15. Cemburu?

3K 330 17
                                    

Prilly mengerjapkan matanya berulang kali. Tubuh mungilnya ternyata terperangkap dalam pelukan tangan kekar itu. Apa yang harus dilakukannya? Ia ingin bangun tetapi kenapa begitu nyaman dan hangat sekali. Prilly tidak dapat melihat apa-apa karena dirinya tenggelam di tengkuk Ali yang wangi, tanpa sadar Prilly menempelkan bibirnya pada tengkuk Ali. Apa kamu sudah gila Prilly!

"Hey! Jangan memancing saya." Suara berat Ali mengagetkan Prilly yang membuat Prilly seketika menutupkan matanya lagi berpura-pura tidur.

"Saya tau kamu sudah bangun." Prilly menenggadahkan kepalanya menatap Ali. Menatap secara bergantian alis tebal, bulu mata lebat nan lentik dan jangan lupakan bibir tipis yang merah itu. Ini sangat dekat ya Tuhan! Tentunya Ali kali ini menatap Prilly.

"Hehe."

"Ga sengaja he," Prilly cengengesan dengan gemas. Ali tersenyum yang membuat Prilly merasa tersentrum. Kenapa lelaki ini begitu hangat pagi ini? Pelukan ini tidak kunjung di lepas Ali ditambah lagi dihadiahi senyuman manis. Bisa jatuh cinta Prilly kepada Ali jika sikapnya hangat begini.

"Bangunlah!" Wajah Ali yang awalnya tersenyum manis otomatis kembali seperti monster pada biasanya. Lelaki ini memang tidak bisa diharapkan sama sekali. Prilly terpaksa bangun dari ranjang Ali. Ali mengusap bahu yang hampir dihimpit oleh Prilly semalaman itu.

"Bahu saya jadi pegal karena kamu!"

Prilly memutar bola matanya malas tidak memperdulikan Ali kemudian meninggalkan Ali di kamar.

~Sepuluh Bulan~

Pagi ini sebelum kuliah Prilly ingin bermain ke kantor Ali sambil menunggu kelasnya mulai lebih baik ia mengikuti Ali ke kantor saja. Sangat membosankan jika harus sendirian lagi di apartemen itu. Dan tentunya Ali dengan terpaksa mengizinkan wanita manja itu. Di ruangan Ali berulang kali memijit bahunya bergantian dengan mengetik pekerjaannya dengan fokus. Wanita itu sangat merugikan dirinya. Prilly yang sedang asyik mendalami materi pelajarannya pun merasa kasian. Karena dirinya bahu Ali jadi pegal dan tentunya mengganggu pekerjaannya. Prilly memilih mendekati Ali dengan membawa minyak hangat yang akan meredakan pegal di bahu Ali.

"Sini aku pijitin." Aju Prilly.

"Tidak usah."

"Ih kamu tu kenapa ngeyel sih? Aku mau bantuin. Pasti ga nyamankan?" Tanpa menunggu izin dari Ali. Prilly pun mengambil Ali mengoleskan minyak hangat kepada bahu kanan Ali. Lelaki itu tidak menolak yang membuat Prilly lebih leluasa untuk memijit. Sedangkan Ali berusaha fokus dengan pekerjaannya.

"Udah enakan belum?"

"Belum."

Jawab Ali dusta. Hey! Ini sangat nyaman ketika tangan mulus Prilly memijit bahunya dengan baik.

Klik

Prilly terperenjat menjauhkan tangannya pada bahu Ali. Ali berusaha bersikap dengan cool ketika salah satu karyawan wanitanya itu masuk. Prilly pun duduk di posisinya tadi seraya tersenyum kepada wanita yang memakai hijab itu. Sangat cantik dan manis. Prilly saja yang perempuan terpana melihatnya.

Namun baru kali ini Prilly lihat wanita ini. Karyawan baru kah? Wanita itu mendekati Ali menunjukkan beberapa berkas kepada Ali. Mereka berdua sangat asik membahas pekerjaan. Prilly yang merasa di abaikan pun memilih untuk membaca ulang materinya kembali. Cukup lama Prilly mengalihkan pasangannya pada wanita dan Ali itu. Dari kejauhan keduanya terlihat sangat cocok. Prilly pun menatap dirinya sendiri memang dirinya belum berhijab tetapi Prilly sangat rajin beribadah.

Sepuluh BulanWhere stories live. Discover now