Duck-Mao Isara

1.5K 149 19
                                    

Hari ini adalah hari yang panas di yumenosaki, tentu saja akan lebih enak berada di dalam ruangan apalagi ruangan OSIS yang lengkap dengan AC yang selalu dicuci setiap seminggu sekali sehingga adem dan tidak pernah kotor demi memanjangkan masa hidup sang baginda ketua OSIS Eichi Tenshouin. Akan tetapi Mao bisa dibilang sial hari ini, diantara semua hari dia malah harus mengurus hewan di sekolah karena kali ini adalah gilirannya.

“Sebentar, ketua, sejak kapan sekolah kita memiliki bebek? Bukannya ayam dan kelinci saja sudah cukup?” Mao membaca pekerjaan yang harus dia lakukan hari ini, dan anehnya dia baru saja menyadari bahwa dia juga harus mengurus bebek.
“Para bebek itu sudah berada di sekolah ini sekitar 1 bulan loh Mao. Lucu soalnya, terkadang Wataru juga meminjamnya untuk triknya. Jika dipikir-pikir, hari ini juga giliran [Name]-chan yang mengurus hewan-hewannya.” Ucap Eichi sambil meminum teh dinginnya di ruangan yang dingin pula meskipun Mao bisa melihat betapa teriknya matahari di luar.

Daripada berbasa-basi dan menunda-nunda pekerjaannya, Mao memutuskan untuk bergegas pergi ke kandang hewan-hewan sekolah. Di sana, kau sudah sampai terlebih dahulu dan membersihkan kandang kelinci, tidak menyadari kehadiran Mao.

“[Name]-chan! Woah kebetulan juga ya kita bisa dapat giliran bareng. Kau sudah selesai mengurus kelincinya? Baiklah kalau begitu aku akan mengurus ayamnya, bukunya petunjuknya ada di dalam kan.” Mao berjalan ke dalam kandang ayamnya, dan langsung diserang oleh ayam jantan di sana yang tampaknya tidak menyukainya.

“EH WOI AYAM!”
Pemandangan Mao dikejar-kejar oleh ayam merupakan sesuatu yang cukup menarik ternyata, kapan lagi bisa lihat Mao teriak-teriak panik begitu.

“[Name]-chan!! Jika kau bisa tertawa begitu lebih baik kau membantuku!!” Teriak Mao sementara kau tertawa melihatnya, kau sendiri juga mengurus kelinci dulu karena tau ayam jantan di yumenosaki itu galak banget kayak seseorang di kelas 2-B yang kalian kenal.
Dengan penuh perjuangan, Mao berhasil menjauhkan ayam itu dan menenangkannya. Memaksakanmu untuk menjaga ayam itu agar tidak lari kearahnya saat dia akan mengurus bagian dalam kandang itu.

Sedikit yang Mao ketahui bahwa ayam jantan di sekolah kalian itu tidak hanya satu ekor.

“KAU SEHARUSNYA MEMBERITAHUKU!!!” Mao harus berlari-lari, lagi.
Sebenarnya mengurus ayamnya tidak lama, tetapi karena kejar-kejaran itu Mao memakan nyaris 1 jam hanya untuk mengurus ayam.

“Mao-kun, nih.” Kau memberikan sebotol minuman dingin pada Mao yang sudah tepar kelelahan.
“Terima kasih [Name]-chan, masih ada bebek ya. Haaaaahh...” Mao sebenarnya sudah mau kabur saja, tetapi tidak tega jika melihatmu harus mengurus bebeknya sendiri nanti.
“Haha, tenang saja, karena masih baru, kita hanya memiliki 4 bebek kok. Kandangnya juga kecil.” Kau menunjuk ke kandang kecil yang berada di sebelah kandang ayam. Mao menjadi penasaran dan berhubung rasa lelahnya telah berkurang, dia pergi melihat kandang bebek tersebut. Kau juga mengikutinya, berjaga-jaga agar kalian tidak diserang.
4 ekor anak bebek langsung berlari kabur dari kalian karena kaget.

“Apa ini, tidak adil. Lucu banget beda sama ayam-ayam di sebelah.” Komentar Mao sambil melihat bebek-bebek yang masih kecil itu.
“Aku yang akan membersihkan kandangnya, Mao-kun bawa mereka ke kolam di sana ya.”
“Baik~” Mao membuka pintu kandangnya dan bebek-bebek tersebut langsung berjalan keluar dengan cepat menuju ke kolam yang disediakan oleh Eichi, iya, Eichi, bukan yumenosaki.

Membersihkan kandangnya bukan tentang susah atau gampang sih, kau hanya harus bertahan dengan aromanya karena yang jelas kandangnya tidaklah wangi. Tidak lupa kau mengisi makanan dan minuman mereka juga.
Selesai dengan semua itu, kau berjalan ke tempat Mao dan para bebek yang sedang berenang.

“Kalian sudah seperti saudara aja.” Ucapmu saat melihat para bebek itu berada di dekat Mao yang entah bagaimana ikut masuk ke dalam kolam, salah satu bebek bahkan berada di kepalanya dan membuat rambutnya berantakan.
“Eh [Name]-chan sudah selesai? Haha aku juga tidak tau kenapa para bebek ini tiba-tiba menjadi sangat akrab padaku. Aku jadi penasaran mereka punya nama atau tidak ya.” Mao mengambil bebek yang berada di kepalanya dan menurunkannya, menggelengkan kepalanya agar sedikit kering.
“Ada kok, namanya Kwik Kwak Kwek dan Gober.” Kau memutuskan untuk memegang salah satu bebek tersebut.
“Siapa yang memberi namanya?” Tanya Mao.
“Eichi.”
“Astaga pantas jelek.”
“Hush, nanti muncul orangnya.”

Puas beristirahat dengan para bebek, kalian menggiring mereka untuk kembali ke kandangnya yang telah bersih.
“Uuu, aku tidak ingin berpisah dari mereka.” Mao mengelus kepala salah satu bebeknya.

“Di dekat sekolah ada cafe yang membuat kue dengan bentuk bebek loh Mao-kun, mau mampir sehabis ini?” Ajakmu kepada Mao untuk menghiburnya.
“Aku ragu sih aku bakal tega memakan mereka nantinya tapi tawaranmu tidak buruk. Ayo pergi bareng sekarang.”
“Kau yakin tidak mau ganti baju dulu?” Tanyamu kepada Mao, menunjuk bajunya yang basah dan menjadi sedikit transparan, Mao yang menyadarinya langsung memerah malu.
“Kau seharusnya mengatakannya daritadi!”

-the end-

From A to Z [Ensemble Stars! oneshots collection]Where stories live. Discover now