PROLOG

124 25 48
                                    

Seorang gadis dengan setelan piyamanya tengah berbaring sambil melihat-lihat story WhatsApp milik teman-temannya.

Kriet...

Tidak lama kemudian pintu terbuka, menampilkan sosok perempuan paruh baya yang diketahui adalah ibu dari gadis itu masuk ke dalam sembari membawa secangkir minuman jahe hangat di tangannya.

"Kak, belum tidur?" tanya perempuan itu sambil mendekati putrinya.

"Belum nih, Mah, lagi seru lihat story WhatsApp teman-teman aku," jawab putrinya yang sampai sekarang masih memfokuskan pandangannya pada benda pipih persegi panjang itu.

"Seru banget yah sampai Mamahnya diabaikan begitu saja," ucap perempuan itu lagi sambil terkekeh pelan.

Sedangkan yang ditanya hanya menganggukkan kepala saja.

"Coba lihat." Perempuan paruh baya itu merebut ponsel milik putrinya, penasaran dengan isi di dalamnya.

"Seru banget, kan, Mah? Mereka jalan-jalan terus sama keluarganya, sedangkan kita jarang banget. Ayah terlalu sibuk dengan pekerjaannya. Haha." Putri pertamanya itu berkata sambil tertawa miris.

"Jangan bicara begitu, Kak. Siapa bilang ayah hanya sibuk dengan urusan pekerjaannya saja? Ayah juga memikirkan kita, kok. Yang dia lakukan sekarang adalah mencari nafkah sebanyak-banyaknya untuk keperluan hidup kita. Kakak harusnya bersyukur sudah hidup enak seperti ini."

"Maksudnya?"

"Iya, kita masih bisa makan enak, tidur di kasur yang empuk bahkan terlindungi dari hujan dan panas." Perempuan itu menasihati putrinya dengan sabar.

"Tapi keluarga kita juga butuh jalan-jalan, Mah. Hitung-hitung menghirup udara segar di luar. Jangan diam di dalam rumah terus, bosan!" keluh gadis itu.

"Untuk itu ada saatnya, Sayang. Sekarang yang kamu lakukan hanyalah fokus belajar, tuntut ilmu sebanyak mungkin dan raih prestasi dahulu. Nanti jika kamu sudah sukses kamu bisa jalan-jalan ke manapun yang kamu mau! Bahkan sampai ke luar negeri sekalipun." Perempuan paruh baya itu berucap penuh makna sembari mengelus surai hitam putrinya.

"Iya, benar, Mah. Aku akan berusaha sekeras mungkin dalam menuntut ilmu, sampai aku sukses! Nanti aku ajak Mamah, ayah sama Zio jalan-jalan ke luar negeri. Okay?!" Gadis itu berucap dengan antusias.

"Haha, iya, Sayang."

"Yaudah sekarang kamu harus tidur! Ditaruh Handphonenya, jangan bergadang karena besok kamu harus sekolah!" perintah perempuan paruh baya itu tegas.

"Siap Komandan!" Gadis itu meletakkan ponselnya di atas nakas dan memberikan cangkir yang isinya telah diteguk habis kepada Ibunya. Kemudian ia menenggalamkan diri dalam selimut dan bersiap untuk berlabuh di alam mimpi.

"Mimpi indah, Sayang. Mamah selalu doakan kamu supaya menjadi orang sukses di masa depan nanti."

Setelah mengecup kening sang putri, perempuan paruh baya itupun keluar.

_____________

Hallo semua! Gimana, prolog-nya udah bagus belum, nih?

Aku harap kalian suka ya! ><

Jangan lupa vote dan komen sebanyak-banyaknya! Jujur itu moodboster banget supaya aku rajin nulis T_T

Oh, ya, sebelumnya aku mau kasih info bahwa cerita ini sedang aku ikutsertakan dalam lomba Writing Challenge 45 Days yang diselenggarakan oleh Terasastra_cakrawala🎉🎉🎉

Mana nih dukungannya?

Doain aja semoga bisa konsisten sampai akhir dan gak males Update nya ㅠㅠ

Buat kalian yang ikutan challenge ini juga dan lagi baca cerita aku /plak /PD banget. Semangat ya!❤

Udah deh segitu aja, takut kepanjangan:>

See u next part!💚



RUMIT [COMPLETED]Where stories live. Discover now