26. Tidak Pernah Menyesal.

3.1K 374 39
                                    

Karena aku senang kalian komennya pada seru semua. Ini hadiah untuk kalian,  double update in today! Yeay!

Happy Reading..

~Sepuluh Bulan~

Seorang wanita berkerudung sedang memberi susu dari botol kepada seorang bayi yang dibedung. Sesekali dia menciumi pipi lembut bayi itu karena merasa gemas. Menanti dengan sabar sampai susu itu habis tak tersisa, sehingga bayi itu tertidur pulas kekenyangan. Ketika ia rasa bayi yang ada di tangannya itu benar-benar tertidur pulas ia taruh di box bayi dengan sangat hati-hati dan pelan agar bayi itu tidak bangun.

"Bunda bunda!"

"Iya Nak?" Sahut Prilly ketika ia sedang menaruh bayi itu di box bayi kemudian menyelimuti agar tidak kedinginan.

"Nanti buatin Aqila nasi goreng ya!"

"Iya sayang, sekarang kita keluar dulu ya. Nanti adek bayinya bangun." Gadis kecil berumur 5 tahun itu mengagguk lalu memegang jemari Prilly mengajak keluar dari kamar.

"Gimana Prill, Yusuf udah tidur?"

"Udah Buk," Lastri tersenyum mendengar jawaban Prilly.

"Yaudah yuk, sarapan. Anak-anak udah nunggu." Ajak Lastri.

"Aqilla nyusul yang lain dulu ya Nak, Bunda mau ngomong sama Buk Lastri dulu."

"Jangan lupa bikinin Aqila nasi goreng ya." Pesan Aqila sebelum pergi.

"Iya sayang." Aqila tesenyum menampakkan giginya yang belum terisi penuh. Setelah Aqila berlari kecil menjauh dari mereka. Prilly mengajak Lastri ke sebuah taman yang berada di rumah itu. Wajah Lastri penuh kebingungan.

"Ada apa Prill?" Tanya Lastri ketika mereka sudah menduduki kursi yang di sediakan di taman.

"Prilly nanti mau ke kota ngurus restoran disana Buk." Dapat Prilly lihat Lastri memberikan wajah khawatir. Sudah Prilly tebak, Lastri pasti akan khawatir ketika ia mengatakan ia akan ke kota mengurus restoran yang baru Prilly buka selama hampir dua bulan itu.

"Prilly gapapa kok Buk," Jelas Prilly berusaha menenangkan Lastri.

"Cuman sebentar nanti malam Prilly balik lagi."

"Besok aja baliknya Nak, kasian kandungan kamu." Lastri mengelus perut Prilly yang telah membuncit itu. Kandungan Prilly hampir genap 26 minggu yang berarti sudah masuk bulan ke 6. Tak terasa 3 bulan lagi ia akan melahirkan anak itu. Prilly tidak sabar menunggu masa itu.

"Kamu makin cantik pakai kerudung Prill, semoga Istiqomah ya Nak." Lastri mengelus kepala Prilly dengan penuh senyum haru. Sebulan terakhir ia memutuskan untuk berkerudung menutupi rambut dan auratnya yang lain. Prilly ingin memantaskan diri menjadi Hamba Allah yang lebih baik. Semenjak masalah itu Prilly baru sadar, hidup bukan semata soal dunia tetapi juga akhirat.

"Aamiin.." Jawab Prilly dengan senyuman.

"Ini semua berkat Ibuk, semua anak pasti meniru apa yang Ibu nya perbuat atau yang ia pakai." Nyaris saja Lastri menjatuhkan air matanya. Betapa berharganya gadis yang berada di hadapannya ini. Prilly benar-benar sudah dianggapnya sebagai anak kandungnya sendiri. Lastri sangat bersyukur telah memungut Prilly di jalanan waktu itu. Tidak ada kata penyesalan sama sekali di hati dan pikiran Lastri.

"Ibu bangga sama kamu Prill, membangun panti asuhan sebesar ini. Menjadikan tempat bernaung untuk beberapa anak yang ga diingikan oleh orang tuanya sendiri." Air mata yang ditahan Lastri sejak tadi akhirnya jatuh. Prilly tersenyum haru menyeka air mata di pipi Lastri.

Sepuluh BulanOù les histoires vivent. Découvrez maintenant