35. Takdir Dari Sepuluh Bulan-END-

3.4K 225 5
                                    

Prilly tidak pernah mengira ia melahirkan anak kembar. Karena itulah waktu itu Dokter menyarankannya untuk operasi sesar sebab perutnya yang besar dan badan Prilly yang
mungil yang membuat Dokter kandungan itu sedikit khawatir pada pasiennya. Anak pertamanya berjenis kelamin perempuan yang diberi nama Gracialana Ananda Shafwan dengan panggilan Alana. Nama itu dibuat oleh Ali, sang ayah.

Sedangkan anak keduanya Prilly yang memberi nama yang bernama Zehanalan Nanda Shafwan. Berjenis kelamin laki-laki dan sangat mirip dengan Ali bagaikan pinang dibelah dua, bulu mata lentik, bibir tipis yang merah, hidung mancung Ali, hampir semuanya ia ambil dari Ali.

Prilly berdoa agar Alan tidak mempunyai sikap dingin dan bahasa formal keturunan Ali. Prilly merasa kesal karena kedua anaknya itu tidak ada satupun yang meniru wajahnya. Bagi Prilly Alana memiliki wajah campuran seperti orang korea. Prilly pun tidak mengerti Alana bisa mempunyai wajah itu, tetapi banyak orang yang menampis itu karena mereka menilai bahwa wajah Alana gabungan wajahnya dengan Ali.

Tapi apapun bentuk wajah anaknya itu, Prilly tidak terlalu mempermasalahkannya yang terpenting anaknya itu selalu sehat dan tumbuh dengan baik. Setiap hari Prilly tidak henti-hentinya mengucapkan kata syukur karena merasa sangat bahagia bisa hidup dikelilingi oleh orang yang ia cintai dan mencintainya. Mungkin ini balasan yang ia dapat selama rintangan berat yang ia lalui.

Hari ini Prilly diajak oleh Ali ke suatu tempat yang dirasakan oleh Ali. Ali mengajak dirinya pergi berduaan karena ini adalah hadiah untuk Prilly, bisa dibilang ini adalah kejutan untuk Prilly. Alana dan Alan terpaksa untuk tinggal di rumah dijaga oleh Neneknya Hena dan Adam sang kakek. Mereka sangat bahagia sekali karena mempunyai 2 cucu sekaligus.

"Untuk kamu," Ujar Ali menatap rumah besar itu. Prilly melototkan matanya tak menyangka. Rumah ini sangat besar dan mewah.

"Seriusan?" Ali mengangguk dengan senyuman. Prilly tidak dapat berkata-kata.

"Apa masih mau disini? Tidak mau masuk ke dalam untuk melihat sayang?" Tanya Ali yang membuat Prilly tak sabaran lalu keluar dari mobil. Dipandanginya sekeliling halaman rumah itu sangat besar sekali. Ali merogoh sebuah kunci dari sakunya lalu memberinya pada Prilly.

"Buka lah.." Prilly mengambilnya tak sabaran lalu berlari kecil menuju pintu rumah itu. Ali mengikuti istrinya dengan senyuman bahagia. Ternyata tak sia-sia ia menyiapkan semua ini. Buktinya Prilly sangat bahagia. Prilly lihat di dalam rumah itu sudah lengkap semua perabotannya tanpa harus ada yang ditambah. Ia menatap kepada Ali dengan mata yang berkaca-kaca. Ini adalah satu impian Prilly mempunyai rumah tinggal bersama suami dan anak-anaknya. Di genggamnya tangan Ali.

"Makasih Papa Alana dan Alan.." Ujar Prilly dengan lembut. Prilly tidak bisa menjelaskan kebahagiaannya dengan kata-kata.

"Terima kasih juga sudah bertahan sejauh ini, Prilly." Ali mengelus pipi istrinya itu. Prilly memeluk suaminya dengan perasaan bahagia.

"Rumah ini mempunyai lima belas kamar." Prilly menenggadahkan kepalanya menatap suaminya.

"Jadi kita bisa menambah anak!" Seru Ali membuat Prilly terkekeh geli. Mereka menatap satu sama lain dengan perasaan bahagia. Tak disangka bahwa kisah mereka akhirnya berakhir bahagia, tapi ini masih permulaan masih banyak masalah lain yang akan mereka hadapi bersama. Sepuluh tahun ke depan, atau lima puluh tahun ke depan sampai mereka menua. Sampai mereka menimang cucu dari Alan dan Alana.

"Terima kasih Graciana Prilly.." Ucap Ali lembut serasa mencium kedua tangan Prilly bergantian. Prilly tersenyum manis tak kuasa menahan air matanya.

"Jangan menangis sayang." Prilly pun mengangguk dengan senyuman lalu Ali pun memeluknya dengan hangat. Tak disangka kisah mereka penuh dengan beberapa masalah yang menghantam keduanya. Kini saatnya mereka mengulang kembali apa yang membuat mereka terpisah di masa lalu. Berawal dari kontrak konyol sepuluh bulan itu sekarang mereka benar-benar saling mencintai dan bahkan sampai mempunyai dua anak kembar yang lucu, yang terucap di mulut dan hati mereka adalah bersyukur karena Tuhan masih mempersatukan mereka hingga saat ini. Ali berjanji dalam hatinya bahwa ia akan mempercayai Prilly lebih dari dia mempercayai dirinya sendiri. Dia sangat mencintai Prilly, Prillypun bersyukur memiliki lelaki ini walaupun ia perna berbuat salah di masa lalu.

"Terima kasih takdir dari sepuluh bulan, kami bahagia."

TAMAT

maaf aku baru bisa update part terakhir sekarang. Jatuhnya udah basi ya hehe, sepertinya aku akan berhenti nulis tentang pov ali prilly. Ty minta maaf ya. Ga bisa nulis lagi tentang mereka.

Sepuluh Bulanحيث تعيش القصص. اكتشف الآن