8. Zhefranichol Shafwan.

2.5K 305 4
                                    

"Namanya Zhefranichol Shafwan."

"Anak bungsunya Pak Adam. Adeknya Tuan Zehan."

"Biasanya dipanggil Zhefran atau Nichol."

Jelas Lastri yang sedang menguleni adonan tepung. Akhirnya dia mendapatkan jawaban yang jelas. Semenjak makan malam itu Ali lebih banyak diam ketika saat perjalanan pulang membuat Prilly enggan bertanya macam-macam. Ternyata lelaki idamannya itu adik kandung calon suaminya, Ali.

"Tapi kok kayak orang asing gitu sih Buk?" Prilly mencelupkan biskuitnya pada teh.

"Ibuk gatau masalah pastinya."

"Tapi Ibuk rasa mereka cuman cemburu satu sama lain."

"Cemburu gimana Buk?"

"Kamu lihatkan Tuan Zhefran lebih dekat sama Mama nya?"

Prilly pun mengangguk sambil memakan biskuit yang ada di tangannya.

"Ibuk rasa Tuan Zehan cemburu karena dia rasa Mama nya lebih sayang sama Tuan Zhefran."

"Ah ga mungkin Buk, Tante Hena keliatannya sayang juga sama Ali. Orang tua mana sih yang ga sayang sama anaknya?" Apa yang barusan Prilly katakan? Padahal orang tua seperti itu ada di kehidupannya.

"Nah itu. Karena itu juga Tuan Zehan kurang kasih sayang dari seorang Ibu dan keliatan kaku, beda sama Tuan Zhefran."

"Emangnya dari kecil Ali kemana aja Buk?"

"Semenjak Tuan Zehan tamat Sekolah Dasar dia milih buat belajar diluar negeri sendiri." Lastri beralih mencetak adonan yang ia uleni sejak tadi.

"Kasian dong Buk, masih kecil."

"Ya kadang Pak Adam datang buat jengukin."

"Sendiri?"

"Iya karna Zhefran ga bisa ditinggal masih kecil umur 3 tahun kayaknya deh."

Menurut Prilly itu bukanlah alasan sesungguhnya untuk tidak mengunjungi anak. Sesayang apapun seorang Ibu kepada anaknya dia akan menepis semua alasan agar bisa bertemu anaknya bukan? Alasan itu seperti tidak masuk akal. Seperti ada masalah lagi di dalamnya tetapi Prilly tidak ingin ikut campur. Toh, hidupnya pun tidak sempurna jika di sangkut pautkan tentang keluarga.

"Karna Pak Adam sibuk bola balik indonesia dan keluar negeri buat jengukin Tuan Zehan, Tuan Zhefran terabaikan. Hubungan dia sama Papa nya ikut renggang."

"Jarang banget Pak Adam bicara sama Tuan Zhefran. Karna sekali di rumah pun sibuk kerja dan nelponin Tuan Zehan yang masih diluar negeri." Lanjut Lastri seraya memasukkan  loyang yang berisi adonan tepung yang telah ia cetak itu ke oven. Menutup oven lalu mengatur suhu panas pemanggangnya.

"Emang berapa lama sih Ali di luar negeri Buk?"

"Lama juga sih, sampai tamat pendidikan S2. Tuan Zehan baru dua tahun disini itu pun milih buat tinggal sendiri di apartemen ini." Prilly tertegun mendengarnya. Ternyata dibalik sikap Ali yang seperti itu karena dia tidak mendapat kasih sayang dari Sang Ibu.

Meeoow yaaww

Kucing berbulu keabu-abuan itu menghampiri Prilly dengan manja. Sudah lama ia tidak menyentuh Mea. Sepertinya Mea merindukan Prilly begitu juga dengan Prilly.

"Meaa!"

Seru Prilly membawa kucing itu kepangkuannya. Menciumnya berulang kali lalu menggeliti perut kucing itu. Lastri tersenyum. Prilly adalah wanita penyayang. Sangat cocok dengan Ali.

"Kamu perempuan penyayang. Semoga Tuan Zehan bahagia sama kamu." Ucapan Lastri membuat Prilly tersenyum canggung. Dia tidak akan menyalurkan kasih sayangnya kepada Ali karena mereka menikah bukan karena itu.

Sepuluh BulanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang