24. Akhirnya Pergi.

3.2K 334 39
                                    

"Kamu ga mau kenalan dengan kakak ipar?" Ali reflekmembulatkan matanya kaget. Alisnya hampir bertaut karena tidak mengerti dengan apa yang wanita ini katakan. Kakak ipar? Atau dia sekedar hanya ingin mengaku-ngaku saja?

"Prilly ga kasih tau? Kalau dia masih mempunyai keluarga?" Ali menatap wanita itu tajam. Kenapa wanita ini mengarang cerita tentang istrinya. Ali memilih untuk diam, melebarkan telinganya mendengarkan setiap kata yang keluar dari mulut wanita itu.

"Apa yang kamu katakan! Jangan bertele-tele!" Ali mulai emosi. Karena wanita itu sengaja menghentikan ucapannya agar Ali penasaran.

"Gadis itu bohong sama kamu adik ipar?" Sandra tersenyum penuh kemenangan karena ia merasa dapat memancing emosi Ali.

"Waw hebat! Setelah kabur dari rumah mencuri semua uang Papa nya sendiri. Sekarang malah beruntung menikahi lelaki kaya seperti kamu." Sandra bertepuk tangan.

"Dia keponakan pembantu saya. Jangan mengarang cerita!" Sandra menaikkan alisnya sebelah lalu menyodorkan Ali sebuah kertas foto copy yang tertulis disana Kartu Keluarga. Yang mana tertulis disana nama Prilly dan nama yang ia lihat di makam saat itu tidak ada disana. Prilly membohonginya? Jadi makam siapa yang ia Prilly akui sebagai Mama nya yang telah tiada itu. Wanita yang ia cintai itu berdrama kepada dirinya?

"Dia mau menikah dengan kamu karena kamu orang kaya!" Tangan Ali menggepal. Telinganya terasa sangat panas begitu juga dengan wajahnya. Apa semua ini?

"Dia berbohong. Adik saya itu terlalu tergila-gila sama uang. Kamu berikan tas berisi uang pun pasti akan diambilnya." Ali rasa Prilly bukan wanita yang seperti itu. Tetapi beberapa bukti mendukung istrinya seperti itu.

"Walaupun harga dirinya direndahkan, cobalah!" Bisik Sandra pada telinga Ali.

"Cukup!"

"Saya kasihan sama kamu adik ipar, telah di butakan cinta palsu wanita matre itu." Sandra mulai melipat tangannya di dada.

"Keluar kamu sekarang juga!"

"Jangan lupa dicoba adik ipar."

"Keluar!!"

Sandra mengambil tas nya di sofa melangkahkan kakinya keluar dari ruangan Ali. Sandra keluar dengan puas hati. Sudah lama ia merancang semua ini, akhirnya terselesaikan. Sandra mengetahui semua ini karena ia memata-matai adiknya itu selama berada di kampus yang sama dengan dirinya. Dan tentunya usahanya membuahkan hasil. Ia tidak akan lepaskan adiknya bahagia begitu saja hidup dengan lelaki kaya seperti Ali. Meninggalkan keluarga asalnya yang mulai tertekan menikah dengan keluarga bahagia yang kaya raya. Tidak semudah itu!

Sedangkan Ali mulai frustasi memikirkan kata-kata yang terucap dari mulut wanita tadi. Digenggamnya kertas yang ada di tangannya itu sampai remuk. Wanita yang ia cintai itu berani sekali membohongi dirinya sejauh ini. Ali tidak menyangka jika ia memilih wanita gila harta untuk dijadikan kekasih hidupnya. Baru saja ia merasakan apa yang namanya cinta, sekarang malah dikhianati seperti ini membuat hati Ali menggebu-gebu. Ali merogoh handphonennya menelpon seseorang.

"Cairkan uang sebanyak dua miliar dan masukkan kedalam tas besar." Perintah Ali dengan suara yang penuh emosi.

"Untuk apa Pak?"

"Lakukan sekarang juga!!" Teriak Ali kemudian menghempaskan handphonennya ke dinding sampai hancur lebur. Ali menarik rambutnya kuat-kuat mengusap wajahnya gusar. Wajahnya benar-benar memerah begitu juga dengan matanya. Sekuat hati, dia menahan agar tidak menangis. Ia tidak akan menangis karena wanita selain Hena sang ibu.

Sepuluh BulanNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ