13. Sandra Lecasy?

2.7K 302 7
                                    

Hari ini Prilly akan berangkat kuliah di salah satu universitas swasta ternama. Ya tentunya yang memilih universitas itu adalah Ali. Di umurnya yang menginjak hampir kepala dua itu dia baru mulai kuliah. Memang terlambat tapi daripada tidak sama sekali bukan? Prilly memilih jurusan manajemen bisnis di fakultas ekonomi di universitas itu. Prilly sangat ingin bekerja di kantoran dan menjadi wanita karir. Namun semuanya belum terwujud karena dirinya sudah menikah. Oh jangan lupakan dirinya masih punya kesempatan bukan? Itu hanyalah pernikahan kontrak. Ketika ia telah bercerai dari Ali ia akan menyelami mimpinya itu.

Prilly menatap ke sekitaran kampus itu. Sangat luas dengan fasilitas yang lengkap. Hari ini Prilly diantar oleh Ali dengan mobil yang mahal itu. Membuat penjuru mata anak kampus tertuju pada dirinya hingga Prilly dapatkan teman sekampus secepat itu.

"Yuk Prill, ngantin." Ajak Juan teman lelaki nya itu. Prilly pun mengangguki ajakan Juan. Prilly sebenarnya tidak ingin mempunyai teman lelaki tetapi mau bagaimana lagi ini yang di dapatkannya. Secepat mungkin ia akan mendapatkan teman wanita yang sefrekunsi dengan dirinya. Semoga saja di kelas nanti ia mendapatkannya.

"Sandra Lecasy!"

Teriak seseorang dari belakang Prilly bangku Prilly di duduki di kantin itu. Sejenak Prilly membeku kenangan buruk itu menghantuinya lagi. Kenangan yang membuat dirinya tersiksa itu dia tidak ingin bertemu dengan mereka yang ada di dalam kenagan itu menyakiti dirinya. Juan menatap Prilly bingung. Wanita yang ia ajak berteman ini kenapa seperti patung?

"Prill, Lo gapapa kan?" Tanya Juan seraya menyicip jus yang ia pesan tadi.

Prilly menggeleng pelan dengan wajah sedikit tegang. Semoga saja nama itu hanya mirip dengan seseorang yang mengisi kisah masa lalu nya yang sangat kelam itu. Karena sudah waktunya masuk akhirnya Prilly memasuki kelasnya begitu juga dengan Juan. Namun Juan tidak sekelas dengan Prilly karena Juan jurusan teknik. Prilly pun tidak mengerti dengan lelaki itu. Mereka beda jurusan kenapa harus memilih dirinya untuk berteman.

"Hai! Nama gue Sanandra Rawles!" Sapa seseorang di sebelah bangku Prilly. Prilly pun tersenyum senang. Akhirnya ia mendapati teman perempuan. Dan temannya ini sangat cantik seperti ada campuran.

"Hai Sanandra! Aku Graciana Prilly!"

"Panggil Sanan aja." Saran Sanan.

"Oke Sanan!" Ujar Prilly riang.

"Nama panggilan lo..?" Tanya Sanan yang bingung harus memanggil apa.

"Prilly!"

"Oh oke Prilly! Selamat datang di kelas ini. Kamu anak baru kan?" Sanan mempunyai energi yang sama dengan Prilly. Ceria dan sedikit cerewet tentunya Prilly sangat menyukai teman barunya ini.

"Iya aku anak baru. Tolong bantuannya ya Sanan." Sanan pun tersenyum. Sangat cantik sekali. Dosen pun datang membuat mereka harus menghentikan salam perkenalan itu. Prilly sangat menyukai Sanan begitu juga dengan Sanan. Kelas berjalan dengan baik. Prilly belajar dengan giat sekali ia tidak akan menyianyiakan kesempatan ini.

Akhirnya kelas hari ini selesai. Sekarang Prilly dan Sanan nongkrong di taman kampus sebelum pulang.

"Rumah lo dimana Prill?" Tanya Sanan untuk mengakrabkan diri kepada Prilly.

"Oh aku tinggal di apartemen sama Ali." Ceplos Prilly yang membuat Sanan butuh penjelasan lanjut.

"Ali?"

"Hmm anu-"

"Wow Graciana Prilly!" Percakapan mereka terputus karena wanita yang tidak ingin Prilly temui itu datang menghampirinya. Bagaimana bisa? Kenapa dia tau Prilly ada disini. Prilly berusaha menguatkan diri agar bisa melawan dia bukanlah Prilly yang lemah seperti dulu lagi.

Sepuluh BulanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang