaki seperti dirinya sendiri, kau memutuskan untuk mencoba bertanya padanya.
“Rei-san ada lihat Hinata-kun tidak? Yuta-kun memintaku membawakan bekalnya.” Kau menunjukkan kotak yang kau bawa pada Rei. Dia berpikir sejenak, atau mungkin bengong doang sih, kemudian menggelengkan kepalanya.

Sungguh membuang-buang waktu saja.

Sebelum kau berjalan pergi, Rei mengucapkan agar kau mencoba mencari di area taman. Berhubung kau memang belum pergi kesana dan tidak tau harus menuju kemana lagi, kau mengikuti saran Rei tersebut. Kau berjalan melihat-lihat sekeliling, tetapi tidak menemukan lelaki berambut oranye itu.

“HINATAAAAA-KUN!” Kesal, kau berteriak memanggilnya sambil berjalan, hanya berakhir tersandung sesuatu di lantai.
“Ritsu, kau tidur di jalan la- lah loh Hinata-kun?!” Kau melihat orang yang sedang kau cari-cari itu tumbang di tengah jalan, kalau Ritsu sih biasa.
Kau menggoncang tubuh Hinata, ternyata dia tidur doang.
“Hinata-kun, Hinata-kun. Sebentar lagi bel ‘loh.” Ucapmu sambil menepuk-nepuk pipinya sedikit hingga perlahan demi perlahan dia membuka matanya lagi.
“Uuuh, selamat pagi, [Name]-san.” Hinata tersenyum sambil mengusap-usap matanya, tampak kelelahan. Kau membantunya untuk berdiri dan berjalan ke tempat yang lebih teduh di bawah pohon.

“Nih, Yuta-kun memintaku membawakannya bagimu. Cepatlah makan, sebentar lagi bel masuk.” Kau menyerahkan kotak bekalnya kepada Hinata dan dia langsung membukanya, isinya biasa saja sih cuma nasi dan telur ceplok, sama satu cupcake kecil di pojokan.
“Woah terima kasih [Name]-san! Ada cupcake lagi hehe pasti Yuta-kun yang taruh! Selamat makan.” Hinata mulai memakan bekal tersebut, tampaknya kelaparan.
“Pasti kau terlalu banyak bekerja tanpa membicarakannya pada Yuta-kun lagi ‘kan. Dia tampak kesal ‘loh sampai kau lupa sarapan segala.” Kau memberikan Hinata sebotol teh yang baru kau beli sambil mengatakan itu. Hinata hanya tertawa santai mendengarnya.
“Engga kok, hari ini aku hanya agak teledor. Pantas rasanya lapar banget tadi padahal aku baru mau ke kantin.” Jelas Hinata, menyelesaikan makanannya dan hanya menyisakan cupcake sebagai penutup. Kau menatap Hinata dengan tidak percaya, mengingat betapa sukanya dia bekerja tanpa membicarakan detailnya pada saudaranya padahal mereka satu unit.

“Geh- ada apa dengan tatapanmu [Name]-san! Aku benar-benar tidak apa-apa kok.”Hinata memastikanmu lagi kemudian membelah dua cupcakenya, menyerahkan setengah kepadamu.
“[Name]-san juga pasti belum makan kan, nih buatmu, meskipun aku rasa ini akan terlalu manis sih untukmu hehe.” Hinata tersenyum sambil memakan cupcakenya. “Enak! Yuta-kun memang tau favoritku!”

Kau mencoba segigit, dan benar saja, manis banget.
“Haha, ekspresimu lucu loh [Name]-san! Makanlah itu terlebih dahulu, nanti akan kubawakan sesuatu sebagai balasan untukmu dan Yuta-kun, ditunggu ya~”

-the end-

From A to Z [Ensemble Stars! oneshots collection]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang