Promise-Natsume Sakasaki

1.5K 130 0
                                    

Kau berjalan masuk ke kelas, membanting pintu kelasmu hingga engselnya berbunyi. Seluruh anak kelasmu melihatmu tetapi tidak berani berbicara denganmu saat kau berjalan menuju ke mejamu, bahkan Subaru yang tidak dapat diam juga tidak berani berbicara. Mereka sudah mengetahui jika kau seperti ini hanya ada satu orang yang dapat menenangkanmu. Kabar buruknya, yang membuat moodmu sangat buruk adalah orang itu.

“Anjir Natsume, tenangin cewe lu tuh. Lagi badmood.” Bisik Subaru sambil memukul-mukul Natsume. Tidak seperti biasa, Natsume tidak marah dipukul seperti itu melainkan mendengus kesal.

“Mampus dua-duanya lagi kelahi.” Ucap Makoto saat melihat reaksi kalian berdua yang bahkan tidak mau melihat satu sama lain.
“Eh tapi kebetulan juga Sakasaki-kun masuk hari ini.” Lanjut Makoto dengan suara kecil sambil berkumpul di pojokan dengan yang lain. Natsume dan dirimu duduk bersebelahan di tengah-tengah kelas pula, membuat suasana keruh hingga mencakup 1 kelas.
“[Name]-dono dan Sakasaki-kun sedang berkelahi? Apa alasannya?” Tanya Souma yang juga ikut ghibah dengan antusias.
“Padahal kemarin mereka biasa saja, malahan [Name] mencari Sakasaki-kun sepulang sekolah kemarin.” Tambah Adonis yang melihatmu sepulang sekolah kemarin.
“Berarti masalahnya kemungkinan besar saat pulang sekolah itu. Kau masih ada info lebih tentang itu, Otogari?” Sebagai ketua kelas yang baik, Hokuto berusaha untuk menyelesaikan masalah kalian. Katanya. Padahal aslinya Hokuto juga cuma ikutan kepo.

“Sayangnya tidak.”

“Yaahh...” Semua menghela nafas kecewa.
Subaru baru saja menyadari teman-temannya sedang di pojokan, tentu saja dia ikutan kepo sama gatal mau ikut ghibah.
“Kenapa nih? Jahat ga ngajak aku ikutan!” Protes Subaru kencang-kencang.
“Bego malah teriak. Sini deh, kau tau Sakasaki dengan [Name] kenapa tidak kemarin?” Tanya Hokuto, Subaru berpikir-pikir sejenak lalu membuka mulutnya lagi, membuat yang lain menatapnya penuh harap.

“Engga.”

“Yaahh...” Lagi-lagi mereka harus menghela nafasnya.
“Tapi kudengar dari Natsume dia ada janji dengan [Name] buat ngedate!” Lanjut Subaru dengan ceria.
“Itu informasi berharga woi.” Ucap Hokuto.

“Aku bisa menebak kira-kira bagaimana.” Souma mengangkat tangannya untuk berbicara.
“Yak silahkan saudara Kanzaki silahkan berbicara.” Makoto berpura-pura memegang mic, malah jadi main.
“Kemungkinan besar, [Name]-dono dan Sakasaki-dono memiliki janji ngedate bersama kemarin, maka dari itu [Name]-dono mencarinya karena seperti yang kita ketahui, Sakasaki-dono tidak masuk kelas kemarin.” Jelas Souma dengan serius.
“Ok ok, lanjut.” Ucap Makoto.
“Nah mungkin ada masalah saat date mereka kemarin, makanya mereka berada dalam mood yang sangat buruk pagi ini hingga tidak mau memanggil satu sama lain. Apa ada yang memiliki opini lain?”

“KaMI bahkan tidak perGI.”
“Loh Natsume?” Mereka semua menatap ke Natsume yang tiba-tiba ikut dalam perbincangan padahal tidak diundang.
“Kalian membahasnya terlalu keRAS. Semua dapat mendengarNYA.”

“Jadi, masalah kalian apaan? Cepetan baikan sana, suasana kelas buruk banget kena masalah 2 orang bucin.” Titah Hokuto kepada Natsume.
“HmPH!”
“....” Tenang, Hokuto anak baik, Hokuto penyabar, tidak akan marah hanya karena dijudesin.

“Kami memang memiliki janJI untuk pergi berkenCAN. Kemarin dia juga mencariKU. Tapi kami tidak bisa pergi karena aku mendapat pekerjaan yang tiba-tiBA. Awalnya aku berniat menolaknya tapi dia tidak menginzinkanKU.” Natsume menceritakan masalahnya pada mereka, jarang-jarang dia ingin membuka dirinya seperti ini. “Dia mengatakan aku harus mengutamakan pekerjaanKU, padahal aku telah menunggu date itu untuk waktu yang laMA.” Natsume menarik nafas panjang dan berkata dengan berat.

“Bahkan sihirku tidak bisa menyelesaikan masalah seperti iNI.”

“Lalu, kau ada mengatakan itu padanya?” Adonis bertanya pada Natsume di tengah ceritanya.
“Tentu saJA.” Jawab Natsume dengan yakin.
“Bagaimana kau menjelaskannya?” Hokuto tampak ragu mengingat sifat Natsume.
“Aku mengatakan aku tidak mau perGI.”
“Itu saja?” Mereka menunggu lanjutan Natsume tapi dia hanya diam. Natsume mengangguk.

“Haah, pantas ngambek, kau harus menjelaskannya dengan benar. Tuh [Name] sudah di sini.” Hokuto menunjuk ke dirimu yang sudah ikut nimbrung di belakang Natsume tanpa mengatakan apa-apa. Mengetahui tempat dan posisinya, 5 orang yang lain itu pergi meninggalkan kalian.
“EHHHH? Aku mau dengar!” Protes Subaru yang ditarik Hokuto.
“Hush, itu urusan mereka.” Balas Hokuto yang tidak membiarkan Subaru lepas.
“....”
“....”

“TUH KAN MEREKA GABISA KALAU GAADA AKU!” Ucap Subaru menunjuk kalian berdua yang hanya saling tatapan tanpa mengatakan apa-apa.
“Mau kusuruh Souma memotong mulutmu?” Ancam Hokuto yang membuat Subaru langsung kicep.
“Mereka bisa paham satu sama lain kok. Percaya saja ke mereka! Karena kata-kata adalah sihir yang terhebat.” Makoto berusaha menghibur Subaru, kebetulan bijak.

“....Kau mendengar pembicaraan tadi KAN?” Natsume yang memulai pembicaraan diantara kalian, kau mengangguk.
“Pekerjaan itu penting bagimu, jadinya aku mengalah. Kita masih bisa pergi lain kali.” Kau mencoba menjelaskan alasanmu menyuruhnya pergi kemarin.
“Tapi aku tidak suKA.” Balas Natsume, wajahnya masih cemberut. “Kita tidak memiliki waktu yang banyak bersaMA. Saat aku kosong, kau sibuk dengan unit laIN.
“Aku juga tidak menyukai harus menyuruhmu pergi, tapi kau tetap harus memprioritaskan pekerjaanmu.” Ungkapmu kepadanya.

“Aku tidak ingin orang-orang terus mengalah bagiku. Aku tidak ingin dilindungi terus menerus. Aku muak dengan itu. Aku yang membuat janji denganmu, aku yang akan menjadikannya nyata. Aku ingin menjadi orang yang dapat kau andalkan, aku ingin memprioritaskanmu.” Natsume berbicara seperti biasa, tidak menekankan akhir kalimatnya lagi.

“Aku rasa aku juga salah disini. Maaf. Tapi kau tidak boleh selalu memprioritaskanku, kau harus tau kapan kau harus memilih pekerjaanmu juga.” Kau mengucapkannya pada Natsume, berharap itu dapat memperbaiki perasaannya.
“Aku juga tidak menjelaskannya dengan baIK, maaf.”
“Jadi, kita berdamai?” Tanyamu dengan senyuman kecil, Natsume terkekeh mendengar kata-katamu itu.
“BelUM. Kosongkan jadwalMU, kita akan pergi hari iNI, [Name].”
“Pff, baiklah, Natsume-kun.”

-the end-

From A to Z [Ensemble Stars! oneshots collection]Onde histórias criam vida. Descubra agora